All Chapters of GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA: Chapter 81 - Chapter 90

136 Chapters

Kondisinya Memburuk?

Pria itu tiba-tiba saja memeluk Embun dari belakang, menelusupkan tangannya ke dalam tunik yang Embun pakai."Mas!" tegur Embun yang memang tidak biasa mendapat perlakuan seperti itu."Nanti Mas bantu beresin. Gak akan lama, kok, paling berapa menit juga selesai kemas-kemas." Pria itu merayu sang istri, tanpa melepaskan pelukannya hingga keduanya sudah sampai di lantai atas."Memang pakaian yang mau dibawa, banyak?" tanya Embun, masih menahan luapan hasrat yang sudah Raffa pancing sedemikian rupa."Mas gak usah bawa apa-apa. Di rumah Ibu juga banyak," balas Raffa, melepaskan hijab yang Embun pakai. Keduanya sudah masuk ke dalam kamar utama."Oh. Berarti cuma pakaianku saja, ya, Mas." Wanita itu menelisik dua buah koper yang kemarin di bawanya, menimbang pilihan yang akan dibawanya ke kampung Raffa.Namun konsentrasinya buyar sebab jemari Raffa semakin bergerilya menyusuri setiap inci tubuhnya. Serta sentuhan pada tengkuknya, membuat ia tak mampu lagi untuk bersikap abai.Siang yang te
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Azab bagi Evano

PoV RaffaAgus melaporkan padaku tentang kondisi Evano sekarang. Infeksi HIV yang menjalar di tubuhnya sudah memasuki stadium kronis. Jujur saja bukan kondisinya yang kukhawatirkan, melainkan Yulia dan bayinya yang mungkin saja sudah tertular.Aku sendiri sudah melakukan tes HIV berbarengan dengan tes DNA ketika kelahiran bayi Yulia. Bukan tidak mungkin Yulia tertular juga, lalu menularkannya kepadaku saat terakhir kali kami melakukannya.Beruntungnya aku tidak terjangkit virus tiada obat itu. Gejalanya pun bahkan tidak ada yang kurasakan.Apa sekarang aku harus mengecek kondisi Yulia dan bayinya?Ah, untuk apa? Sudah tidak penting lagi bagiku apa pun kondisinya."Mas! Kok, bengong?" Embun menggoyangkan lenganku, lalu menarikku untuk segera masuk ke dalam rumah. "Eh, maaf," ucapku pada wanita jelita di hadapanku. Kuikuti langkahnya ke dalam rumah yang juga mengekori langkah Ibuku. Sampai lupa jika saat ini kami berada di rumah Ibu."Assalamu'alaikum, Bu," ucapku, mencium punggung tan
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Kondisi Raffa

"Ya Allah. Apa kamu dan Yulia ...?" Ibu menggantung tanya. Sepertinya beliau segan untuk menanyakan kondisiku dan juga Yulia, di hadapan Embun."Ibu tenang saja. Raffa sehat. Raffa sudah melakukan tes tersebut setelah mengetahui tentang kondisi Evano saat si pria itu melakukan serangkaian pemeriksaan pasca kecelakaan."Bias kelegaan terpancar di wajah Ibu, meski pada akhirnya wanita itu kembali bertanya, "Kapan, Nak?""Raffa melakukan tes itu ketika mengambil sampel untuk tes DNA dengan bayi Yulia. Dan alhamdulillah, kedua tes itu hasilnya negatif.""Alhamdulillah, ya Allah ... kenapa baru cerita. Ibu hampir jantungan, tau!" Wanita yang telah melahirkanku itu menepuk keras lututku yang duduk berhadapan denganku."Raffa gak mau Ibu khawatir," ucapku."Tapi nyatanya kamu negatif 'kan? Baiknya ceritakan saja, daripada Ibu tau belakangan dan terkejut. Ibu takut sekali kamu kenapa-kenapa.""Iya. Maafkan Raffa, ya.""Oh, iya. Yulia dan bayinya bagaimana?" sambung Ibu lagi kembali bertanya.
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Tabur Tuai

PoV AuthorSemalaman bayi Yulia menangis tanpa penenangan dari sang ibu, sebab ibunya pun terus meraung merasakan tubuhnya yang semakin tak nyaman. Bayi laki-laki berusia dua setengah bulan itu mengalami pembengkakan pada lidah, serta ruam di beberapa bagian tubuhnya, membuat Nurul dan kakak laki-lakinya merasa tidak tega."Mungkin dia haus, minta ASI," tukas Satya, menyuruh kakaknya yang tengah merasakan siksa dunia untuk menyusui bayinya."Mbak gak sanggup, Sat. Mbak gak kuat lagi," lirih Yulia dengan tubuh yang semakin lemah. Kesadarannya nyaris hilang ketika Satya memintanya menyusui."Ya Allah, Mbak. Namanya jadi ibu itu harus sanggup, tetap bertahan untuk anaknya. Banyak, lho, ibu-ibu di luar sana berusaha kuat meskipun sedang sakit parah, asalkan anaknya tidak rewel."Ucapan Satya seolah menguap begitu saja, tidak ada balasan dari sang kakak. Satya terus menimang bayi bernama Sakti itu dengan penuh kasih sayang. Ia tahu, bayi itu tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari ke
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Seolah Dibiarkan

Sesampainya di halaman rumah, Pak Sujita menyediakan kursi di dekat motor itu dan membantu Satya menaruh Yulia ke atas kursi tersebut. Satya naik ke atas motornya lebih dulu dan meminta sang ayah untuk menaikkan Yulia agar ia yang menahan kendaran roda dua itu."Bapak enggak kuat, Sat. Gimana, ini?" Pak Sujita kewalahan menopang tubuh Yulia. Ia terus berusaha mencoba mengangkat Yulia agar bisa sampai ke atas jok motor Satya."Nurul, bantuin, Rul!" suruh Satya.Nurul mendekat dan mencoba membantu dengan satu tangannya."Pak, tolong dulu sebentar, Pak!" teriak Pak Sujita pada tetangganya yang berkerumun menyaksikan kesulitan mereka, namun tak ada yang maju untuk membantu.Satya mencoba turun dan memasang standar dua agar kendaraan itu bisa berdiri sendiri, ia kemudian bahu membahu dengan sang ayah untuk menaikkan Yulia. Bersamaan dengan itu, seorang Ustadz melintas dan segera mendekat ke arah keluarga Sujita."Ya Allah, ada apa ini, Pak?" sapanya, lantas membantu Pak Sujita dan Satya ya
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Tentang Sebuah Kejujuran

PoV Raffa"Embun ... apa kamu akan mengizinkan jika Mas ingin menjadi donatur tetap di panti asuhan Pak Zaidin?" tanyaku pada Embun. Sebetulnya aku ingin jujur tentang apa yang Khayra katakan padaku beberapa kali ini. Enrah mengapa, menyembunyikannya terasa seperti menyimpan bom waktu yang suatu saat nanti akan meledak dan menghancurkanku."Mengapa bertanya seperti itu, Mas? Aku tidak mungkin melarang suamiku menyalurkan keuangannya dalam hal kebaikan. Apalagi kita memang dianjurkan untuk menyayangi anak yatim." Tutur katanya nun lembut, membuatku seperti tengah berada di sebuah tempat yang begitu damai dan tentram.Kutundukkan wajah ini. Malu rasanya untuk mengakui bahwa ada seorang gadis muda yang menyatakan cintanya terhadapku. Namun aku merasa yakin, Embun akan mengerti dengan apa yang akan kujelaskan."Oh, iya, Mas sudah bicara soal anak yang ingin kita adopsi pada Pak Zaidin?" tanyanya, menatap lekat wajahku menuntut tanya."Sudah. Semalam Mas sudah bicarakan dengan beliau, sele
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Hukuman Bertubi yang Evano Rasakan

PoV Raffa"Emm, Mas! Kalau aku boleh tau, apa yang semalam kalian bicarakan?" tanyanya, kemudian menunduk segan.Kujelaskan apa yang pernah terjadi sebelum tadi malam. Sesuatu yang terjadi tanpa kusadari, telah membuat Khayra marah padaku. Tanpa kuketahui, Khayra mendengar pembicaraanku dengan ibu ketika membahas soal wanita yang ingin kunikahi adalah Embun, bukan Khayra.Dan semalam, Kyahra berlari pergi begitu saja ketika melihatku. Kukejar dirinya sampai ke samping masjid, dan ternyata Embun melihatnya."Khayra, Mas minta maaf jika memang ada salah.""Tidak perlu. Mas Raffa tidak pernah salah apa-apa. Aku yang salah, sudah mengundang rasa ini hanya dari perhatian yang Mas beri selama ini. Aku yang sudah salah mengartikan semuanya. Aku sadar dan aku malu.""Kalau begitu, kembalilah seperti dulu. Kembalilah menjadi adik yang baik untuk Mas.""Aku tidak bisa berjanji, Mas. Aku takut, aku semakin larut dalam rasa yang sudah salah tempat ini.""Buka hatimu untuk laki-laki lain yang jauh
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Embun Kesejukan

PoV RaffaPonsel dalam genggaman kembali berdering nyaring, kali ini tidak ada nama yang tertera di layar ponselku sebagai penelepon. Ragu untuk mengangkatnya, namun aku penasaran juga."Ada telfon lagi, lho, Mas. Kok, didiamkan saja?" tegur Embun, sontak membuatku terperanjat. Pikiranku benar-benar menjadi tidak fokus setelah melihat foto-foto Evano.Seperti itu Allah tunjukkan kekuasaannya. Dia laki-laki yang tampan, berkulit putih dan bertubuh atletis. Di mana pun dia berada, akan selalu menjadi pusat perhatian para wanita. Ia bahkan dengan mudahnya mendekati para korban wanita yang akan dijualnya. Miris.Sekarang dirinya terlihat sangat menyedihkan. Satu tangan dan kakinya sudah tiada lebih dulu, bahkan sekujur tubuhnya kini rusak, tidak lagi segagah dulu.Ponsel yang barusan menyala, kini kembali mati sebab tak segera kuangkat. Biarlah. Jika memang ada hal yang penting, penelepon itu pasti akan menghubungiku lagi.Kuletakkan ponselku di atas meja makan. Dengan perasaan yang berca
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

I Love You More

PoV Raffa"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Biarkan saja, ada keluarganya yang mengurus," tukas Ibu, sembari menghabiskan makanan di piringnya."Makan dulu, Mas," kata Embun dan segera kuangguki sebagai jawaban. Aku harus memakan makanan ini agar Embun tidak curiga dengan perasaanku yang kacau ini.Meski terasa mengganjal di tenggorokan, aku harus tetap menelannya. Hingga pada akhirnya makanan di piringku habis juga.Embun membantu Ibu merapikan dapur dan meja makan, sementara aku memilih duduk di kursi teras. Berpikir panjang ribuan kali, mencari solusi agar aku bisa membantu pengobatan Yulia dan bayinya. Bagaimana pun juga, aku tidak mungkin membiarkan nyawa seseorang dalam bahaya.Terbesit ide untuk meminta Agus saja yang pergi ke sana dan mengurusi semua pengobatan Yulia dan bayinya. Tapi aku sendiri penasaran ingin memastikannya secara langsung.Masalah uang itu mudah. Bisa kutransfer ke nomor rekening Satya yang masih kusimpan dalam ponselku. Ah, iya, sebaiknya kukirim saja dulu
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Menjenguk Yulia dan Bayinya

PoV Raffa"Satya!" panggilku pada pemuda yang terlihat hidung dan matanya memerah. Di sana bahkan tampak sisa air mata yang tidak bersih ia sapu."Mas!" Pemuda itu lantas menghambur ke dadaku, memelukku seraya menumpahkan tangisnya.Perasaanku semakin tidak karuan, khawatir sesuatu yang gawat telah terjadi pada Yulia dan bayinya. Bahkan mungkin saja mereka ... Ah, tidak! Aku tidak boleh berpikir yang bukan-bukan."Sakti, Mas. Sakti harus dibawa ke ruang NICU karena pneumonia. Sementara Mbak Yulia kritis. Hasil tes mereka belum keluar, tapi dokter menduga ada sesuatu yang terjadi pada mereka.""HIV?" tebakku. Entah mengapa sejak tadi aku sudah menduga ke arah sana. Apalagi setelah mendengar berbagai gejala pada mereka."Dari mana Mas tau?" Wajahnya seketika membeku, mengusir tangis yang tadi sempat tergambar."Evano. Laki-laki itu sempat mengalami kecelakaan yang hampir saja membawanya ke akhirat. Tapi Allah masih mengijinkannya hidup. Dia sudah Mas laporkan saat itu dan terpaksa harus
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status