All Chapters of GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA: Chapter 121 - Chapter 130

136 Chapters

Pernikahan Satya dengan Dhisa

PoV Author"Kami pulang, ya, Mbak, Mas. Assalamu'alaikum ..."Dua pemuda yang bekerja di kantor dan kota yang sama itu pun pamit untuk pulang ke rumah orang tua Dhisa di kota itu. Keduanya sama-sama mengambil cuti esok hari untuk perjalanan kembali ke kota Jember, dan kembali bekerja pada hari selasa."Wa'alaikumussalam ... kalian hati-hati, ya. Kabari Mas jika sudah sampai. Dan besok, harus lebih hati-hati lagi karena perjalanan panjang. Ingat, jika lelah istirahat, jangan memaksakan." Raffa mengingatkan layaknya seorang kakak."Iya, Mas. Terima kasih banyak.""Satu lagi, undang kami jika sudah waktunya tiba," ingat Raffa lagi, mengedipkan satu matanya ke arah Satya hingga pemuda itu tertawa sekilas."Pasti, pasti. Mas Raffa dan Mbak Embun ini spesial bagi kami. Inshaa Allah bulan depan, Mas. Do'akan semoga tidak ada halangan yang berarti.""Aamiin ..." Embun menyahut cepat, mengamini. Wanita hamil itu pun lantas memeluk Dhisa penuh hangat, ketika gadis itu menyalaminya.Setelah kepe
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Audy ternyata ....

PoV Author"I-iya. Audy, kamu di sini ngapain?" Raffa balik bertanya meski dengan ucapan yang terbata-bata. Ya, gadis itu adalah Audy."Lho, kamu lupa? Dhisa itu sepupu aku." Audy menunjuk ke arah mempelai wanita yang tengah tersenyum bahagia di atas pelaminan."Oh, ya?" Namun Raffa justeru menautkan alis, mencoba mengingat-ingat.Di masa kuliah dulu, Audy merupakan teman Embun dan juga cukup dekat dengan Raffa. Mereka bertiga pernah saling mengunjungi keluarga teman satu sama lain. Audy pun pernah mengatakan akan pergi berlibur ke ibukota, ke rumah tantenya. Dan tante yang dimaksudnya itu adalah ibunya Dhisa. Namun karena suatu masalah yang Raffa tidak tahu, tiba-tiba saja Audy menjauhi Embun."Dih, sudah lupa 'kan! Sudah, nanti kuceritakan lagi. Tapi ada hal yang lebih penting yang ingin aku ceritakan," kata Audy menggebu-gebu."Apa, itu?" tanggap Raffa, melirik gadis berambut gulali tersebut yang tanpa malu-malu duduk di kursi sebelahnya."Aku, tuh, kesel! Marah, pengin mengamuk di
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Anugerah Terindah

PoV Embun"Maashaa Allah, cantik ... terima kasih, Nak, kamu sudah mau berjuang bersama Bunda." Kuciumi pipi merah jambu bayi perempuanku. Allah ... terima kasih atas kelahiran bayi ini. Meski di usia yang rentan untuk hamil, aku membuktikannya bahwa aku bisa.Hidup, mati, jodoh dan rezeki adalah kuasamu, ya, Rabb. Tidak ada yang bisa memprediksi, apalagi menentukan. Meski kala itu dokter sempat khawatir, sempat berpesan banyak hal padaku karena usiaku sudah hampir kepala empat, namun kini kubuktikan bahwa aku mampu menjaga bayiku selama sembilan bulan. Aku bahkan mampu melahirkannya dengan proses normal.Ibu mertua yang sangat baik, selalu khawatir dengan kondisiku. Apalagi hari ini, ketika ia melihatku meringis merasakan kontraksi, beliau sampai tak bisa menahan kemih. Sebetulnya aku tak tega sampai membuatnya seperti itu, tapi ada saja rasa ingin menertawakan. Dasar, aku!Masalah jodoh pun tidak ada yang bisa menebak. Siapa yang bisa menyangka, jika aku dan Mas Raffa akan bersatu?
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Takziah

"Do'ain Om supaya cepat punya yang lucu-lucu seperti kamu, ya," ucap Satya pada bayi kami, dengan nada yang dimirip-miripkan seperti anak kecil."Aamiin." Aku, Mas Raffa dan Ibu menimpali. Kulirik Dhisa yang juga bergumam mengucapkan kata amin. Lengkungan tipis di bibirnya, sampai tatapan sayu matanya yang tidak pernah lepas dari Satya. Dari sana aku bisa menilai, betapa besar cinta yang ia miliki untuk Satya."Gempur terus, Sat, jangan kasih kendor!" gurau Mas Raffa, dan sontak kupelototi dirinya. Malu, ada Ibu dan juga Nurul. Lagi pula, belum tentu Satya dan Dhisa mengerti dengan ucapannya.Lagi-lagi aku melirik pasangan baru itu yang mengulum senyum dan menunduk. Dasar, Mas Raffa! Mentang-mentang sudah tahu, bahkan sudah seperti orang minum obat."Adik cantik, ikut tante, yuk!" ucap Nurul, menciumi wajah bayiku dengan begitu gemas."Rul, udah. Kasihan, masih bayi banget." Dhisa mengingatkan adik iparnya dengan lembut."He he ... habisnya gemes banget," kata Nurul yang sejak tadi pa
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Hangatnya Malam yang Diguyur Hujan

"Bener, ya, Mbak. Aku akan selalu merindukan kalian." Nurul mengeratkan pelukannya pada wanita hamil itu, tanpa merasakan batasan sebagai wanita lain yang telah menikah dengan mantan kakak iparnya."Iya, Nurul. Mbak juga mau berpesan pada kalian. Jangan pernah bermusuhan lebih dari tiga hari. Mbak yakin, gak ada wanita yang tidak pernah merasa kesal pada iparnya. Sesekali boleh kesal, tapi jangan berlebihan. Begitu pun sebaliknya, ya, Dhisa." Embun memberikah nasehat pada dua wanita yang bisa dibilang bukan siapa-siapanya, berperan layaknya seorang kakak tertua. "Duuh ... Mbak Embun itu betul-betul Kakak tertua kami. Makin berat buat pisah," rengek Dhisa. Di usianya yang sudah dewasa, bahkan hampir menjadi seorang ibu pun, ia tidak merasa malu bermanja pada Embun."Nah, semoga yang baik-baik dari Mbak ini, bisa kamu jadikan contoh." Embun mengurai pelukan pada keduanya, mengusap lembut pipi dua wanita yang menjadi adik angkatnya itu."Anak cantik, kamu juga harus selalu menjadi anak
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

'Gerimis' Pertama dalam Pernikahan Raffa dan Embun

PoV EmbunPagi yang begitu cerah, kubuka jendela dengan kedua tangan yang merentang. Aku menoleh pada pria yang saat ini masih bergelung di dalam selimut. Dia, suamiku. Laki-laki yang telah menikahiku lebih dari empat tahun ini. Kuusap wajahnya, memintanya untuk segera bangun, setelah ia tidur lagi subuh tadi usai sholat."Ayah, bangun ...""Emmh ... lima menit lagi," ucapnya, tanpa membuka mata.Kuciumi seluruh wajahnya. Itulah cara jitu untuk membangunkannya. Meski terkadang, aku justeru harus kembali mandi keramas."Bunda ... mau menggoda, ya, heh?" Benar saja, ia melingkarkan tangan di pinggangku, manarik hingga aku terjatuh ke atas tubuhnya.Akhirnya, ia membuka mata lebar-lebar. Mehujaniku dengan kecu_pan bertubi-tubi di seluruh area wajah dan leher.**Kami saling menatap malu, usai membersihkan diri untuk kedua kalinya di pagi ini."Aku duluan ke kamar anak-anak, ya, Yah.""Iya, Sayangku.""Jangan lupa nyusul ke meja makan. Aku sudah buatkan sarapan," teriakku di ambang pintu.
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

Chyra Hilang?

PoV EmbunAkhirnya, tugasku sedikit berkurang. Terpaksa kuterima bantuan dari Nazwa, agar tidak terlalu kerepotan. Nazwa menggantikan peranku menggantikan celana Cyra yang mengompol, atau mengambilkan minum untuk kami. Nazwa bahkan sudah bisa membuatkan susu untuk Cyra dan menemaninya tidur siang.Kutatap sendu wajah ayu gadis berusia tujuh setengah tahun itu. 'Kamu pasti lelah, Nak, hari ini. Maafkan Bunda,' batinku.Nazwa baru saja tertidur menjelang ashar tadi, di saat Cyra dan Dareen sudah terbangun dari tidur siangnya. Aku benar-benar merasa bersalah, sudah melibatkan anak sekecil itu dalam tugas-tugasku, meski memang tidak terlalu berat.Nanti malam, jika Mas Raffa sudah pulang, aku akan mengajak mereka makan malam di luar, seperti semalam. Hitung-hitung sebagai reward bagi mereka yang sudah banyak membantuku hari ini.Aku duduk di pelataran teras kami, sambil memerhatikan Cyra yang sedang bermain pasir kinetik di halaman rumah. Sambil memangku Dareen, aku bersenandung shalawat
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more

Luka di Dadanya

PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

Kamu Nakal, Sih!

PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Terduga Pelaku

Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status