Semua Bab Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma: Bab 111 - Bab 120

127 Bab

Pemicu Masalah

Aku membanting tubuhku ke atas sofa dan merebahkan tubuhku dengan nyaman. Rasa lelah dan letih yang sebelumnya tidak terasa sama sekali mulai menghampiri tubuhku secara perlahan. Aku memejamkan mataku sejenak. Menghilangkan semua energi negatif yang menumpuk.Jam kecil yang ada di atas nakas menunjukkan pukul 10 malam. Kami berada di luar sepanjang hari dan pantas saja rasanya sangat melelahkan. Aku menoleh ke arah pintu yang mengeluarkan suara. Ada Tama di sana yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah dengan handuk yang tersampir di lehernya. Pria ini nampak menggiurkan.Kedua tangannya bergerak mengusap rambutnya yang masih meneteskan air. Begitu tatapan kami bertemu dia langsung tersenyum dan bergerak mendekatiku.“Capek?“ tanyanya sambil menyerahkan handuk kecil yang dia bawa tadi padaku. Tanpa dia suruh aku bisa langsung tahu apa yang di inginkan oleh priaku ini. Tanganku bergerak untuk mengusap kepalanya. Harum aroma sampoo yang dia gunakan menguar bebas di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Baca selengkapnya

Autor POV (Makan Bersama)

“Lo ngerokok lagi?“ Damar mengernyitkan kening begitu melihat Tama yang mulai menyesal kembali benda yang sudah dia coba jauhi. Mereka sedang berada di rooftop kantor. Tempat yang biasanya menjadi basecamp untuk para perokok. Damar memang sengaja datang ke sini karena merasa suntuk di dalam. Dia membutuhkan rokok untuk setidaknya menenangkan pikirannya.“Cuma sebatang,” jawab Tama sambil mematikan rokok yang sudah selesai dia hisap di dalam asbak.“Jadi, masalah apa yang lagi lo terima kali ini.“Damar sangat mengenal sahabatnya ini. Tama hanya akan merokok jika dia menghadapi masalah. Jika sudah kelewat pelik, Tama akan minum. Karena sekarang hanya merokok, pasti itu masalah yang seharusnya bisa dibicarakan namun harus tertunda sejenak. Pada dasarnya Tama itu bukan perokok dan peminum. Apa yang dia lakukan pasti karena ada penyebabnya.“Cuma lagi mau ngerokok doang,” jawabnya singkat.“Lo kira lo bisa bohongin gue.“ Damar kembali menepuk pelan bahu Tama. Kebiasaan yang tidak pernah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-30
Baca selengkapnya

Nyidam

"Benda apa yang akan lebih berguna setelah dipecahkan?" tukasku sambil menatap Tama dari buku TTS yang akhir-akhir ini menjadi sahabat setiaku untuk mengatasi jenuh. Tama yang tadinya asyik memijat kakiku mulai menghentikan gerakannya sejenak sambil menatapku. "Ada cluenya nggak?!" jawabnya singkat lalu kembali melanjutkan tugasnya untuk memijat kakiku."Hmmm, ada. Lima kotak huruf ke empatnya U.""Telur."Aku menghitung jumlah hurufnya terlebih dahulu sebelum menuliskan kata telur. Senyumku langsung mengembang saat tahu kalau jawaban yang diberitahukan Tama itu benar."Badannya lurus, matanya satu, ekornya juga satu. Apakah itu?""Benda, kan?" Tama bertanya dengan kening yang berkerut sambil menggumamkan pertanyaan itu berkali-kali dengan suara berbisik. "Senter?!" jawabnya terdengar tidak pasti."Bukan.""Kita punya nggak?" tanyanya lagi mencoba kembali memastikan."Kayaknya sih kita nggak punya.""Huruf awalnya apa?" ucapnya, kini tangannya mulai bergerak untuk mengambil minyak za
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya

Belanja Lagi

Butuh waktu tiga jam bagi Tama untuk menemukan sosis indomaret yang masih tersedia di tengah malam seperti ini. Pria itu bahkan sampai menghampiri banyak minimarket yang dia pikir masih menyediakan sosis yang di pesan Aluna. Hanya saja tidak sesuai dugaan karena ternyata menemukan barang yang nampak sepele itu menjadi kegiatan yang menyita waktu. Pada akhirnya pencarian Tama berakhir pada sebuah mini market di ujung gang. Tama juga baru tahu ada mini market di sana. Setelah mengirimkan foto pesanan Aluna dan mendapat approval dari wanita itu, trasaksi segera dilakukan secepat mungkin. Tama sudah terlalu lama meninggalkan Aluna dan dia berharap bisa segera pulang. Banyak pikiran buruk yang berkecamuk dan membuat pria itu tidak tenang."Lama banget!!!" seru Aluna dengan nada manja saat membukakan pintu. Tama terkekeh kecil untuk memberi respon. Karena tugas yang diberikan Aluna ternyata tidak semudah dugaannya."Pada udah tutup sayang. Aku juga khawatir sama kamu. Kalau bukan karena ng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Hampir Honey Moon

Aluna PovAku mulai mengerjapkan mataku ketika merasakan hawa panas mengenai tengkuk. Meski masih terasa berat tapi aku tetap memaksakan mataku untuk terbuka. Dan ternyata ada Tama yang wajahnya sudah mendarat nyaman di ceruk leherku. Nafas hangatnya menggelitik leherku.Kugerakkan pelan tubuhku untuk menghindar dari sapuan nafasnya, sayang aku malah membuat Tama terbangun."Ehmm," gumamnya pelan sesaat setelah membuka matanya. Tama mulai mereganggkan tubuhnya sebentar lalu kembali memelukku ketika posisi tubuhku sudah sepenuhnya menghadap ke samping dan menatap ke arahnya. Wajah kami berhadapan sangat dekat. Aku mengecup bibirnya, tapi dibalas Tama dengan lumatan. Atas dan bawah bergantian dengan sangat lembut dan perlahan. Rasanya sudah sangat lama kami tidak memiliki waktu bermesraan seperti sekarang semenjak aku hamil besar. Tangan Tama bergerak masuk ke dalam kaos milikku, mengelus lembut perutku. Itu adalah kegiatan yang selalu dia lakukan dan menjadi kegiatan favoritnya setiap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-10
Baca selengkapnya

Hasil USG

Aluna PovSudah menjadi kebiasaan jika waktu pemeriksaan datang, Tama akan selalu meluangkan waktunya untuk menemaniku. Walaupun jadwal kerjanya amat sangat padat. Kata Tama, dia tidak mau melewatkan moment perkembangan detik-detik kehadiran si baby meski itu hanya lewat monitor USG. Mendengarkan detak jantung mereka adalah hal yang sangat Tama tunggu. Lalu hasil foto USG yang kami dapat akan selalu dia simpan di dompetnya yang kini entah sudah ada berala di sana. Entah kenapa aku malah merasa kalau yang lebih excited di sini itu Tama dibandingkan aku sendiri yang notabenya adala calon seorang ibu. Mungkin juga karena ini adalah anak pertama kami berdua. Untuk jenis kelamin, baik aku maupun Tama tidak terlalu memikirkannya. Asalkan mereka terlahir sehat dan normal itu sudah sangat membuat kami berdua sangat bersyukur.Kali ini kembali bertemu dengan dokter yang sedari awal bertanggung jawab atas kehamilanku. Namanya Mela. Dia itu temannya Lisa dan salah satu wanita yang sempat menyim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

Preeklamsia

Aluna Pov"Aluna?" Suara Mela kembali menarik kesadaranku kembali ke dunia nyata. Sepertinya kegugupan yang melanda berhasil membuatku termenung. Siapa yang tidak kepikiran jika kedua manusia yang membantu dan menemaniku sampai beradu mukut seperti itu."I-iya, gimana?" ucapku pelan seraya mengembalikan fokusku pada Mela. Nampaknya ini akan menjadi pembicaraan yang cukup panjang.Wanita itu mulai menjelaskan semuanya dengan rinci dan detail. Selama penjelasan itu berlangsung tidak ada satu pun yang berhasil aku cerna kecuali satu kata. Kata yang menjadi momok paling menakutkan bagi ibu hamil.PREEKLAMSIA"Masih sanggup buat dengerin penjelasan dari gue?" tanya Mela. Raut wajah khawatir juga tidak dia sembunyikan. Jujur untuk saat ini aku sudah tidak sanggup untuk mendengarkan apa-apa. Aku hanya ingin cepat berbaring karena durasi denyut di kepalaku semakin menjadi dan terasa sangat menyakitkan."Kalau gitu gue bakal jelasin ke Tama. Sekarang lo harus istirahat dulu."Aku mengangguk pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bukan Deep Talk

Tama masih terdiam di tempatnya. Pikirannya saat ini sedang kalut dan itu terlihat dari raut wajahnya. Mela dan Lisa yang duduk di hadapannya hanya bisa mengela nafas pelan. Toh, mereka tidak tahu harus memberikan kalimat motivasi seperti apa karena kondisi ini terjadi pada teman dekat mereka sendiri. Mereka juga tahu kalimat penyemangat itu masih belum bisa memberikan efek yang luar biasa bagi pria itu.Tanpa ba bi bu Tama memang langsung menghubungi kedua temannya itu. Dia bebar-benar meminta banyak penjelasan dan efek samping dari preeklamsia. Untuk saat ini menambah informasi merupakan yang bisa dilakukannya."Nggak usah terlalu khawatir. Lo udah tahu juga kan apa-apa aja yang harus lo lakuin nantinya," jelas Lisa. Tama memang selalu mengkhawatirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Aluna. Dan itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka.Terlalu mengkhawatirkan sesuatu hingga berlebihan. Itulah Tama."Tetap aja gue nggak bisa tenang. Kehamilan Luna masih membutuhkan ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Pernyataan Luna

"Aku tambah berisi banget ya," ucap Luna lagi. Kini dia bahkan sampai membalikkan tubuhnya supaya bisa bertatapan dengan Tama. Momok yang paling menakutkan bagi wanita adalah perubahan bentuk tubuh yang langsung drastis. Aluna hanya wanita biasa yang bisa merasakan takut kehilangan. Apalagi sekarang hubungannya dengan Tama sedang dalam mode yang amat membahagiakan dan benar-benar takut untuk kehilangan."It's okay. I still love you," Tama mulai mendekatkan wajah mereka dan mulai saling menggesekkan kedua ujung hidung mereka berdua karena gemas."Tapi kan nanti badan aku bakal melar habis-habisan?" tanyanya memastikan lagi. Tama membalasnya dengan cara mengecup sudut bibir Luna. "Terus nanti juga perut sama badan aku bakal penuh sama stretchmark," lanjutnya kembali memperjelas. Dia hanya ingin memastikan kalau Tama tidak akan meninggalkan dia saat kondisinya sedang tidak menarik seperti sekarang."Aku nggak pernah mempermasalahkan soal bentuk badan kamu. Aku memilih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Mellow Feeling

Tama PovMalam itu, untuk pertama kalinya aku bisa merasakan gerakan lembut yang berasa dari triplets. Itu adalah moment paling emosional sepanjang kehidupanku sebagai seorang Dytama dan aku jadi yakin jika semuanya akan berjalan baik-baik saja. Luna dan triplets akan sehat sampai jadwal operasi mendatang.Berbeda dengan harapanku kala itu, kini keadaan Luna malah terlihat semakin tidak baik. Keyakinan yang berhasil aku tanamkan hampir sirna semua karena kondisi itu.Luna kini sering mual muntah, pingsan, dan yang paling membuatku hampir kacau adalah, dia juga harus diberikan suntikan untuk pengencer darah setiap dua belas jam sekali. Bukan hanya itu saja, ada kalanya Luna sampai harus di bawa ke UGD karena bekas suntikannya itu terus-menerus mengeluarkan darah tanpa henti. Itu efek dari darah yang ada di tubuhnya terlalu encer.Rasanya, jiwaku seperti ditarik keluar paksa ketika melihat dress favoritnya sudah dipenuhi oleh darahnya. Kala itu aku berserah pada Tuhan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status