Semua Bab Mendadak Hamil Setelah Bangun dari Koma: Bab 111 - Bab 114

114 Bab

Pemicu Masalah

Aku membanting tubuhku ke atas sofa dan merebahkan tubuhku dengan nyaman. Rasa lelah dan letih yang sebelumnya tidak terasa sama sekali mulai menghampiri tubuhku secara perlahan. Aku memejamkan mataku sejenak. Menghilangkan semua energi negatif yang menumpuk.Jam kecil yang ada di atas nakas menunjukkan pukul 10 malam. Kami berada di luar sepanjang hari dan pantas saja rasanya sangat melelahkan. Aku menoleh ke arah pintu yang mengeluarkan suara. Ada Tama di sana yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah dengan handuk yang tersampir di lehernya. Pria ini nampak menggiurkan.Kedua tangannya bergerak mengusap rambutnya yang masih meneteskan air. Begitu tatapan kami bertemu dia langsung tersenyum dan bergerak mendekatiku.“Capek?“ tanyanya sambil menyerahkan handuk kecil yang dia bawa tadi padaku. Tanpa dia suruh aku bisa langsung tahu apa yang di inginkan oleh priaku ini. Tanganku bergerak untuk mengusap kepalanya. Harum aroma sampoo yang dia gunakan menguar bebas di
Baca selengkapnya

Autor POV (Makan Bersama)

“Lo ngerokok lagi?“ Damar mengernyitkan kening begitu melihat Tama yang mulai menyesal kembali benda yang sudah dia coba jauhi. Mereka sedang berada di rooftop kantor. Tempat yang biasanya menjadi basecamp untuk para perokok. Damar memang sengaja datang ke sini karena merasa suntuk di dalam. Dia membutuhkan rokok untuk setidaknya menenangkan pikirannya.“Cuma sebatang,” jawab Tama sambil mematikan rokok yang sudah selesai dia hisap di dalam asbak.“Jadi, masalah apa yang lagi lo terima kali ini.“Damar sangat mengenal sahabatnya ini. Tama hanya akan merokok jika dia menghadapi masalah. Jika sudah kelewat pelik, Tama akan minum. Karena sekarang hanya merokok, pasti itu masalah yang seharusnya bisa dibicarakan namun harus tertunda sejenak. Pada dasarnya Tama itu bukan perokok dan peminum. Apa yang dia lakukan pasti karena ada penyebabnya.“Cuma lagi mau ngerokok doang,” jawabnya singkat.“Lo kira lo bisa bohongin gue.“ Damar kembali menepuk pelan bahu Tama. Kebiasaan yang tidak pernah b
Baca selengkapnya

Nyidam

"Benda apa yang akan lebih berguna setelah dipecahkan?" tukasku sambil menatap Tama dari buku TTS yang akhir-akhir ini menjadi sahabat setiaku untuk mengatasi jenuh. Tama yang tadinya asyik memijat kakiku mulai menghentikan gerakannya sejenak sambil menatapku. "Ada cluenya nggak?!" jawabnya singkat lalu kembali melanjutkan tugasnya untuk memijat kakiku."Hmmm, ada. Lima kotak huruf ke empatnya U.""Telur."Aku menghitung jumlah hurufnya terlebih dahulu sebelum menuliskan kata telur. Senyumku langsung mengembang saat tahu kalau jawaban yang diberitahukan Tama itu benar."Badannya lurus, matanya satu, ekornya juga satu. Apakah itu?""Benda, kan?" Tama bertanya dengan kening yang berkerut sambil menggumamkan pertanyaan itu berkali-kali dengan suara berbisik. "Senter?!" jawabnya terdengar tidak pasti."Bukan.""Kita punya nggak?" tanyanya lagi mencoba kembali memastikan."Kayaknya sih kita nggak punya.""Huruf awalnya apa?" ucapnya, kini tangannya mulai bergerak untuk mengambil minyak za
Baca selengkapnya

Belanja Lagi

Butuh waktu tiga jam bagi Tama untuk menemukan sosis indomaret yang masih tersedia di tengah malam seperti ini. Pria itu bahkan sampai menghampiri banyak minimarket yang dia pikir masih menyediakan sosis yang di pesan Aluna. Hanya saja tidak sesuai dugaan karena ternyata menemukan barang yang nampak sepele itu menjadi kegiatan yang menyita waktu. Pada akhirnya pencarian Tama berakhir pada sebuah mini market di ujung gang. Tama juga baru tahu ada mini market di sana. Setelah mengirimkan foto pesanan Aluna dan mendapat approval dari wanita itu, trasaksi segera dilakukan secepat mungkin. Tama sudah terlalu lama meninggalkan Aluna dan dia berharap bisa segera pulang. Banyak pikiran buruk yang berkecamuk dan membuat pria itu tidak tenang."Lama banget!!!" seru Aluna dengan nada manja saat membukakan pintu. Tama terkekeh kecil untuk memberi respon. Karena tugas yang diberikan Aluna ternyata tidak semudah dugaannya."Pada udah tutup sayang. Aku juga khawatir sama kamu. Kalau bukan karena ng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status