Semua Bab Hanya Pengantin Pengganti: Bab 1 - Bab 10

17 Bab

1. Tamu Undangan

Maria, wanita berusia 49 tahun itu hanya bisa menggeleng pasrah melihat bagaimana putrinya yang sedang bersolek di depan cermin seraya tersenyum manis."Kamu udah cantik banget itu, Ri. Mau sampai kapan dandannya? Itu Clara udah nungguin loh dari tadi," ujar Maria mengingatkan Gauri Alidya--putrinya--jika sahabat karibnya Clara Utari sudah menunggu. Bahkan sejak tiga puluh menit yang lalu."Iya, Bu. Bentar lagi," jawab Gauri masih sibuk memakai eyeshadow untuk mempercantik matanya."Iya, Ri. Bener. Emang kamu mau pengantinnya minder karena lebih cantikan tamunya?" Clara gadis berusia 27 tahun;seumuran dengan Gauri itu ikut menggoda Gauri."Ya ampun kalian ini ganggu aja. Nanti make up-nya gak selesai loh ini," protes Gauri menatap jengah kedua wanita yang sedang berdiri di ambang pintu.Maria dan Clara tersenyum puas karena berhasil menggoda Gauri. Keduanya memilih mengobrol di ruang tamu seraya menunggu Gauri selesai. Butuh waktu sekitar sepuluh menit dan Gauri pun datang dengan gaun
Baca selengkapnya

2. Kok Jadi Gini?

Gauri memang suka menjadi pusat perhatian semua orang. Saat dia mendapat peringkat pertama di sekolah, mendapat beasiswa di universitas bergengsi serta menjadi pegawai teladan di kantor. Namun saat ini untuk pertama kalinya Gauri tidak menyukai saat dirinya menjadi pusat perhatian."Gauri Alidya."Sejak Satya menyebut namanya, dunia Gauri seakan terhenti. Bahkan dia sudah tidak sadar ponsel yang sejak tadi di tangan kini jatuh di atas lantai hingga membuat layarnya rusak parah.Semua orang kaget akan pernyataan Satya. Si pengantin wanita sampai menangis keras seraya memeluk sang ibu. Lia tak kuasa mendengar kenyataan yang begitu pahit."SATYA!!!" teriak Ayah Lia murka."Maaf, Pak. Tapi tolong mengertilah. Saya tidak bisa menikah dengan Lia saat saya mencintai orang lain," ujar Satya membuat semua orang di sana semakin marah.Sementara Gauri hanya bisa bergeming di tempatnya. Jujur dia sedang mencoba mencerna apa yang terjadi di sini. Bahkan beberapa pertanyaan dari Clara dan orang-or
Baca selengkapnya

3. Semuanya Kacau

Gauri tidak mengerti kenapa dia malah terjebak di sini. Ya. Di rumah Satya bersama pria itu dan orangtuanya. Tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara. Hal yang membuat Gauri malah makin gugup."Gauri?" Hingga suara lembut Ibu Satya; Indah, memanggil Gauri membuat wanita itu mendongak."Iya, Bu," jawab Gauri dengan rasa gugup yang masih mendominasi. Tangan wanita itu saling meremat satu sama lain. Sungguh rasanya seperti sedang disidang."Kamu gak ngidam apa-apa, Nak?" tanya Indah kini beralih duduk di samping Gauri sambil mengelus tangan wanita itu lembut.Oh iya. Gauri lupa jika semua orang tahunya dia sedang hamil. Gauri melirik ke arah Satya seakan bertanya apa yang harus dia katakan. Namun pria itu justru tersenyum tipis. Dasar pria menyebalkan. Gauri merubah ekspresi wajahnya saat menoleh kembali ke arah Ibu Satya."Gak kok, Bu. Gauri gak ngidam apa-apa," jawab Gauri tersenyum."Beneran? Kamu gak usah malu, Nak. Kalau memang ada yang kamu mau langsung bilang saja sama I
Baca selengkapnya

4. Lamaran

Gauri beberapa kali menghela napas berat seraya meremat tangannya sendiri. Dia sekarang berada di dalam kamar. Duduk sendirian di atas tempat tidur. Wajahnya terlihat kesal. Bagaimana tidak, setelah menjelaskan semuanya Satya pamit pulang meninggalkan Gauri sendirian dalam keluarga yang masih kacau. Ck! Tidak akan meninggalkan Gauri? Buktinya pria itu tetap pergi dari sana tanpa peduli dengan keadaan Gauri. Sepertinya Gauri salah karena sudah terbawa perasaan tadi. Tapi untuk apa juga Satya tetap berada di sana? "Ah, bener juga," gumam Gauri merasa dirinya begitu bodoh. Sebenarnya apa yang dia harapkan dari hubungan ini?Tok ... Tok ... TokGauri mendongak melihat siapa yang datang melewati pintu kamarnya."Clara," lirih Gauri sedikit tersenyum melihat eksistensi Clara di sana. "Kirain kamu udah pulang," kata Gauri tanpa mengalihkan pandangan dari Clara yang kini duduk di sampingnya."Gimana bisa pulang dengan keadaan kayak gini, Ri," ketus Clara memasang wajah kesal.Gauri tersenyu
Baca selengkapnya

5. Hari Pernikahan

Persiapan pernikahan dilakukan dengan cepat. Gaun pernikahan, catering dan segala macamnya. Untung saja dua paman Gauri meminta bantuan keluarga yang lain. Membagi tugas agar semua bisa selesai tepat waktu.Walau itu berarti Gauri harus menjawab puluhan pertanyaan---yang intinya sama saja--- dari para keluarga yang datang. Ingin menutupi juga percuma karena berita cepat sekali tersebar apalagi dikawasan perkampungan. Bisa dikatakan Gauri dan Satya seketika jadi buah bibir semua orang.Gauri sendiri jadi malu untuk keluar rumah membuatnya hanya bisa berdiam diri di kamar. Seperti orang bodoh. Dia hanya akan keluar jika itu hal mendesak. Itupun Gauri akan mengenakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya. "Padahal aku gak ngapa-ngapain, terus kenapa sih aku harus ngerasa takut dan malu kayak gini?" erang Gauri frustasi melempar masker yang ia kenakan. Andai saja tidak teringat janjinya mungkin Gauri akan ke mesjid dan mengumumkan jika semua yang terjadi adalah kebohongan yang dibuat S
Baca selengkapnya

6. Sebutan Baru

Acara ijab kabul berlangsung dengan lancar. Kini Gauri bisa bernapas lega karena apa yang sempat mengganggu pikirannya tadi tidak terjadi. Wanita itu juga sudah tidak deg-degan lagi.'Aku deg-degan pasti karena gugup dan takut bukan karena Kak Satya megang tanganku.' Pikir Gauri mengangguk pelan. Reaksi tubuhnya begitu berlebihan. Maklum saja Gauri memang kadang terserang rasa panik saat merasa gugup yang berlebihan.Sekarang Gauri dan Satya harus menyapa para tamu yang datang. Walau tamu yang diundang juga tidak banyak hanya sanak saudara. Pasangan yang telah sah menjadi suami istri itu kini duduk di atas pelaminan menjadi raja dan ratu sehari. Beberapa tamu yang sudah memberikan selamat kini sedang menikmati hidangan."Bener ya, Si Gauri itu udah hamil?" tanya salah satu tamu yang sedang asyik berkumpul seraya menikmati hidangan di depan mereka."Katanya sih gitu," timpal yang lain dengan wajah julid mereka."Tapi kan Si Satya sudah hampir nikah sama Si Lia tapi dibatalin gitu aja."
Baca selengkapnya

7. Kembali Ke Kota

Dua hari berlalu setelah pernikahan mendadak itu. Sekarang Satya dan Gauri sudah bersiap-siap untuk kembali ke kota. Tuntutan pekerjaan serta kuliah Gauri menjadi alasan utama. Lagipula sejak kuliah dan bekerja keduanya memang lebih banyak menghabiskan waktu di kota dari pada di desa. Pulang kampung hanya dilakukan saat ada acara keluarga atau perayaan besar."Baik-baik ya kalian di sana," ujar Maria memeluk erat Gauri seakan rasa rindunya pada sang anak belum tuntas sepenuhnya."Iya, Bu," jawab Gauri tersenyum tipis seraya mengusap punggung Maria penuh sayang.Setelah pelukan itu terlepas kini giliran Satya yang mencium tangan mertuanya itu."Ibu sekarang jadi tenang melepas Gauri karena sudah ada yang menjaganya di sana," ujar Maria mengelus lembut lengan Satya yang hanya bisa tersenyum malu-malu. Tentu saja karena kalimat barusan itu ditujukan untuknya. Mungkin kalimat itu membuatnya tersipu namun arti dibalik kalimat itu sungguh luar biasa. Tanggung jawab besar yang harus diemban
Baca selengkapnya

8. Bertengkar

Satya masih bertahan di ruang tamu kosan Gauri yang hanya beralaskan tikar tipis. Dia terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi barusan. Keadaan mereka memang sudah canggung ditambah lagi pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu membuat keduanya terasa semakin jauh."Mas Satya, makan dulu."Satya langsung berbalik saat mendengar suara Gauri. Wanita itu pergi begitu saja setelah memanggil Satya untuk makan malam. Satya mengikuti langkah wanita itu tanpa mengatakan apapun. Walau sedang marah ternyata Gauri tetap baik mau menyediakan makan malam untuk mereka. Tidak ada obrolan yang terjadi. Makan malam itu terasa begitu sepi dan lambat. Hanya ada suara piring dan sendok yang beradu.Tidak.Satya tidak bisa membiarkan suasana seperti ini terus berlanjut. Pria itu berinisiatif mencuci bekas piring mereka."Biar saya aja yang cuci piringnya," ujar Satya pada Gauri yang sedang memasukkan sisa makanan mereka ke dalam kulkas kecilnya."Oke!" jawab Gauri mengangguk pelan.Satya tersenyum
Baca selengkapnya

9. Makan Bersama Teman

[Gauri: Mas Satya malam ini mungkin aku bakalan pulang telat soalnya temen kerja ngajak buat makan malam di luar][Satya: Iya gak apa-apa😊]Mungkin Satya memang mengirim pesan itu dengan emot tersenyum namun di wajahnya tidak ada senyum sama sekali. Pria itu malah menghela napas panjang, menaruh ponselnya lalu melanjutkan kembali pekerjaannya."Loh, Bang Satya belum pulang?" tanya seorang pria yang tengah memakai jaket kulit berwarna hitamnya, Yogie."Pengen lembur," jawab Satya santai."Ck!" Yogie mendengus. "Ganti cuti kemarin?" ejeknya pada pria yang terpaut lebih tua darinya dua tahun."Iya. Takutnya kalo gak diganti gajiku dipotong," canda Satya memasang wajah memelas yang justru membuat Yogie ingin memukul wajah tampan pria itu."Sumpah Bang! Pengen nonjok," ujar Yogie dengan wajah kesalnya. Bukannya takut Satya malah tertawa di sana.Yogie yang kini berbalut pakaian serba hitam itu merogoh kunc
Baca selengkapnya

10. Tentang Restoran

Pada kenyataannya Satya tidak seberani itu mengatakan semuanya. Hal yang baru saja terjadi berasal dari angannya saja. Satya memang pergi dari sana namun bukan ke arah Gauri melainkan ke arah dapur. "Gak, Kak Ilham! Bukan gitu!" Gauri menampik. Wanita itu kemudian menunduk sebentar lalu mendongak kembali. "Aku bukannya gak suka sama Kak Ilham. Tapi, aku cuma gak mau terlibat dalam hubungan yang akan menimbulkan dosa," lanjut Gauri. Wanita itu bukanlah seorang wanita ahli agama namun dia masih tahu cara membatasi diri. Terbukti selama ini Gauri tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Dia ramah dan tidak sedikit pria yang menyukainya sampai menyatakan cinta. Namun Gauri selalu menolak dengan halus. Alasan ingin fokus pada pekerjaan dan kuliah bukan hanya bualan semata. Gauri menekuni dua kegiatannya itu tanpa ingin terganggu hubungan yang menurutnya hanya buang-buang waktu.Dan sekarang ditambah lagi statusnya sudah bersuami---walau hal itu masih disembun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status