Ujung telunjuk Satya mengetuk-ngetuk meja. Lantas, helaan napas panjang lolos dari mulut Satya. Berat baginya bertindak tegas pada Pak Handoko karena posisinya sebagai karyawan lama. Namun, mengambil keputusan tanpa sepengetahuan Evan yang berakibat fatal tentu tidak bisa dibiarkan. Satya yakin, Pak Handoko menyembunyikan sesuatu.“Iya, Van. Kukira Pak Handoko bermain di belakang kita,” ujar Satya setelah berbalik hingga tubuhnya kembali menghadap Evan. “Panggil penyidik swasta kemarin. Aku mau ketemu.” Evan mengangguk. Ia mencatat beberapa hal yang diperintahkan Satya padanya sebelum membereskan bekas makan siang mereka. “Van ….” Panggilan Satya menghentikan Evan yang hampir bangkit dari kursi sehingga ia duduk kembali seraya menatap Satya dengan sorot mata menunggu. “Kamu nggak pengen deketin Laras?” Kali ini Satya memasang wajah serius. Ia memang berharap Evan mengakhiri masa jomlo. Entah kenapa, ia merasa perlu lebih peduli pada tangan kanannya itu. “Dia kayaknya baik,” lanjut
Baca selengkapnya