Home / Pernikahan / Naik Ranjang CEO / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Naik Ranjang CEO : Chapter 1 - Chapter 10

45 Chapters

Petaka Malam Pertama

Semua orang bahagia, pun dua mempelai yang kini sedang duduk di atas pelaminan. Begitu pun aku, rasa lelah hari ini terbayarkan. Melihat senyum ibu, yang sudah sekian lama tak sebebas sekarang. Resepsi berjalan lancar. Tidak ada kendala berarti dalam acara ini. Aku yang mengajukan diri langsung ikut terjun membantu EO, merasa puas. Ini bukan resepsi yang kali pertama kuhandle. Karena memang adalah profesi sampingan sambil kuliah.Tamu telah beranjak pulang hanya tinggal beberapa keluarga besar dan timku yang membereskan sisa acara. Kami saling bicara, memberi dukungan pada ibu dan ayah tiriku. Sesekali dari mereka menggodaku."Anya kapan menyusul?" tanya Bibi Ainun sambil tertawa renyah. Usiaku memang sudah cukup untuk menikah, teman-temanku sesusiaku saja rata-rata sudah punya anak dua. Dan ibu, sejak ayah meninggal saat aku masih bayi, baru sekarang menikah. Katanya sekarang aku sudah cukup dewasa untuk bisa mandiri. Hingga malam, mereka semua pulang. Tinggal lah, aku dan dua se
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Terpaksa Menikahi Ayah

"Pria itu menikahi Ibuku, tapi memaksa melewati malam di kamarku."________Saat membuka pintu kamar, Ibu yang tertidur dengan duduk di lantai meletakkan kepala di sofa menghambur ke arahku. Melihat pakaian yang kukenakan berantakan dan kerudung tak beraturan. Tapi kenapa Ibu ada di sini? Apa semalaman dia berada di depan kamarku dan tak kembali ke kamarnya sendiri? "An? Bagaimana?" tanya Ibu dengan mata berkaca-kaca. "Kamu gak papa kan?"Aku diam, hanya menoleh kala suara gemericik air terdengar dari dalam. Apa maksud Om Arga, mandi di kamarku? Membuat Ibu cemburu?Ibu melakukan hal sama, mencondongkan kepala seolah menajamkan pendengaran. wanita itu menghela napas kecewa. Dia pasti memikirkan malam pertama suaminya dengan puterinya ini. "Sabar, ya. Ibu tak apa kamu menikah dengannya, An." Suara parau Ibu terdengar lemah. "Bu, kalian sudah menikah! Carikan dalil untukku yang membolehkan seorang pria menikahi anak dari istrinya, sekalipun kalian bercerai?!" Suaraku meninggi. T
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Kehormatan yang Hilang

Meski sangat lelah, sekejap pun Anya tak mampu terpejam. Tubuhnya membelakangi Arga, memeluk erat selimut dan meremasnya dengan tangis yang tak juga reda. "Argh! Sial!" Pria yang bersamanya memukulkan keras tangan ke ranjang yang spreinya banyak terdapat bercak milik Anya. Hatinya puas, tapi ada sisi lain dari diri lelaki itu yang mengutuk perbuatannya. Arga bangun dari tempat tidur untuk mandi. Sembari berpakaian melirik pada wanita yang masih menangkupkan kepala di atas ranjang. Berpikir sebentar lagi Anya pasti akan melapor pada ibunya. Selesai berganti pakaian, Arga pergi tanpa sepatah kata pun diucapkan pada Anya. Pikiran yang berkecamuk membuatnya refleks membanting pintu saat ke luar. Anya tersentak kaget, pria itu membuatnya semakin takut. Begitu kamar yang luas itu sepi, dengan susah payah Anya bangkit, ada rasa nyeri yang menjalar dari perut hingga bagian sekitar. Kalau saja Arga bersikap dengan lembut. Tanpa dikasari akan dengan rela hati sebagai seorang istri melayani
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Hadirnya Orang yang Tersakiti

Anya sedang merasai kesedihan teramat, ia memiliki suami super jahat yang tak pernah sekali pun terbayang dalam hidupnya. Menikah memaksa dan bersikap sangat kasar. Pria itu juga melakukan tindak kekerasan seksual padanya. "Aku ingin tahu, siapa yang kamu telepon, An?!" Arga mendekat dan hendak meraih ponsel di tangan istrinya. Namun, dengan cepat Anya mengangkat benda pipih di tangan. "Kenapa?" Pria itu kesal, Anya yang sejak semalam terintimidasi oleh sikapnya kini berani menghindar. "Ini privasi." Anya menjawab pelan, perlahan ia menundukkan kepalanya. Tak ingin matanya beradu dengan mata elang milik Arga. "Privasi? Heh!" Arga tersenyum sinis. "Kamu bahkan adalah milikku." Pria itu kini merebut paksa ponsel di tangan Anya. Sedang wanita itu mendesah. Benar yang Arga katakan, seorang istri adalah milik suaminya. Mungkin dengan cara menikahinya, Arga bisa berbuat semaunya. Lelaki dengan manik mata kecokelatan itu membuka ponsel perlahan. Dibukanya riwayat panggilan, ada deretan
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Begitulah Sakitku Dulu

"Bersabarlah, An ... karena waktu akan menghapus semua kesedihanmu!"❤❤❤Air mata Mira luruh tak terbendung. Ia terus mengusap pundaknya, seolah tangan pria bejat itu masih berada di sana menodai setiap jengkal kehormatan dan harga dirinya. "Bagaimana aku akan hidup, Tuan?" tanya Mira pada Admatja tanpa melihat pada lawan bicaranya itu. "Tenang lah, Mir. Selama kamu tidak hamil bukan kah tidak jadi masalah?!" Admatja berusaha menghibur agar Mira tenang. "Tapi bagaimana jika saya hamil? Apa Mas Arga mau menerimaku? Tanggal pernikahan sudah ditetapkan." Wanita itu dipenuhi ketakutan yang besar. Ia begitu mencintai Arga. Apa jadinya jika ia kehilangan pria itu? "Tenang lah, Mir. Semua akan baik-baik saja. Kita tidak tahu selama itu belum terjadi."Tuan Admatja menghela napas beberapa kali. Semua sudah disusun dengan matang, kehadiran Mira akan semakin mengukuhkan kekuasaan lewat tangan Arga. Bukan hanya pekerja keras, Mira dikenal pandai melobi investor. Keberadaan wanita itu akan me
last updateLast Updated : 2022-10-10
Read more

Rasa Bersalah

Lelaki mana yang tak marah saat wanita yang dicintainya berkhianat dan sudah tidur dengan pria lain. Itu yang Irham rasa. "Tapi kenapa?" Tangan Irham terkepal. Tatapan pria itu nyalang pada Arga yang masih juga tampak santai di situasi ini. Orang yang dianggapnya baik itu ternyata adalah pria jahat yang tak bisa ditebak. Arga menggedikkan bahu. Melihat Anya menangis dan pergi, harusnya ia puas. Namun, ada bagian dari dirinya yang justru merasa sakit. Dia merasa terlalu kejam. Hingga memaki diri sendiri dalam hati. Tidak suka dengan respon pria yang sudah membawanya ke rumah besar itu, Irham bangkit dan mendekat pada Arga. Tanpa memikirkan akibatnya, tangan kanan Irham mencengkeram kerah kemeja milik pria di depannya dengan kasar. "BERENGSEKK! Kau apa kan, Anya?!" Rahang Irham telah mengeras. Pipinya berkedut, membawa rasa sakit yang ingin dimuntahkan dari dalam dada. "Hem? Kenapa? Kamu merasa dikhianati?" tanya Arga tanpa melawan. "Rasanya tidak akan seberapa dibanding kamu tau wa
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Perang Pemikiran

Anya memegangi ponsel dengan gemetar. Pikirannya berkecamuk antara ingin tetap bertahan demi sang ibu, dan teriakan sisi hati yang lain meronta, ingin kabur dari Arga. "Hanya air mata yang kudapat jika terus bertahan dengan monster sepertinya!" Lagi, Anya mengusap matanya kasar. Cairan yang keluar itu menghalangi pandangan. Kini, jari-jari lentik milik Anya terus bergerak mengetik pesan untuk Irham. Siapa lagi yang peduli padanya? Sang ibu bahkan tak juga bisa dihubungi dan tak bisa diajak bicara. Anya butuh seseorang untuk bersandar. Hanya calon suaminya yang tengah terluka yang punya ikatan emosi dengannya selain Mira ibunya. Ia juga sangat yakin, meski dirinya bukan gadis suci, Irham masih mau menerima. [ .... tolong aku! ] Pesan terakhir telah terkirim. Semenit, dua menit tak ada balasan. Sampai satu jam, dua jam ... Irham tak membalas. Anya menghela lelah. Barang kali Irham masih sibuk, atau dia terlalu percaya diri dan berani berharap hal mustahil? Mana ada pria yang sudi
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Rasa yang Aneh

Perlahan Anya memasukkan benda pipih ke kantongnya sembari mendesah berat. Tak lama ia menjatuhkan ransel kecil di tangan. Lalu tubuhnya dibiarkan jatuh, jongkok dengan menumpu kedua kaki.Dua mata Arga menyipit tatkala mendengar suara tangis. Yah, lagi-lagi tangis Anya. Kenapa bukan Mira yang banyak menangis di depannya? Agar ia puas melihat wanita lacur itu menderita. Kenapa harus Anya? Dalam sekejap Arga merasa semakin bodoh dan rasa bersalah yang semakin dalam. Tubuh kekar Arga berbalik menyandar sejenak punggung ke dinding. Mengatur deri dalam dadanya. Ia akan hargai apa pun keputusan Anya. Pergi atau bertahan. Tak ada gunanya melarang perempuan muda yang ia sahkan sebagai istri beberapa hari lalu, bukan puas mendapati Mira menderita justru rasa bersalah yang menghantam qolbu. Arga merebahkan tubuh ke kasur king size dengan motif sprei bunga yang Anya pasang tadi pagi. Harumnya masih menguar, membuat rileks bagian tubuhnya yang ikut remuk karena stres. Baru saja memutuskan untu
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Cinta yang Buta

Wanita itu terlihat sangat buas ketika ibunya dihina lagi-lagi dan lagi. Keberaniannya justru muncul ketika tanpa rasa malu Arga membawa Irham ke rumahnya. Rasa berani yang kemudian datang dari kemarahan yang bertumpuk-tumpuk.❤❤❤Suara petir membuat Arga dan Anya menoleh ke jendela. Namun, pria itu tak memindahkan posisinya mengunci tubuh sang istri ke dinding. "A-apa yang Om, inginkan?" gagap Anya ketika matanya bersirobok dengan mata Arga. Satu-satunya tatapan elang pria yang pernah lawan. "Apa sebenarnya maumu?" tanya Arga yang membuat wanita di hadapannya bingung. "Ap-ap-apa?" Tak dipungkiri dadanya bergemuruh hebat. Belum pernah ia sedekat sekarang dengan pria mana pun. Bahkan dengan Irham yang notabene calonnya saja, Anya menjaga pandangan."Kenapa kamu tak pergi dengan Irham?" Arga menghunus dengan tatapannya. Dua bola matanya bergerak-gerak melihat bayangan dalam manik mata Anya. Wanita itu bergeming. Apa yang Arga inginkan sebenarnya? Jika ingin melihatnya pergi dengan I
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Pilihan yang Menyiksa

"Menyiksa orang baik itu seperti melukai diri sendiri. Hanya meninggalkan sesal dan rasa bersalah di hati."❤❤❤Irham larut dalam pikirannya. Ia terlalu rindu pada Anya. Gadis yang sudah merebut perhatian dan impian.Suara petir menggelegar, Irham tersentak dari pikiran bodohnya menyetubuhi istri orang lain. Sadar semua hanya bayangan, ia lempar ponsel yang menampakkan sosok Anya di sana. Ponsel itu menghantup dinding hingga retak. "Argh! Arga BRENGSEKKK!"Kenapa setelah memintanya datang, Anya mengirim pesan agar Irham pergi?Jelas-jelas Anya menderita di rumah itu, kenapa ia tak mau ikut pergi dengannya? Kenapa cepat sekali pikirannnya berubah? Sudah ia buang harga diri dan rasa takut, tapi bukan mendapati Anya ada di sisinya, malah rasa sakit yang ia rasa berlipat-lipat. "Apa yang musti kulakukan sekarang, An? Meminta penjelasan dan ketegasanmu?"Mata pria itu menerobos kaca hingga tampak bayangan bunga yang tumbuh rapi di pagar halaman rumahnya._______Lelaki bernama Yahya meng
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status