Beranda / Pernikahan / Istri Serakah / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Istri Serakah: Bab 11 - Bab 20

37 Bab

Ibu Ngambek

Aku pulang dengan hati ambyar, ya ambyar. Hasil kerja kerasku dirampok anak buahku sendiri. Andai aku tidak terlalu percaya pada mereka, andai aku lebih bisa mengontrol mereka, andai Freya nggak manja dan mau aku tinggal, pasti semua ini tidak terjadi. Rutukku dalam hati. "Pa, bagi duit dong," anak laki-laki usia tujuh belas tahun itu menadahkan tangannya padaku, dia adalah Fatir, anak Freya dengan suami pertamanya. "Kan, kemarin sudah Papa kasih, kok minta lagi?" tanyaku gusar, baru juga parkir mobil di garasi, sudah ditodong pemuda tanggung itu. "Yang kemarin sudah habis buat beli bensin, Pa. Sekarang aku mau jajan," ucapnya santai. kukeluarkan uang dua puluh ribuan, dia tidak langsung menerimanya, melainkan memandang uang itu dengan tatapan merendahkan. "Dua puluh ribu dapat apa, Pa? Cilor?" ejeknya. . Tak ambil pusing dengan sikap anak tiriku, aku pun memasukan uangku kembali ke saku celanaku. Sombong bener dia, merendahkan uang dua puluh ribu, kayak yang sudah pinter nyari
Baca selengkapnya

Kedatangan Ibu

#Istri_Serakah 12Pov FridaHari ini aku ada janji dengan Pak Harsono Panji Kusumo SH, Mhum. Melengkapi semua data yang dibutuhkan, untuk mengajukan gugatan. Kami bertemu di depan parkiran Bank, agar tidak kelamaan. Pak Harsono ini selain cerdas, juga baik dan ramah. Beliau begitu telaten mendampingi aku ke Bank dan ke kantor BPN. Mengumpulkan semua bukti yang kami butuhkan, begitu mudah beliau dapatkan. Hanya dengan modal kata. "Sebagai bukti di pengadilan.""Terima kasih, Bapak sudah begitu baik mendampingi saya mengumpulkan semua bukti," ucapku setelah urusan kami selesai. "Itu memang tugas saya sebagai pengacara, Bu," ucap Pak Harsono merendah. "Tapi Bapak memang sangat baik, sabar, padahal saya bodoh masalah hukum.""Ha ... ha ... Anda ini aneh, jelas saya harus bersikap ramah, kalau saya galak, semua klien saya bisa kabur. Tersandung masalah hukum, sudah cukup membuat orang merasa stres, masa iya harus ditambah pengacara yang jutek. Dimana-mana, pengacara harus bisa membu
Baca selengkapnya

Panggilan Sidang

Istri Serakah 13Kepalaku terasa nyut-nyutan tiap harinya mendengar omelan Freya, dia selalu menyalahkan aku atas menurunnya omset warung. Padahal ini semua adalah salahnya sendiri, andai dia tidak ikut campur mengatur warung, mengurangi porsi dan menaikkan harga, pelanggannya pasti masih ramai seperti dulu."Ya, aku harus bagaimana? Harga sudah kukembalikan, bahkan sudah ku pasang baner harga kembali seperti semula, tetap saja pembelinya sepi, mungkin memang rejeki kita segitu," ucapku pelan, menghadapi Freya harus dengan suara lembut, kalau suara tinggi, maka Freya pun akan meninggikan suara. Dan pertengkaran pun tak terelakkan. "Papa, kurang lincah sih. Coba pasang iklan di medsos, perlihatkan foto yang memperlihatkan sajian soto kita terkini, aku yakin pembeli bakal tertarik," usul Freya. "Sebelum kamu ngomong, aku sudah melakukannya," sanggahku. "Terus gimana, dong? Penghasilan segitu jelas tidak cukup, untuk memenuhi kebutuhan hidup kita," keluh Freya. "Salah kamu, kenapa wa
Baca selengkapnya

Niat Merayu Dapat Malu

Istri Serakah 14Pov Farhan"Ayolah Bu .... Nggak enak sama Frida, dia itu kan sudah janda, kasihan!" Sekali lagi kurayu Ibu, semoga berhasil membuat Ibu luluh dan mau pulang denganku. "Memang kenapa kalau Frida janda?" ketus Ibu. "Ya kan nggak ada ngasih duit dia, Bu. Masih harus memberi makan anak-anaknya, masak masih harus ditambah dengan menanggung kebutuhan Ibu di sini," jelasku."Apa kamu bilang? Nggak ada yang ngasih duit dia? Jadi setelah bercerai kamu lepas tangan begitu saja? Tak pernah memenuhi kewajibanmu sebagai Ayah?" Netra Ibu, membulat sempurna, seolah mau lepas dari tempatnya. Aku yang dipelototi, merasa seperti sedang ditodong dengan pistol ke arah kepala. Ibu kalau sedang marah, memang horor banget, kayak mau makan orang hidup-hidup. Aku sampai gemetaran, dan hanya bisa menggelengkan kepala. "Bu--bukan begitu, Bu. Ma---maksudku--" ucapku gemetaran. "Heh Farhan! Dengar ya? Mantan suami, mantan istri itu memang ada. Tapi nggak pernah ada yang namanya mantan anak,
Baca selengkapnya

Pov Freya

"Jadi ini, yang kamu lakukan bila aku pergi?" ucapnya datar. Tatap matanya dingin, tak ada emosi yang meledak-ledak. Pembawaannya tenang, seolah tidak sedang terjadi sesuatu yang sangat memalukan. Aku yang sedang terciduk berbuat zina, dengan rekan bisnisnya, hanya bisa diam tertunduk, seraya berusaha menutupi tubuh ini dengan selimut. "Bukan aku yang memulai Tuan Adiguna, istri anda yang menggodaku. Dia menawarkan tubuh indahnya pada lelaki kesepian sepertiku, siapa yang bisa menolak?" ucap Wisnu, lelaki yang menjadi sparing olahraga jantungku kali ini, sekaligus rekan bisnis suamiku. "Penghianat seperti kalian memang sangat serasi, aku rasa kalian cocok untuk disandingkan. Ambil Freya untukmu, aku tidak sudi punya istri yang sudah dijamah laki-laki lain," ucap Adiguna lalu meninggalkan kami berdua. "Mas Wisnu, apakah ini kita berarti akan segera menikah?" ucapku pelan. "Menikah? Siapa yang sudi menikah dengan perempuan murahan sepertimu? Di jalan aku bisa menemukan banyak," uc
Baca selengkapnya

Frida Kecelakaan

Istri Serakah 16Di sinilah aku sekarang, duduk di ruangan menanti sidang dimulai, tapi hingga jadwal yang sudah ditetapkan, Frida tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bukan hanya aku yang gelisah, pengacara itu juga. Sebentar- sebentar dia melihat jam yang melingkar di tangannya. Entah kertas apa yang ditunjukkan oleh pria tampan, yang mengaku sebagai pengacara Frida kepada majelis hakim? Karena setelah itu Hakim mengetuk palu tiga kali, sebagai tanda sidang dimulai. Hakim membacakan tuntutan yang diajukan Frida. Gila! Kepalaku sampai pusing sendiri mendengarnya, dari harta yang didapat selama kami menikah, asal usul uang modal yang kugunakan untuk memulai usaha, hingga uang nafkah yang selama ini aku lalaikan, Dan jumlahnya membuat kepalaku makin nyut-nyutan. Empat milyar, Jumlah yang dituntut Frida. Memang kalau dihitung-hitung semua aset ku jumlahnya lebih dari itu bila dijual. Tapi aku keberatan kalau hanya menerima separuhnya, dan masih harus dituntut mengembalikan uang
Baca selengkapnya

Pov Freya 2

Istri Serakah 17Pov Freya"Gimana hasil sidangnya hari ini, Pa? Frida mau diajak damai nggak?" Kucerca suamiku yang pulang, usai menjalani sidang dengan pertanyaan. "Majelis hakim baru membacakan tuntutan, Frida. Minggu depan baru mediasi," jawab suamiku tidak bersemangat. "Hhh," Farhan terdengar menghela nafas, sepertinya tuntutan Frida lumayan memberatkan. "Frida menuntut pembagian yang adil harta goni gini kami, pengembalian uang modal, dan nafkah untuk anak-anak," ucap Farhan lesu. Kurang ajar si Frida, serakah sekali dia. Tidak cukup menuntut harta gono gini, masih menuntut uang nafkah, eh uang modal yang sudah lama dipakai pun dia tagih juga. "Kamu sudah bicara dengan Frida? Agar dia mau mencabut tuntutannya?" "Frida nggak datang, dia mengalami kecelakaan.""Kecelakaan? Parah nggak? Dia gegar otak nggak?""Mama ini gimana, sih? Mendengar orang kecelakaan, bukannya berempati, kok malah berharap dia mengalami kecelakaan yang parah," ucap Farhan tidak suka. Aku juga tidak s
Baca selengkapnya

Celana Dalam

Istri Serakah 18"Minumlah Sayang..." ucap Freya lembut, tapi memaksa. Dia terus menyorongkan gelas ke mulutku, tapi mulut ini terkatup rapat. Bau anyir dari gelas itu, membuatku perutku mual. "Ayo diminum? Kamu tidak ingin kehilangan harta kita, kan?" ucap Freya, dia terus memaksaku untuk menenggak menjadi minuman yang dia berikan. Dia terus mendesak ku, hingga punggungku membentur dinding. "Huek!" Karena sudah tidak tahan, akhirnya aku memuntahkan seluruh isi perutku, dan sialnya mengenai wajah Freya, karena jarak kami yang terlalu dekat. "Papa, apaan sih? Disuruh minum begitu aja nggak bisa! Malah muntah di muka Mama, menjijikkan tahu!" Hardik Freya, tidak terima."Aku nggak tahan baunya, Ma," melasku."Dasar guoblok! Mental kere! Nggak mau diajak kaya!" Freya berjalan menuju kamar mandi, dengan mulut yang terus memaki tidak jelas. Entah minuman apa yang diberikan Freya padaku, baunya anyir, dan rasanya aneh. Apa itu air itu ada jampe-jampenya? Berarti Ibu benar, kalau Freya
Baca selengkapnya

Butuh Diruqyah

Pov Frida"Bang Farhan banyak berubah ya, Bu?" tanyaku, usai Bang Farhan pergi meninggalkan rumahku. "Iya Da, Ibu sebenarnya kasihan melihat dia," ucap Ibu sendu. "Kasihan gimana, Bu? Bang Farhan, kan sudah bahagia hidup bersama wanita idamannya, yang sudah dia gilai sejak muda," timpalku. "Kamu nggak lihat tatap matanya? Kayak orang nggak fokus, gitu? Lirik sana lirik sini, ngomong nggak jelas, aku yakin Farhan itu ke sini bukan kemaunnya sendiri, tapi ada yang menyuruh, siapa lagi kalau bukan istrinya? Dia itu seperti ada yang mengendalikan," ucap Ibu penuh selidik. "Maksud, Ibu?" tanyaku tak mengerti. "Sejak dia main serong dengan, Freya. Sebenarnya Ibu sudah menaruh curiga, Farhan itu kena pelet," ucap Ibu penuh penekanan. "Kena pelet? Ibu jangan mengada-ada deh, hari ini masih main pelet, yang ada main sosmed, Bu. Lagian Freya itu kan, memang cantik, seksi, dari jaman masih sekolah juga selalu jadi idola kaum Adam, Bu. Termasuk Bang Farhan, Buat pakai yang begituan coba? Se
Baca selengkapnya

Peletnya Mental

Istri Serakah 20Pov FarhanPulang dari warung, tak lupa aku mampir pasar, beli celana dalam pesanan Freya, biar nanti kuakui sebagai milik, Frida. "Minta kok celana dalam bekasnya orang, kayak nggak ada toko yang jual celana dalam baru saja!" Gerutuku dalam hati. Lagian, buat apa sih, celana dalamnya Frida? Buat lap? Apa buat sajen? Aneh-aneh saja permintaan istriku itu. Semakin hari, aku merasa Freya itu semakin misterius, seperti sedang menyembunyikan sesuatu, kayak ada kekuatan gelap di belakangnya, entah apa itu, sulit untuk disebutkan. Aku juga makin merasa aneh dengan diriku sendiri, kenapa aku hanya bisa tunduk patuh pada Freya, disuruh ini itu mau-mau saja. Padahal akalku menolak, bahwa perintah Freya itu tidak masuk akal, tapi ya tetap aku lakukan, aneh kan?Apa ini ada hubungannya dengan mimpiku setiap malam? Dalam mimpiku itu, aku dililit ular yang sangat besar, memang tidak menggigit, tapi membuat aku susah bernafas dan bergerak. Sama seperti dalam kehidupan nyataku,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status