Share

Kedatangan Ibu

Penulis: Muzdalifah Muthohar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

#Istri_Serakah 12

Pov Frida

Hari ini aku ada janji dengan Pak Harsono Panji Kusumo SH, Mhum. Melengkapi semua data yang dibutuhkan, untuk mengajukan gugatan. Kami bertemu di depan parkiran Bank, agar tidak kelamaan.

Pak Harsono ini selain cerdas, juga baik dan ramah. Beliau begitu telaten mendampingi aku ke Bank dan ke kantor BPN. Mengumpulkan semua bukti yang kami butuhkan, begitu mudah beliau dapatkan. Hanya dengan modal kata. "Sebagai bukti di pengadilan."

"Terima kasih, Bapak sudah begitu baik mendampingi saya mengumpulkan semua bukti," ucapku setelah urusan kami selesai.

"Itu memang tugas saya sebagai pengacara, Bu," ucap Pak Harsono merendah.

"Tapi Bapak memang sangat baik, sabar, padahal saya bodoh masalah hukum."

"Ha ... ha ... Anda ini aneh, jelas saya harus bersikap ramah, kalau saya galak, semua klien saya bisa kabur.

Tersandung masalah hukum, sudah cukup membuat orang merasa stres, masa iya harus ditambah pengacara yang jutek.

Dimana-mana, pengacara harus bisa membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Serakah   Panggilan Sidang

    Istri Serakah 13Kepalaku terasa nyut-nyutan tiap harinya mendengar omelan Freya, dia selalu menyalahkan aku atas menurunnya omset warung. Padahal ini semua adalah salahnya sendiri, andai dia tidak ikut campur mengatur warung, mengurangi porsi dan menaikkan harga, pelanggannya pasti masih ramai seperti dulu."Ya, aku harus bagaimana? Harga sudah kukembalikan, bahkan sudah ku pasang baner harga kembali seperti semula, tetap saja pembelinya sepi, mungkin memang rejeki kita segitu," ucapku pelan, menghadapi Freya harus dengan suara lembut, kalau suara tinggi, maka Freya pun akan meninggikan suara. Dan pertengkaran pun tak terelakkan. "Papa, kurang lincah sih. Coba pasang iklan di medsos, perlihatkan foto yang memperlihatkan sajian soto kita terkini, aku yakin pembeli bakal tertarik," usul Freya. "Sebelum kamu ngomong, aku sudah melakukannya," sanggahku. "Terus gimana, dong? Penghasilan segitu jelas tidak cukup, untuk memenuhi kebutuhan hidup kita," keluh Freya. "Salah kamu, kenapa wa

  • Istri Serakah   Niat Merayu Dapat Malu

    Istri Serakah 14Pov Farhan"Ayolah Bu .... Nggak enak sama Frida, dia itu kan sudah janda, kasihan!" Sekali lagi kurayu Ibu, semoga berhasil membuat Ibu luluh dan mau pulang denganku. "Memang kenapa kalau Frida janda?" ketus Ibu. "Ya kan nggak ada ngasih duit dia, Bu. Masih harus memberi makan anak-anaknya, masak masih harus ditambah dengan menanggung kebutuhan Ibu di sini," jelasku."Apa kamu bilang? Nggak ada yang ngasih duit dia? Jadi setelah bercerai kamu lepas tangan begitu saja? Tak pernah memenuhi kewajibanmu sebagai Ayah?" Netra Ibu, membulat sempurna, seolah mau lepas dari tempatnya. Aku yang dipelototi, merasa seperti sedang ditodong dengan pistol ke arah kepala. Ibu kalau sedang marah, memang horor banget, kayak mau makan orang hidup-hidup. Aku sampai gemetaran, dan hanya bisa menggelengkan kepala. "Bu--bukan begitu, Bu. Ma---maksudku--" ucapku gemetaran. "Heh Farhan! Dengar ya? Mantan suami, mantan istri itu memang ada. Tapi nggak pernah ada yang namanya mantan anak,

  • Istri Serakah   Pov Freya

    "Jadi ini, yang kamu lakukan bila aku pergi?" ucapnya datar. Tatap matanya dingin, tak ada emosi yang meledak-ledak. Pembawaannya tenang, seolah tidak sedang terjadi sesuatu yang sangat memalukan. Aku yang sedang terciduk berbuat zina, dengan rekan bisnisnya, hanya bisa diam tertunduk, seraya berusaha menutupi tubuh ini dengan selimut. "Bukan aku yang memulai Tuan Adiguna, istri anda yang menggodaku. Dia menawarkan tubuh indahnya pada lelaki kesepian sepertiku, siapa yang bisa menolak?" ucap Wisnu, lelaki yang menjadi sparing olahraga jantungku kali ini, sekaligus rekan bisnis suamiku. "Penghianat seperti kalian memang sangat serasi, aku rasa kalian cocok untuk disandingkan. Ambil Freya untukmu, aku tidak sudi punya istri yang sudah dijamah laki-laki lain," ucap Adiguna lalu meninggalkan kami berdua. "Mas Wisnu, apakah ini kita berarti akan segera menikah?" ucapku pelan. "Menikah? Siapa yang sudi menikah dengan perempuan murahan sepertimu? Di jalan aku bisa menemukan banyak," uc

  • Istri Serakah   Frida Kecelakaan

    Istri Serakah 16Di sinilah aku sekarang, duduk di ruangan menanti sidang dimulai, tapi hingga jadwal yang sudah ditetapkan, Frida tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bukan hanya aku yang gelisah, pengacara itu juga. Sebentar- sebentar dia melihat jam yang melingkar di tangannya. Entah kertas apa yang ditunjukkan oleh pria tampan, yang mengaku sebagai pengacara Frida kepada majelis hakim? Karena setelah itu Hakim mengetuk palu tiga kali, sebagai tanda sidang dimulai. Hakim membacakan tuntutan yang diajukan Frida. Gila! Kepalaku sampai pusing sendiri mendengarnya, dari harta yang didapat selama kami menikah, asal usul uang modal yang kugunakan untuk memulai usaha, hingga uang nafkah yang selama ini aku lalaikan, Dan jumlahnya membuat kepalaku makin nyut-nyutan. Empat milyar, Jumlah yang dituntut Frida. Memang kalau dihitung-hitung semua aset ku jumlahnya lebih dari itu bila dijual. Tapi aku keberatan kalau hanya menerima separuhnya, dan masih harus dituntut mengembalikan uang

  • Istri Serakah   Pov Freya 2

    Istri Serakah 17Pov Freya"Gimana hasil sidangnya hari ini, Pa? Frida mau diajak damai nggak?" Kucerca suamiku yang pulang, usai menjalani sidang dengan pertanyaan. "Majelis hakim baru membacakan tuntutan, Frida. Minggu depan baru mediasi," jawab suamiku tidak bersemangat. "Hhh," Farhan terdengar menghela nafas, sepertinya tuntutan Frida lumayan memberatkan. "Frida menuntut pembagian yang adil harta goni gini kami, pengembalian uang modal, dan nafkah untuk anak-anak," ucap Farhan lesu. Kurang ajar si Frida, serakah sekali dia. Tidak cukup menuntut harta gono gini, masih menuntut uang nafkah, eh uang modal yang sudah lama dipakai pun dia tagih juga. "Kamu sudah bicara dengan Frida? Agar dia mau mencabut tuntutannya?" "Frida nggak datang, dia mengalami kecelakaan.""Kecelakaan? Parah nggak? Dia gegar otak nggak?""Mama ini gimana, sih? Mendengar orang kecelakaan, bukannya berempati, kok malah berharap dia mengalami kecelakaan yang parah," ucap Farhan tidak suka. Aku juga tidak s

  • Istri Serakah   Celana Dalam

    Istri Serakah 18"Minumlah Sayang..." ucap Freya lembut, tapi memaksa. Dia terus menyorongkan gelas ke mulutku, tapi mulut ini terkatup rapat. Bau anyir dari gelas itu, membuatku perutku mual. "Ayo diminum? Kamu tidak ingin kehilangan harta kita, kan?" ucap Freya, dia terus memaksaku untuk menenggak menjadi minuman yang dia berikan. Dia terus mendesak ku, hingga punggungku membentur dinding. "Huek!" Karena sudah tidak tahan, akhirnya aku memuntahkan seluruh isi perutku, dan sialnya mengenai wajah Freya, karena jarak kami yang terlalu dekat. "Papa, apaan sih? Disuruh minum begitu aja nggak bisa! Malah muntah di muka Mama, menjijikkan tahu!" Hardik Freya, tidak terima."Aku nggak tahan baunya, Ma," melasku."Dasar guoblok! Mental kere! Nggak mau diajak kaya!" Freya berjalan menuju kamar mandi, dengan mulut yang terus memaki tidak jelas. Entah minuman apa yang diberikan Freya padaku, baunya anyir, dan rasanya aneh. Apa itu air itu ada jampe-jampenya? Berarti Ibu benar, kalau Freya

  • Istri Serakah   Butuh Diruqyah

    Pov Frida"Bang Farhan banyak berubah ya, Bu?" tanyaku, usai Bang Farhan pergi meninggalkan rumahku. "Iya Da, Ibu sebenarnya kasihan melihat dia," ucap Ibu sendu. "Kasihan gimana, Bu? Bang Farhan, kan sudah bahagia hidup bersama wanita idamannya, yang sudah dia gilai sejak muda," timpalku. "Kamu nggak lihat tatap matanya? Kayak orang nggak fokus, gitu? Lirik sana lirik sini, ngomong nggak jelas, aku yakin Farhan itu ke sini bukan kemaunnya sendiri, tapi ada yang menyuruh, siapa lagi kalau bukan istrinya? Dia itu seperti ada yang mengendalikan," ucap Ibu penuh selidik. "Maksud, Ibu?" tanyaku tak mengerti. "Sejak dia main serong dengan, Freya. Sebenarnya Ibu sudah menaruh curiga, Farhan itu kena pelet," ucap Ibu penuh penekanan. "Kena pelet? Ibu jangan mengada-ada deh, hari ini masih main pelet, yang ada main sosmed, Bu. Lagian Freya itu kan, memang cantik, seksi, dari jaman masih sekolah juga selalu jadi idola kaum Adam, Bu. Termasuk Bang Farhan, Buat pakai yang begituan coba? Se

  • Istri Serakah   Peletnya Mental

    Istri Serakah 20Pov FarhanPulang dari warung, tak lupa aku mampir pasar, beli celana dalam pesanan Freya, biar nanti kuakui sebagai milik, Frida. "Minta kok celana dalam bekasnya orang, kayak nggak ada toko yang jual celana dalam baru saja!" Gerutuku dalam hati. Lagian, buat apa sih, celana dalamnya Frida? Buat lap? Apa buat sajen? Aneh-aneh saja permintaan istriku itu. Semakin hari, aku merasa Freya itu semakin misterius, seperti sedang menyembunyikan sesuatu, kayak ada kekuatan gelap di belakangnya, entah apa itu, sulit untuk disebutkan. Aku juga makin merasa aneh dengan diriku sendiri, kenapa aku hanya bisa tunduk patuh pada Freya, disuruh ini itu mau-mau saja. Padahal akalku menolak, bahwa perintah Freya itu tidak masuk akal, tapi ya tetap aku lakukan, aneh kan?Apa ini ada hubungannya dengan mimpiku setiap malam? Dalam mimpiku itu, aku dililit ular yang sangat besar, memang tidak menggigit, tapi membuat aku susah bernafas dan bergerak. Sama seperti dalam kehidupan nyataku,

Bab terbaru

  • Istri Serakah   Ending

    Istri Serakah 37 Aku hampir tak percaya dengan apa yang kulihat, tubuh kurus kering hanya tulang berbungkus kulit, lemah terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Aku hampir tak mengenali siapa dia. Ini bukan manusia, tapi mayat. Kemana Freya si cantik dan seksi? Kemana wanita yang selalu tampil modis dan menggoda? Malangnya nasibmu, Freya. Hidup terlunta-lunta, digerogoti penyakit mematikan. Tinggal di kamar sempit dengan kasur lusuh, pula. "Bu Freya, ini ada Pak Farhan," ucap petugas Dinsos yang mendampingiku, dengan suara pelan. Wajah yang tadi menengadah ke atas, dengan tatapan kosong, kini beralih menatapku. Sumpah, benar-benar seperti tengkorak hidup. Mata cekung dengan tulang pipi yang menonjol dan gigi nampak geripis. Aku sampai ngeri. Kalau tidak didampingi petugas Dinsos, pasti aku sudah lari tunggang langgang. Benar-benar menakutkan Freya ini. "Farhan." Suara Freya terdengar parau, seperti suara nenek-nenek. Mengingatkanku pada tokoh jahat "Mak Lampir". "Pak Fa

  • Istri Serakah   Lima Tahun Kemudian

    Istri Serakah 35 Lima tahun berlalu, aku masih sendiri, belum bertemu wanita yang tepat. Aku putus komunikasi dengan, Freya. Bagiku perempuan itu sudah mati, gara-gara dia aku harus memulai semua dari nol. Kabar terakhir yang kudengar, dia menikah dengan pengusaha baru bara asal Kalimantan. Seperti keinginannya untuk menikahi pria kaya, agar hidup serba berkecukupan, tanpa harus bekerja keras. Entah seperti apa nasibnya sekarang. Aku tidak tahu, dan tidak mau tahu. Kalau dia kaya, pasti sombongnya nggak ketulungan. Apalagi melihat hidupku yang seperti ini, bisa bersorak menang dia. Dengan Frida, aku masih menjalin komunikasi, tapi hanya sebatas masalah anak-anak, lain tidak. Frida sudah bahagia dengan suami barunya, tidak enak kalau aku masih menjalin komunikasi secara intens. Dari pernikahannya dengan Tomi, Frida dikaruniai anak laki-laki. Lengkap sudah kebahagiaan mereka. Hubunganku dengan anak-anakku sudah membaik, mereka tak lagi bersikap canggung padaku. Mereka juga tak per

  • Istri Serakah   Panti Sosial

    Pov Freya. "Kasihan ya? Badannya samapai kayak tengkorak hidup begitu." Sayup-sayup kudengar orang sedang bicara. "Sudah berapa lama dirawat di sini?" Terdengar suara lain menyahut. "Enam belas hari, Bu." Itu suara Suster Anisa. "Selama itu mereka hanya berdua? Nggak ada keluarganya sama sekali?""Pertama datang dalam keadaan pingsan, diantar seorang laki-laki, tapi setelah itu dia pergi dan tak pernah kembali. Sepertinya dia sengaja ditinggal, mungkin keluarganya tidak mau repot," jelas Suster Anisa. "Kok ada ya, orang setega itu? Menelantarkan keluarganya sendiri. Punya salah apa dia, sampai diperlakukan seperti itu?"Percakapan Suster Anisa, entah dengan siapa itu, membuat hatiku tercabik-cabik. Se-mengenaskan itu nasibku, sudah miskin, penyakitan, dibuang keluarga pula. Rasanya tak ada nasib yang lebih malang dari hidupku ini. Perlahan aku membuka mata, rasanya aku tak sanggup lagi mendengar mereka membicarakanku. "Bu Freya sudah bangun," sapa Suster Anisa Ramah. "Bapak da

  • Istri Serakah   Pov Freya

    Pov Freya. Aku terbangun di atas brangkar rumah sakit, tapi aku yakin ini bukan rumah sakit yang sama. Ruangan di sini lebih kecil dibanding ruangan sebelumnya. Aku menoleh ke samping, ada beberapa pasien yang sedang terbaring. Rupanya aku dipindah ke bangsal, ruangan yang ditempati beberapa orang. Rupanya Julian tak ingin mengeluarkan banyak uang, untuk membayar perawatan ku. Padahal dia meraup banyak untung dari menjual tubuhku. Dasar laki-laki tak punya hati! rutukku dalam hati. Tapi aku tetap bersyukur, setidaknya aku mendapat perawatan. Daripada dibuang di jalan. Laki-laki itu kejamnya luar biasa, dia bisa melakukan tindakan diluar nalar. "Mama! Mama! Mama sudah bangun?" tangan mungil milik Fadil menggoyang tanganku. "Eh iya Nak," ucapku terharu. Melihat Fadil di sisiku. Kupikir Julian membuktikan ancamannya akan menjual Fadil. "Ibu tidurnya lama, nggak bangun-bangun. Aku di sini nggak ada temannya," ucap bocah lima tahun itu dengan polosnya. "Om Julian mana," tanyaku

  • Istri Serakah   Dijual

    Akhirnya aku terpaksa melayani nafsu be jat laki-laki bernama Rudi ini. Meski tua bangka ternyata dia tangguh juga, berkali-kali aku dibuatnya tak berdaya. "Terimakasih pelayanannya cantik, kamu memang hebat. Baru kali ini aku merasa puas, tak rugi aku membayar mahal pada Julian," ucap Rudi seraya mengenakan pakaiannya. "Sama-sama, mana tip yang kamu janjikan? Kamu bilang kalau aku bisa memuaskanmu," ucapku menagih janji. "Tentu saja aku tidak lupa, ini!" Rudi mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya, lalu meletakkannya di pangkuanku. Tangan yang mulai keriput itu membelai wajahku, bibir hitamnya mengecup bibirku. Aku hanya bergeming, jujur aku merasa jijik disentuh pria tua itu. Meski demi uang, aku tetap pilih-pilih pelanggan, tidak sembarangan seperti ini. "Kalau aku tidak takut istriku, sudah pasti aku akan membawamu pulang ke rumahku. Kamu benar-benar membuatku mabuk kepayang, tapi aku harus kerja. Besok aku akan datang lagi, tunggu ya?" ucap Rudi seraya

  • Istri Serakah   Calon Suami

    Pov Freya"Frey, itu laki-laki yang katanya pengen kenalan sama kamu," ucap Andrea. Dia menunjuk seorang laki-laki berpenampilan dandy yang sedang berjalan dari arah pintu. "Dia itu tajir melintir, pengusaha batu bara. Lagi cari istri katanya, kamu mau aja. Orang ganteng gitu, sayang kalau ditolak," ucap Andrea lagi. "Iya sih dia ganteng dan kaya, tapi apa dia mau sama aku? Sudah hampir kepala empat ini," sanggahku. "Ya nggak pa-pa, kan? Biar sudah berumur kamu masih terlihat cantik dan seksi, kok?" ucap Andrea menyemangatiku. "Aku cuma nggak PD aja, laki-laki tampan dan mapan kayak dia bisa cari perempuan model apa saja. Bahkan gadis perawan bisa dia dapatkan, sekarang itu yang penting kan uang. Masa iya dia mau sama aku, yang sudah mau expired ini? Tentu saja aku tidak percaya begitu saja omongan Andrea. Mau secantik apapun aku, tetap lebih lebih menarik gadis muda. Lebih sekel, lebih ranum. Mana aku sudah punya buntut lagi. Rasanya kok nggak masuk akal. "Dia sendiri yang mint

  • Istri Serakah   Menikah Lagi

    Pov Frida"Bapak seneng, Da. Kamu mengambil keputusan yang tepat. Tomi selain baik hatinya, baik juga perilakunya, sopan sama orang tua, perhatian sama anak-anak. Bapak tidak pandang harta, bagi Bapak asal dia setia dan bertanggung jawab padamu dan anak-anak, Bapak setuju. Lagi pula, menurut pengakuan Tomi, dia tidak kunjung menikah, karena mencari sosok wanita sepertimu, tapi tidak pernah ketemu," jelas Bapak usai acara lamaran konyol itu. "Bapak menerima Mas Tomi, karena disogok sama makanan tiap hari, ya?" tuduhku. "Idih! Murah banget? Emangnya Bapak cowok apaan?" sergah Bapak tidak terima. "Ha ... ha ... ha ..." Aku tak bisa menahan tawa mendengar jawaban Bapak. "Habisnya, Bapak kalau ngobrol sama Mas Tomi betah banget. Sampai aku ini nggak dianggep," selorohku. "Tomi itu teman ngobrol yang asik, kami mengenang kembali masa-masa di kampung. Rasanya menyenangkan punya menantu seperti dia. Bapak jadi tenang, bila nanti harus kembali ke kampung, Da. Nggak khawatir lagi, di sini k

  • Istri Serakah   Setelah Bercerai

    Pov FarhanLima bulan berlalu, aku dan Freya sudah resmi bercerai. Sekarang aku tinggal di belakang warung sotoku. Freya memenuhi janjinya untuk menjadikan aku gembel. Sekarang aku hanya bisa menyesali semuanya, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada wanita licik seperti, Freya? Wanita ular itu benar-benar telah memiskinkanku. Rumah dia kuasai, bahkan sepeda motor yang biasa aku pakai pun, dia akui juga. Karena semua kubeli sebelum kami menikah, dan semua atas nama dia, jadi aku tidak bisa menuntut apapun. Dalam hukum statusnya harta pribadi, bukan harta gono gini. Bodohnya aku, tak jadi menjual perhiasan Freya untuk membayar biaya rumah sakit, karena tidak mau repot. Tapi malah menggunakan uangku, yang ku kumpulkan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Freya, sebagai gantinya. Dan hasilnya, aku benar-benar tidak punya uang sepeserpun setelah dicampakkan, Freya. Untungnya, uang modal jualan soto, dipegang Sandro, karena dia yang biasa belanja untuk kebutuhan warung. B

  • Istri Serakah   Dilamar Mantan

    Pov FridaAkhirnya Bapak memutuskan tinggal di rumahku, untuk sementara waktu. Menemani dan menjaga aku dan anak-anakku kata beliau. "Ini kota besar Da, Bapak nggak tega lihat kalian sendiri di rumah, nggak ada laki-laki. Meskipun Bapak sudah tua, paling tidak kalau ada sosok laki-laki, kamu tidak direndahkan oleh orang lain, kalau ada yang mau macem-macem, pasti akan mikir dulu. Bagaimana pun juga kamu itu janda, sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Istri Farhan itu, tidak akan berani melabrak ke sini, kalau tahu ada aku," tegas Bapak. Aku memang sudah cerita pada Bapak, tentang kelakuan Freya yang pernah melabrak ku, aku juga cerita tentang Bang Farhan yang sempat ingin menguasai seluruh hartaku. "Bapak tega ninggal sawah? Tega ninggal kebon? Nanti bilangnya kangen kampung?" sindirku."Semuanya sudah diurus masmu, Bapak di kampung juga dilarang kerja lagi sama dia. Bapak bosen, lebih baik di sini saja, kan Bapak bisa kalau hanya jaga toko, ngangkat-ngangkat barang begi

DMCA.com Protection Status