Beranda / Pernikahan / Istri Serakah / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Istri Serakah: Bab 21 - Bab 30

37 Bab

Akhirnya Damai

Istri Serakah 21Pov Frida"Ibu minta maaf, Da. Nggak bisa pulang ke rumahmu. Ternyata memang benar, jiwa Farhan dikendalikan oleh ilmu sihir. Dia sudah terlanjur minum darah haid, Freya. Sangat sulit untuk menyembuhkan korban pelet seperti ini, butuh tirakat yang lama, sedangkan kamu tahu sendiri, Farhan tidak merasa dirinya di guna-guna. Dan yang lebih parah lagi, Farhan harus diajak menyebrang samudera, agar pengaruh sihir itu benar-benar hilang dari tubuhnya. Ibu jadi bingung, Da? Bagaimana caranya mengajak Farhan pergi?" ucap Ibu dari sebrang. Aku tidak menyangka, ternyata Freya sejahat itu. Tega main guna-guna demi menguasai Bang Farhan, seperti orang tidak beriman saja. "Lalu rencana Ibu, apa?" "Aku harus ke rumah Farhan, dia harus minum air yang sudah didoakan ini, agar kekuatan peletnya pudar," jawab Ibu pelan. "Lalu Freya bagaimana, Bu? Apa dia akan diam saja, melihat Ibu membawa air doa?""Ya itu masalahnya, tapi Ibu akan melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Pokokn
Baca selengkapnya

Freya Ngamuk

"Apa?! Papa hanya dapat rumah dan satu warung?! Mobil pun Papa kasih, ke Frida?! Papa itu bego apa guoblok?" teriak Freya, saat tahu hasil sidang pembagian harta gono gini. "Itu sudah adil, Ma. Yang Frida terima itu sudah menjadi haknya, dan anak-anak. Kamu kan tahu sendiri, sejak kita menjalin hubungan, mereka ku telantarkan. Wajarlah kalau sekarang mereka mendapatkan kompensasi," sanggahku, dengan suara pelan. Kalau lagi emosi gini, Freya suka lepas kendali, bukan hanya makian, dan umpatan, tapi segala benda yang berada di dekatnya, bisa menjadi senjata. Jadi lebih baik aku mengalah, dari pada sama-sama emosi. ."Kamu memang bodo, nggak tegas, harusnya kamu bukan hanya mikir nasib anak-anakmu dengan Frida, kamu juga harus mikirin nasib aku dan anak kita. Kami juga butuh biaya, mana jualanmu sepi lagi!" teriak Freya. "Insya Allah, akan ada rejeki, asal kita tetap berusaha, sabar dan ikhlas," ucapku lembut, berusaha meredam emosi Freya, yang semakin meninggi. "Sabar-sabar! Kamu p
Baca selengkapnya

Dilabrak

Pov Frida "Hai perempuan tak tahu diri! Keluar kamu!" terdengar suara wanita yang melengking tinggi. Suaranya terdengar sangat dekat, seperti dari depan rumahku, tapi siapa? Aku merasa tidak punya masalah dengan siapapun, kenapa tiba-tiba ada yang meneriaki aku seperti itu. "Perempuan serakah! Keluar! Kalau berani, hadapi aku!" teriaknya sekali lagi. Aku yang sedang ada tamu tentu saja mengabaikan teriakan itu, dan lebih memilih menyelesaikan urusan dengan tamuku ini. Hari ini mobil Bang Farhan laku terjual, sengaja kujual dengan harga miring, agar cepat laku. Karena aku bosan melihat mobil itu parkir di teras rumahku, selain menghalangi toko, mobil itu menyimpan kenangan buruk untukku. Mobil itu dibeli Bang Farhan atas permintaan Freya, yang tidak mau naik mobil biasa, tapi mobil mewah. Dengan mobil itu pula mereka main gila. "Terima kasih sudah menjual mobil kepada saya, Bu Frida," ucap Pak Wisnu, lelaki pemilik show room mobil bekas, yang membeli mobil Bang Farhan. Setelah p
Baca selengkapnya

Rasaku Mulai Pudar

Pov Farhan"Bang! Istrimu ngamuk di rumahku, cepat jemput dia, sebelum aku lapor ke polisi," seru Frida, dari sebrang sana. "Ada apa lagi dengan Freya? Masih pagi sudah membuat keributan di rumah orang," gerutuku dalam hati. "Iya, iya, aku ke sana sekarang." Langsung aku matikan telfonku, tanpa menunggu jawaban dari Frida. Segera aku tancap gas menuju menuju rumah mantan istriku, untuk menjemput Freya, sebelum terjadi kerusuhan. "Ma, ngapain marah-marah di sini? Ayo pulang! Bikin malu saja!" hardikku.Entah dari mana keberanianku datang, biasanya aku selalu tak berdaya menghadapi, Freya. Tapi kenapa hari ini tak ada rasa takut lagi dalam hatiku. "Aku hanya meminta uang hasil penjualan mobil," sergah Freya. "Sudah, kita pulang!" ucapku seraya menarik tangan Freya, menuju motor. "Aku nggak akan pulang, sebelum perempuan serakah ini mengembalikan uangnya," teriak Freya histeris, sambil terus meronta. "Plak!" Satu tamparan dari tanganku, melayang ke pipi tirus Freya. Aku sendir
Baca selengkapnya

Ketemu Mantan

Pov FridaAkhirnya aku kembali menginjakkan kaki di kantor pengacara ini lagi, tapi kali ini untuk menyelesaikan urusan administrasi. Semoga ini terakhir kalinya aku berurusan dengan pengacara. "Selamat pagi Bu Frida, ada yang bisa saya bantu?" sapa Clara, resepsionis kantor dengan ramah. "Selamat pagi juga, Mbak. Saya mau ketemu Pak Harsono, bisa?" jawabku tak kalah ramah. "Pak Harsono? Waduh, beliau sedang keluar, ada sidang hari ini. Tapi beliau sudah titip pesan pada saya, tunggu sebentar." Clara membuka laci mejanya, seperti mencari-cari sesuatu. Kemudian dia mengulurkan amplop coklat padaku, seraya berkata, "beliau pesen, kalau Bu Frida ke kantor. Urusan administrasinya bisa diselesaikan dengan saya, ini rinciannya, silahkan dibuka."Aku membuka amplop pemberian Clara, lalu membacanya dengan seksama. Tertulis biaya perkara lima belas juta, dan aku mendapatkan potongan lima juta, karena kasusnya tergolong ringan dan cepat selesai. Pantes aja pengacara cepat kaya, sekali ker
Baca selengkapnya

Atas Nama Kemanusiaan

Pov FarhanMakin hari, kondisi Freya makin memburuk. Kalau kemarin masih bisa beraktivitas meski sedikit dan hanya di dalam rumah saja. Jangan tanya bagaimana perasaanku terhadap Freya? Rasa itu perlahan tapi pasti, pergi dari hati ini. Tak ada lagi cinta yang menggebu-gebu, yang membuatku bertekuk lutut di hadapannya. Entah ini karena kondisi fisik Freya yang lemah, atau karena ramuan yang Ibu berikan. Yang jelas, aku melihat Freya seperti melihat orang lain saja.Freya sekarang hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur. Tak bisa bangun walau sekedar ke kamar mandi, semua butuh bantuan orang lain. Tak ada lagi Freya galak, yang suka marah-marah dan sewenang-wenang. Tak lagi Freya yang meminta semua uang hasil jualan ku, yang ada Freya yang lemah tak berdaya. "Freya kok makin parah begitu ya, Bu? Jangan-jangan ini karena ramuan yang Ibu berikan?" tanyaku pada Ibu, saat kami sedang ngobrol di teras, usai aku pulang jualan. "Ngaco kamu! Itu hanya air putih yang sudah didoaka
Baca selengkapnya

Aku Ingin Sembuh

Pov Freya"Kanker? Aku kena Kanker? Ya Tuhan... aku belum siap mati, aku masih ingin hidup," rintihku dalam hati. Kondisiku terus menurun sejak mertuaku datang ke rumah, aku merasa tidak nyaman dia berada di rumah, mencampuri urusan rumah tangga ku. Perempuan tua itu cerewet sekali, suka ngatur ini itu, dia pikir dia siapa, Ratu? Akulah ratu di rumah ini, Nyonya pemilik rumah, dia tidak bisa mengaturku seenaknya. Sejak kedatangan ibunya, Farhan juga mulai berubah, dia tak lagi patuh padaku, tapi lebih menuruti ibunya. Tak ada lagi tatapan hangat dan belaian mesra suamiku, yang ada hanya tatapan dingin, seperti kami ini orang asing. "Kira-kira apa penyebab istri saya sampai kena kanker ya, Dok?" tanya Farhan pada Dokter, yang memeriksaku."Banyak Pak, pola hidup tidak sehat, misal suka makan-makanan instan, makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, kurang olahraga, merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, paparan radikal bebas. Hubungan seks tidak sehat contohnya, berhubungan
Baca selengkapnya

Bercerai?

"Dalam rahim Bu Freya tumbuh tumor yang masih jinak, belum sampai kanker, tapi kalau kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka akan tumbuh menjadi kanker. Tapi bisa diatasi dengan operasi pengangkatan tumor, untuk mencegah penyebarannya," jelas Dokter yang menangani Freya. "Tapi kenapa kondisinya seperti orang yang penyakitnya sudah parah, Dokter?" tanyaku heran. "Itu lebih dipengaruhi oleh kondisi psikis, ada hal yang membuat Ibu Freya merasa tertekan, dan semangat hidupnya hilang. Hanya Bu Freya yang tahu apa penyebabnya, coba anda tanyakan baik-baik. Usahakan, agar penyebab Ibu Freya merasa tertekan dijauhkan untuk sementara waktu, atau kalau bisa untuk selamanya, untuk mencegah kondisi seperti ini terulang lagi."Penjelasan Dokter membuat bingung, ada yang membuat Freya merasa tertekan? Apa, siapa? Apa karena kondisi keuanganku yang tidak lagi seperti dulu, atau kehadiran Ibu? Freya dan Ibu seperti api dan air, tidak pernah bisa disatukan. "Kira-kira butuh berapa lama proses pe
Baca selengkapnya

Dilamar Mantan

Pov FridaAkhirnya Bapak memutuskan tinggal di rumahku, untuk sementara waktu. Menemani dan menjaga aku dan anak-anakku kata beliau. "Ini kota besar Da, Bapak nggak tega lihat kalian sendiri di rumah, nggak ada laki-laki. Meskipun Bapak sudah tua, paling tidak kalau ada sosok laki-laki, kamu tidak direndahkan oleh orang lain, kalau ada yang mau macem-macem, pasti akan mikir dulu. Bagaimana pun juga kamu itu janda, sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Istri Farhan itu, tidak akan berani melabrak ke sini, kalau tahu ada aku," tegas Bapak. Aku memang sudah cerita pada Bapak, tentang kelakuan Freya yang pernah melabrak ku, aku juga cerita tentang Bang Farhan yang sempat ingin menguasai seluruh hartaku. "Bapak tega ninggal sawah? Tega ninggal kebon? Nanti bilangnya kangen kampung?" sindirku."Semuanya sudah diurus masmu, Bapak di kampung juga dilarang kerja lagi sama dia. Bapak bosen, lebih baik di sini saja, kan Bapak bisa kalau hanya jaga toko, ngangkat-ngangkat barang begi
Baca selengkapnya

Setelah Bercerai

Pov FarhanLima bulan berlalu, aku dan Freya sudah resmi bercerai. Sekarang aku tinggal di belakang warung sotoku. Freya memenuhi janjinya untuk menjadikan aku gembel. Sekarang aku hanya bisa menyesali semuanya, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada wanita licik seperti, Freya? Wanita ular itu benar-benar telah memiskinkanku. Rumah dia kuasai, bahkan sepeda motor yang biasa aku pakai pun, dia akui juga. Karena semua kubeli sebelum kami menikah, dan semua atas nama dia, jadi aku tidak bisa menuntut apapun. Dalam hukum statusnya harta pribadi, bukan harta gono gini. Bodohnya aku, tak jadi menjual perhiasan Freya untuk membayar biaya rumah sakit, karena tidak mau repot. Tapi malah menggunakan uangku, yang ku kumpulkan secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Freya, sebagai gantinya. Dan hasilnya, aku benar-benar tidak punya uang sepeserpun setelah dicampakkan, Freya. Untungnya, uang modal jualan soto, dipegang Sandro, karena dia yang biasa belanja untuk kebutuhan warung. B
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status