Semua Bab Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby): Bab 41 - Bab 50

139 Bab

Amira sekolah

Pagi yang cerah, Risa menggeliat kecil saat sinar matahari menerobos masuk melalui celah ventilasi kamar dan menyilaukan matanya yang masih terpejam. Perempuan itu meraba samping ranjang dan tidak mendapatkan Gilang berada di sampingnya. Risa pun melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.Risa menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka dan terkejut melihat Gilang yang sedang memakai handuk masuk ke dalam kamar. Gadis itu terkesiap karena Gilang tidak memakai pakaian dan hanya mengenakan handuk saja. Lelaki bermata elang itu kemudian mengambil pakaiannya di dalam lemari."Kenapa Kakak tidak bangunkan aku?" tanya Risa. Gilang menoleh sesaat, lalu menerbitkan senyum di wajahnya. Dia pun berjalan ke arah ranjang dan mengusap kepala Risa dengan lembut."Kamu belum sembuh total, jadi aku tidak ingin membangunkan tidurmu yang sedang nyenyak," sahut Gilang seraya mengeringkan rambutnya dengan sebuah handuk kecil."Kakak mau ngapain?" tanya Risa saat melihat K
Baca selengkapnya

Shopping dengan Vani

Keadaan Risa perlahan sudah mulai benar-benar pulih. Gilang mengizinkan Risa kembali mengerjakan pekerjaan rumah termasuk memasak dan membuatkan sarapan pagi untuknya.Pagi itu, sebelum Gilang berangkat ke kantor, Risa meminta izin padanya untuk pergi mall bersama Kak Vani.Awalnya Risa mengira kalau Gilang tidak akan mengizinkannya untuk pergi kemanapun, tapi ternyata Gilang menyetujui istrinya itu bergabung bersama teman-teman karena menurut Gilang, Risa memang harus rajin menjalin komunikasi dengan para wanita sosialita itu.Risa pun membuat janji dengan Vani untuk belanja di Mall dekat kantor Kak Gilang. Vani menjemput Risa kerumah dengan mobilnya. Mereka berbelanja bersama teman-teman komunitas. Sebenarnya Risa tidak terbiasa, tapi Gilang memaksanya untuk ikut Vani hang out atau shopping. Katanya supaya Risa tidak stres di rumah. Gilang memberikan Risa kartu ATM miliknya."Risa, kamu harus beli tas ini deh. Ini limited edition, loh." Vani menyodorkan sebuah tas berharga puluhan
Baca selengkapnya

Siapa Amira sebenarnya?

Pagi ini, Risa dan Gilang memantapkan niat mereka untuk menyekolahkan Amira di sekolah taman kanak-kanak di dekat kantor Gilang."Kamu yakin ingin menjaga Amira di sekolah? Kalau memang keberatan, biar Mbak Asih saja ia menunggui dia di sekolah," tanya Gilang."Sangat yakin, Kak. Kebanyakan ibu-ibu yang menunggu anaknya di sekolah. Aku tidak mau kalau Amira merasa bahwa dia tidak memiliki Ibu sehingga dijaga oleh seorang babysitter." Risa menyahut dengan penuh kemantapan.Hari itu Risa sudah memakaikan Amira seragam yang sudah mereka beli di mall kemarin siang. Dia sangat bahagia melihat Amira memakai seragam taman kanak-kanak yang berwarna biru putih tersebut."Apa sekolah tersebut memiliki seragam seperti ini?" Gilang bertanya kepada Risa saat melihat Risa memasangkan dasi dan topi kepada Amira."Aku nggak tahu, Kak, tapi menurut teman-teman kemarin kebanyakan sekolah di Jakarta memakai seragam seperti ini untuk seragam nasional. Kalau ternyata nanti sekolah itu memakai seragam yang
Baca selengkapnya

Amira bukan anak Gilang?

"Gading, aku seperti pernah mendengar nama itu. Akh, aku lupa. Di mana aku mendengar nama itu." Risa memijat pelipisnya agar bisa mengingat di mana Dia pernah mendengar nama Gading.Risa lanjut membaca Akte kelahiran. "Lahir tanggal sepuluh bulan Januari tahun Dua Ribu tujuh Belas. Anak pertama dari Ayah Gading Eka Adiguna dan Ibu Mega Naomi."Risa semakin membelakkan mata. "Jika akte kelahiran berbunyi seperti ini. Apakah ini berarti Amira bukan anak Kak Gilang?" Risa kembali bergumam di dalam hati sambil menoleh ke arah Amira."Bunda, Kenapa lama sekali Bunda memeriksa mapnya? Ada yang tertinggal?" Ucapan Amira membuyarkan lamunan Risa. Gadis itu pun segera tersenyum pada Amira."Nggak apa-apa, Sayang. Bunda hanya mengingat beberapa hal yang Bunda lupakan," sahut Risa tergelagap.Risa memasukkan kembali berkas-berkas itu ke dalam map berwarna biru. Pikirannya benar-benar berkelana. Tidak ada nama Gilang di akte kelahiran Amira. Apa itu berarti Amira bukan anak Gilang? Lalu, mengap
Baca selengkapnya

Permohonan Risa

Risa menggandeng Amira berjalan memasuki sebuah ruangan bertuliskan CEO. Mereka pun segera mengetuk pintu.Tokk tokk tokk"Masuk," Suara bass itu mengizinkan mereka masuk. Risa menggandeng tangan Amira masuk ke ruangan yang bertuliskan 'CEO'.Risa melihat Gilang duduk di kursi kebesarannya. Dia terlihat tampan berada di sana. Lebih tepatnya terlihat lebih berwibawa dan berkharisma.Ruangan Gilang cukup luas untuk ukuran seorang CEO. Di dalamnya ada sebuah sofa yang terletak di sudut ruangan. Ada juga beberapa rak buku yang terletak di sudut ruangan lainnya. Sedangkan meja kerja Gilang terletak di ujung sudut yang menghadap ke arah sofa."Ayah ..." Amira berhambur memeluk Gilang dengan riangnya."Hallo anak Ayah. Gimana sekolahnya?" Gilang menjawil hidung Amira dengan gemas."Amira punya banyak teman dan ibu guru yang cantik banget lho, Yah." Amira berujar dengan nada manja."Cantik?" Gilang menatap Risa sekilas."Iya, cantik. Tapi sama bunda, lebih cantik bunda." Amira tersenyum meman
Baca selengkapnya

Pakaian ibunya Amira

Tentu saja Risa tidak mengizinkan Dela untuk tinggal bersama Tante Tika lagi. Kehidupan Dela tinggal di apartemen, jauh lebih baik. Lagi pula, rahasia tentang adopsi Dela sudah terbongkar. Tante Tika tentu tidak akan bersikap manis lagi pada Dela. Lagipula sebelumnya Tante Tika sudah bersikap jahat pada Della. Apalagi saat ini Om Herman sudah tidak ada lagi di dunia.Namun, Risa tidak tega jika Tante Tika terus berada di dalam penjara. Dia kasihan melihat Tante Tika yang nantinya akan mendapat masalah dari tahanan lainnya. Risa pun dilema."Kalau nggak mau, berhentilah merengek." Gilang menutup laptopnya, lalu beranjak menuju ranjang, dan memejamkan matanya."Tapi Kak." Risa memegangi tangan Gilang dengan tetapan memohon."Mendekatlah." Gilang memanggil Risa dengan menggunakan jari telunjuknya.Risa segera mendekati Gilang, lalu mendekatkan wajahnya. Seperdetik kemudian, Gilang melabuhkan ciuman di Bibir Risa dan melumatnya dengan lembut."Tidurlah. Ini sudah malam." Risa menepuk-nepu
Baca selengkapnya

Cemburu pada Bu Yasmin

"Aku mohon. Kamu boleh marah kepadaku. Tapi jangan pernah bersikap seperti ini di hadapan Amira. Dia pasti sangat sedih jika melihat Bunda dan ayahnya bertengkar." Gilang berkata sambil menggenggam erat tangan Risa dan menatap dengan wajah memohon.Risa menghela nafas panjang. Perempuan itu selalu tidak berkutik setiap kali membicarakan tentang Amira. Hal itu dikarenakan dia yang memang sudah terlanjur sangat menyayangi Amira dan tidak ingin melihat ada kesedihan di mata gadis kecil itu."Baiklah. Aku tidak akan ngambek lagi. Tapi aku tidak mau jika Kakak kembali berbohong seperti ini. Rasanya sakit sekali." Risa hendak berlalu meninggalkan Gilang, tapi Gilang menahan tubuhnya dan memeluk perempuan itu dari belakang."Maaf jika Hari ini aku sudah melukai perasaanmu. Aku berjanji ke depannya hal ini tidak akan pernah terjadi lagi. Aku akan membeli segala kebutuhanmu sehingga kamu tidak perlu memakai barang-barang milik ibunya Amira." Gilang berbisik sambil membenamkan kepalanya di ceru
Baca selengkapnya

Kedatangan Allea

Pagi itu, Risa membuatkan sarapan roti bakar dengan isi coklat. Dia membuatkan kopi hitam untuk Gilang, Teh manis untuk Gio, dan Susu rendah lemak untuk Amira. Sedangkan untuknya sendiri, Risa membuat jus jeruk. Sejak kecil, Risa terbiasa hanya bertemu dengan buah jeruk dan Tante Tika hanya mampu membelikan mereka buah jeruk. jadi, dia hanya terbiasa dengan jus jeruk. Walaupun di dalam kulkas banyak aneka buah-buahan. Mulai dari buah lokal maupun impor. Tapi, Risa tetap hanya akan makan buah jeruk, atau membuat jus jeruk Pagi itu, rumah Gilang kedatangan tamu istimewa. Papa dan Mamanya datang bersama seorang perempuan yang anggun dan berpakaian seksi. Siapa lagi kalau bukan Allea."Papa, ada devil." Amira menghentikan menyuap makanannya.Gilang menghentikan makannya, lalu menoleh ke arah tiga orang yang berjalan menuju mereka. Lelaki yang sedang sarapan pagi itu meminta Risa membantu Amira meneruskan sarapannya karna Amira yang terlihat ketakutan."Gilang, aku membawa sarapan yang e
Baca selengkapnya

Tertidur di ruang CEO

Ketika sampai di kantor, Risa dan Gilang dihadapkan pada pemandangan yang mengejutkan. Beberapa rekan bisnis Gilang memaksa securiti untuk masuk ke ruangan Gilang."Ada apa ini?" tanya Gilang santai."Pak Gilang, apa benar istri anda ini anda beli dari hasil menang lelang?" Tanya seorang rekan bisnis Gilang, membuat dada Risaterasa sakit dan nyeri. Gilang mengerutkan keningnya, lalu menggenggam erat tangan Risa. "Benar, kenapa? Ada masalah?" Jawab Gilang santai."Maaf, Pak Gilang. Kalau begitu saya membatalkan kontrak dengan anda." Jawab orang tersebut dengan emosi."Silahkan, tanpa kontrak dengan Anda sekalipun. Perusahaan saya tetap akan berdiri." Jawab Gilang masih dengan santai."Tapi, Pak Gilang." Beberapa orang penting dalam perusahaan menatap kecewa pada Kak Gilang."Lalu saya harus apa? Menceraikan istri saya karena tidak selevel dengan saya?" Gilang menatap para karyawan dan relasi bisnisnya."Maaf, sampai kapanpun itu tidak akan terjadi." Gilang menatap manik mata Risa samb
Baca selengkapnya

Kepergian Tante Tika

"Kalian tidak perlu tau, yang perlu kalian tau, kalian tidak akan pernah bertemu lagi dengannya." Perkataan Gilang membuat dada Risa terasa nyeri. Air mata langsung menggenang di pelupuk matanya. Perempuan itu menatap Tante Tika intens. Tante Tika bukanlah benar-benar orang jahat. Karena beliau yang telah membesarkan Risa dan Dela dengan baik. Sekalipun mereka bukanlah anak kandungnya."Benarkah kami sudah tidak bisa bertemu dengannya lagi?" Risa bergumam seorang diri.Namun, keputusan Gilang tidak bisa di ganggu gugat lagi. Risa merasa cukup beruntung, karena Gilang bersedia membebaskan Tante Tika dari penjara. Amplop yang diberikan Gilang berisi uang untuk Tante Tika memulai hidup baru di tempat yang baru."Tante, jaga diri baik-baik, ya." Risa menatap Tante Tika dengan seksama. Risa tahu perbuatan Tante Tika yang menjualnya di Facebook sangat keterlaluan. Namun, dibalik semua itu ada hikmah yang jauh lebih bermakna. Risa di beli seorang Gilang Dwi Adiguna. Suami terbaik menurut R
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status