All Chapters of Kau Buang Aku, Kunikahi Bosmu: Chapter 181 - Chapter 190

327 Chapters

Bab 181

Bab 181"Kapan Om dan Ibu menikah?"Sebelum Handi dan Siti menjawab, ada dua orang yang kini tampak terperangah kaget. Baik Sumi dan Bi Yati, keduanya tampak bingung, sekaligus senang."Ya Allah ... Apa kita nggak salah denger, Sum?"Sumi menggelengkan kepalanya dengan cepat. Wanita muda itu kini tergopoh-gopoh mendekat."Mbak Siti beneran mau nikah sama Pak Handi?"Siti tersentak kaget. Wanita itu memilih melirik ke arah Handi. Pria itu tampak tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya."Bi, Sum ... Kami berdua ingin bicara. Bisa duduk dulu?""Iya, Pak!" ujar Sumi dan Bi Yati serentak.Siti segera mematikan kompor dan beralih ke arah meja makan. Jujur saja saat ini dia merasa gugup. Walau sebenarnya, Sumi dan Bi Yati pasti telah menduga sejak awal.Mereka berlima kini berada di ruang makan. Siti duduk tepat di samping Putri. Sedangkan Bi Yati dan Sumi, duduk di seberang sana. "Ada berita baik yang patut disampaikan ke kalian berdua. Sebenarnya saya dan Siti memutuskan untuk menikah
Read more

Bab 182

Bab 182Handi mengangguk pelan. "Benar, Ti. Mas yakin kalau kamu juga belum mau menikah secara mendadak karena masih ada banyak hal yang perlu disiapkan. Setidaknya Mas ingin melaksanakan acara pertunangan dulu dan mengumumkan hubungan kita pada orang sekitar. Itupun kalau kamu mau," ujarnya lagi.Siti diam sejenak. Dia merasa cukup bimbang. Disisi lain, wajar saja jika pria itu ingin melangsungkan acara pertunangan lebih dulu. Tapi Siti merasakan firasat buruk. Dia takut kalau nama baik calon suaminya itu akan tercoreng. Apalagi saat pertunangan nanti pasti akan ada banyak rekan kerja yang datang. Pastinya mereka semua akan bertanya-tanya soal status Siti.Tapi Siti juga tak ingin egois. Lagipula dia juga harus bersiap untuk menemui kenyataan. Jika Adi tahu soal dirinya yang menikah dengan Handi, itu adalah konsekuensi yang harus diterima.Siti mengangkat wajahnya kembali dan tersenyum tipis. "Kalau Mas memang berniat seperti itu, aku juga nggak akan menolak. Tapi apa sudah dipikirkan
Read more

Bab 183

Bab 183Adi menutupi sebagian kepalanya dengan topi dan juga masker. Pria itu segera pergi keluar dari rumahnya. Besok, Adi harus membayar gaji para tukang. Tapi sayangnya sampai sekarang pun dia masih belum mendapatkan kejelasan dari perusahaan.Adi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali dia tampak awas karena takut bertemu dengan depkolektor.Tiba-tiba ponselnya berdering nyaring, Adi melirik sekilas ke arah benda pipih yang terletak tepat di saku bajunya. Perlahan pria itu menepikan mobilnya dan mengecek ponsel. Adi tampak mengerutkan kening karena sang ibu tiba-tiba menelepon. "Ck! Ngapain Ibu nelpon segala, sih?"Meski Adi merasa enggan, tapi dia juga tak ingin membiarkan teleponnya itu terus berdering. Adi tahu dengan jelas tabiat ibunya. Retno tak akan berhenti sebelum berhasil mendapat keinginannya."Halo, Bu? Ada apa?"Retno mengepalkan tangan dengan erat. "Kenapa baru diangkat, sih? Kamu sibuk banget, Di?!"Hanya dalam waktu sekejap mata, wanita paruh baya i
Read more

Bab 184

Bab 184"Keuangan Adi lagi seret, Bu. Kalau Ibu nggak mau mengerti juga, Adi juga bisa bersikap tega!"Setelah Adi selesai berucap, pria itu segera memutuskan sambungan teleponnya. Adi tahu dengan jelas kalau ibunya pasti akan terus memintanya untuk mengirim uang. Sekarang kepalanya semakin berdenyut nyeri. Sebisa mungkin dia harus mendapatkan uang. Entah bagaimanapun caranya.Tak ingin membuang waktu, Adi kembali menyalakan mobilnya. Pria itu segera mengemudikannya menjauh dari area kontrakannya. Saat ini pikirannya hanya satu, Adi ingin menghilangkan jejak sebelum dia berhasil mendapatkan uang.Adi mengemudikan mobilnya hingga cukup dekat ke area pembangunan cabang perusahaan baru. Pria itu melambatkan laju mobilnya sejenak sambil mengamati keadaan. Para tukang bangunan terlihat cukup sikap untuk bekerja. Tapi matanya kini tampak memicing ketika melihat sosok mandor yang justru tengah bersantai di tenda.Adi mengepalkan tangannya dengan erat. "Jadi kayak gini kerjaan dia ketika aku
Read more

Bab 185

Bab 185"Ti, gimana kalau kita tunangannya minggu depan?"Siti yang tengah melihat anaknya bermain di taman itu tampak menoleh ketika mendengar penuturan Handi."Secepat itu, Mas?""Iya, Ti. Mas rasanya nggak mau menunda lagi. Tapi Mas juga butuh pendapat kamu," ujar Handi.Siti tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, Mas. Memang lebih cepat itu baik, kok."Dibandingkan terus menunda, Siti telah bersiap untuk menghadapi kenyataan. Bagaimanapun juga ini adalah hidupnya dan dia berhak merasakan bahagia.Tak peduli bagaimana pendapat orang-orang nantinya, Siti hanya berharap mendapatkan kabar terbaik."Kalau begitu kita siapkan segalanya, ya? Nanti kita mampir ke butik dulu untuk pesan gaun."Siti mengerutkan keningnya karena wanita itu tak mengharapkan sebuah pesta yang begitu meriah. Bahkan rasanya dia juga tak pantas mengenakan gaun mewah."Apa harus semewah itu, Mas? Lagipula nggak ada artinya karena aku hanya seorang janda. Pakai gaun mahal hanya akan merugikanmu."Handi menghela napas pel
Read more

Bab 186

Bab 186"Wah ... lihat siapa yang datang?"Mata Siti tampak membulat sempurna ketika melihat sosok Eva, sepupunya yang selalu saja bersikap sengit padanya.Eva tampak datang bersama dengan sang suami. Mereka berdua juga sepertinya sedang memilih pakaian di butik ini.Siti merasa sedikit jantung karena bertemu dengan sepupunya itu. Bagaimanapun juga hubungan mereka terakhir kali tak baik.Tatapan Eva yang begitu tajam dan juga sinis membuat Siti semakin merasa tak nyaman."Eh, Siti? Kebetulan kita ketemu disini. Kamu mau beli baju juga?" tanya Dirga.Sebelum Siti berhasil membuka mulutnya, Eva sudah lebih dulu berbicara."Mana mungkin, Mas? Pakaian di butik ini 'kan harganya mahal. Gaji dia sebagai babu aja nggak mungkin cukup untuk beli pakaian paling murah di sini."Degh!Hati Siti terasa ngilu. Perkataan Eva barusan memang benar karena Siti yang bekerja sebagai pembantu uangnya pasti tidaklah cukup untuk membeli pakaian di butik ini. Tapi uang yang dihasilkannya dari menulis novel,
Read more

Bab 187

Bab 187Handi tahu dengan jelas kalau wanitanya itu saat ini tengah berbohong agar bisa menutupi perasaannya sendiri."Kalau kamu nggak kuat, kamu juga boleh mengeluh, Ti. Saat ini ada aku yang akan menjagamu, jadi jangan sungkan apabila air matamu itu sudah menggenang."Siti diam sejenak ketika mendengar penuturan Handi. Tapi tiba-tiba senyuman mulai muncul di wajahnya."Iya, Mas. Lain kali aku tidak akan berpura-pura tegar lagi."Di waktu yang bersamaan, Dirga telah berhasil menyeret istrinya keluar dari butik. Walaupun dengan cara yang cukup kasar tapi pria itu merasa senang karena istrinya kini berhasil dikontrol."Masuk ke mobil, sekarang!"Eva menekuk wajahnya karena merasa kesal, tapi wanita itu tak bisa menolak dan langsung masuk ke dalam mobil sang suami.Setelah memastikan istrinya benar-benar masuk ke dalam mobil, Dirga baru masuk dan mulai mengemudikan mobilnya menjauh dari butik.Eva sejak tadi masih saja memasang wajah masam. Tapi Dirga enggan bertanya karena pria itu me
Read more

Bab 188

Bab 188"Mari saya perlihatkan beberapa koleksi gaun di butik ini." Salah seorang pegawai tampak begitu ramah. Wanita itu dengan cepat langsung mendekati Siti.Siti menganggukan kepalanya perlahan dan mengikuti arahan dari pegawai toko. Mata Siti melirik ke arah salah satu gaun berwarna abu-abu muda yang tampak begitu indah. Jemarinya terulur pelan dan mulai mengelus gaun tersebut."Apa kamu suka gaun ini?"Siti menoleh ke arah Handi, tapi wanita itu hanya bisa tersenyum kecut karena sadar bahwa gaun indah tersebut tidak akan cocok jika dikenakan olehnya."Ini sangat indah, Mas. Tapi akan terlihat buruk kalau aku yang pakai. Aku cari yang sederhana aja."Handi menghela napas perlahan. "Lihat? Kamu lagi-lagi ngomong kayak gitu. Kalau kamu suka, ambil saja dan coba. Kalau memang kurang cocok, kita cari yang lain."Siti terkekeh pelan. Handi bahkan jauh lebih sabar ketika bersamanya. Padahal pria itu tampaknya tak perduli dengan hal-hal semacam ini. Tapi Siti nyatanya salah besar."Aku b
Read more

Bab 189

Bab 189Tanpa terasa waktu bergulir dengan cepat karena Handi dan Siti kini tengah sibuk menyiapkan acara pertunangan yang akan diadakan sekitar dua hari lagi.Bahkan Sumi dan Bi Yati juga ikut serta membantu karena kedua wanita itu sangat setuju dengan hubungan Siti.Siti melirik ke arah ponselnya yang berdiri nyaring. Wanita itu segera meraih ponselnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Handi. Pandangan wanita itu kini beralih menatap Sumi."Sum, aku angkat telpon dulu, ya?""Iya, Mbak."Setelahnya, Siti segera mencari tempat yang nyaman. Wanita itu segera mengangkat panggilan."Halo, Mas?""Apa aku ganggu kamu?"Siti tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala perlahan. "Nggak kok, Mas. Ada apa?""Syukurlah. Aku telepon karena nanti ada yang akan datang ke rumah. Aku udah sewa pegawai salon biar kamu bisa perawatan dulu.""Eh? Kenapa repot-repot, Mas?"Handi terkekeh pelan. "Apanya yang repot? Aku cuma mau lakukan yang terbaik untuk calon istriku."Hati Siti kembali terasa hangat.
Read more

Bab 190

Bab 190Adi gemetar ketakutan karena pria itu sadar sejak tadi tengah diikuti oleh sebuah mobil. Rasanya dia tak bisa fokus untuk mengemudikan mobilnya dan sesekali melirik ke arah belakang."Sialan! Sebenarnya siapa yang mengikutiku sejak tadi, sih?!"Kepalanya masih saja terasa pusing karena dia kembali mendapatkan demo dari para tukang bangunan yang meminta gaji agar segera dibayarkan.Tapi sekarang dia justru dikejar oleh orang yang tak dikenal. Rasanya kehidupannya kini semakin sulit dan juga tak bisa diatur dengan baik.Adi segera menancap gas jauh lebih cepat. Pria itu berharap tak diikuti lagi. Tapi sayangnya dugaannya itu salah kaprah karena sampai saat ini pun dia masih tetap diikuti dari belakang. Mobil yang mengikutinya itu juga melaju jauh lebih cepat.Tiba-tiba mobil itu menyalip dan langsung berhenti tak jauh dari depan. Adi yang terkejut segera menekan pedal rem agar tidak menabrak.Cittt!Untung saja mobil berhasil berhenti dengan tepat. Adi yang sudah terlanjur meras
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
33
DMCA.com Protection Status