Share

Bab 184

Bab 184

"Keuangan Adi lagi seret, Bu. Kalau Ibu nggak mau mengerti juga, Adi juga bisa bersikap tega!"

Setelah Adi selesai berucap, pria itu segera memutuskan sambungan teleponnya.

Adi tahu dengan jelas kalau ibunya pasti akan terus memintanya untuk mengirim uang. Sekarang kepalanya semakin berdenyut nyeri. Sebisa mungkin dia harus mendapatkan uang. Entah bagaimanapun caranya.

Tak ingin membuang waktu, Adi kembali menyalakan mobilnya. Pria itu segera mengemudikannya menjauh dari area kontrakannya. Saat ini pikirannya hanya satu, Adi ingin menghilangkan jejak sebelum dia berhasil mendapatkan uang.

Adi mengemudikan mobilnya hingga cukup dekat ke area pembangunan cabang perusahaan baru. Pria itu melambatkan laju mobilnya sejenak sambil mengamati keadaan. Para tukang bangunan terlihat cukup sikap untuk bekerja. Tapi matanya kini tampak memicing ketika melihat sosok mandor yang justru tengah bersantai di tenda.

Adi mengepalkan tangannya dengan erat. "Jadi kayak gini kerjaan dia ketika aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status