Home / Romansa / Pesona Sang Peri / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Pesona Sang Peri: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 80. Kelemahan Negeri Veggur

Memanfaatkan keterkejutan orang-orang yang ada di balairung, Barrant mendesak mereka untuk segera memutuskan bagaimana nasib Fjola selanjutnya. Dengan adanya Sofia yang menjadi bukti bahwa segala yang diucapakan gadis itu adalah benar, maka para dewan meyakini bahwa selama ini Fjola merupakan korban. Mereka juga memutuskan untuk mengadili Margaret dan memanggil beberapa saksi. Namun, sampai di penghujung hari itu, Margaret tak juga kembali. Prajurit yang dulu pergi bersamanya pun berkata bahwa wanita tua itu sudah meninggalkan Negeri Vetur setelah jasad Lilija dikuburkan. Ke mana perempuan tua itu pergi? Tak ada yang tahu.Raja Valdimar yang selama ini telah salah sangka meminta maaf kepada Fjola. Ia juga mengizinkan gadis itu menikah dengan putranya. Namun, Fjola menanggapinya hanya dengan ucapan ucapan terima kasih yang tidak tulus.Setelah persidangan selesai, juru bicara diutus untuk menyampaikan apa yang terjadi di dalam istana kepada rakyat, tentu setelah memilih kata-kata yang
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Bab 81. Hasil Perundingan

Perundingan itu terjadi amat sengit. Masing-masing pihak enggan untuk mengalah. Sofia yang rupanya sangat keras kepala akhirnya mampu membuat Raja Valdimar terjepit. Akhirnya ia terpaksa menandatangani perjanjian bahwa Negeri Haust diperbolehkan mengirimkan hasil panen mereka sebanyak setengah dari biasanya. Sebagai ganti mereka akan mengirim beberapa ahli pertanian plus bibit ke Negeri Veggur untuk megngajari penduduk bercocok tanam. Namun, untuk masalah gadis pembawa upeti, mereka sepakat bahwa tak ada yang berubah kecuali jika pada akhirnya gadis itu tidak diterima sebagai selir, maka ia wajib dikembalikan ke kekeluarganya.Sebenarnya Raja Valdimar tak setuju tentang masalah gadis itu. Sebab, jika Negeri Haust tidak mengirim gadis sama sekali, negeri lain akan merasa tidak adil. Namun, Sofia ngotot tak mau mengirim lagi dan memilih perang dengan negeri itu. Barrant mengusulkan jalan tengah untuk mereka dan akhirnya keputusan itulah yang diambil. Raja Valdimar berpesan kepada Sofia
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

Bab 82. Pilihan

Seulas senyum tak lepas dari bibir Barrant sejak Fjola ditetapkan tidak bersalah oleh para dewan. Tak hanya itu, ayahnya juga mengenankan dirinya untuk menikahi gadis itu. Tentu, ia mesti mengutarakannya kepada sang pujaan hati sebelum sang ayah berubah pikiran. Pasalnya, pembicaraannya dengan Sofia tadi cukup membuat suasana hati Raja Valdimar mendung. Pokoknya, sebelum tahta dibebankan kepadanya, ia harus menikahi Fjola.Ia tengah menelusuri celah sempit di antara dua bangunan yang berliku. Fakta bahwa Fjola pergi ke tempat favorit di mana kenangannya dulu ketika bersama membuat Barrant yakin bahwa hati gadis itu tidak berubah, walau telah mengalami kehidupan yang keras di luar tembok. Ia yakin Fjola masih mencintainya. Maka, dengan keyakinan hati, ia akan meminta lagi kepada gadis itu supaya bersedia menjadi istrinya. Kali ini ia akan menjaga sang gadis dengan ketat. Ia tak akan mengizinkan siapa pun menyakiti Fjola lagi, apalagi menculiknya.Dan, ketika ia berbelok di ujung tanjak
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 83. Perundingan

Hari-hari Fjola selanjutnya dihabiskan dengan menanamkan kepada dirinya sendiri bahwa di sanalah tempatnya. Menikah dengan Barrant adalah takdirnya. Menjadi arti sebuah negeri adalah pilihannya. Ia menyibukkan diri dengan mempelajari protokol istana, peraturan dan adab-adab dalam istana. Ia sangat sibuk. Sampai ketika seorang pelayan memberikan sebuah bungkusan kecil yang dikirimkan oleh Sofia dari Negeri Haust, Fjola mengernyit. Kini kamarnya sudah berpindah lagi, di samping kamar sang pangeran, kamar yang ditempati oleh Lilija dulu. Meskipun kamar itu bekas Lilija, tak ada satu pun benda yang mengingatkannya kepada gadis itu. Sebab, setelah Lilija meninggal, barang-barang di kamar itu dibawa pergi bersama kereta yang berisi jasad gadis itu ke negeri kelahirannya. Tirai-tirai, sprei, bahkan ranjangnya pun sudah diganti. Lemari juga diganti dengan yang baru. Dan, semenjak kejadian menghilangnya Fjola dulu, Ishak tak lagi jauh-jauh dari gadis itu. Ia selalu menempel ke mana pun Fjola p
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 84. Kegagalan

Sementara Fjola tengah menuju gerbang perbatasan, Fannar yang misinya gagal malah murung. Beberapa hari ia mengunci diri di kamarnya. Setelah melarikan diri dari istana kemarin, ia bersama anggota Garda lari ke rumah persembunyian yang lain. Untuk menghindari kecurigaan, mereka berpisah. Ia dan Zoe kembali ke rumah persinggahan yang berada di tengah kota dulu, rumah pertama kali ia bertemu dengan sang ketua. Sedangkan Rowan dan Luke bersembunyi entah di mana.Kemarin Mr. Q datang menjenguk mereka. Itu adalah pertama kalinya ia berkunjung ke sana setelah insiden peracunan itu. Ia berkata kepada Fannar bahwa tidak apa-apa pemuda belia itu salah dalam memberikan racun. Toh, membunuh Pangeran Barrant merupakan langkah awal mereka. Meski yang terbunuh akhirnya orang lain, tujuan mereka sebenarnya tercapai. Mereka ingin membuat orang-orang tahu dan sadar bahwa Garda memang nyata, bukan dongeng maupun isapan jempol semata. Dan, mereka juga ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa Garda me
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 85. Peri Satunya

Jantung Fjola rasanya mau copot ketika kereta yang membawanya semakin mendekati gerbang perbatasan. Ingatan ketika ia mendekati gerbang itu dari sisi yang berlainan dulu membuat darahnya seolah mendesir cepat. Tamparan serta tuduhan dari komandan berbadan besar namun berotak mini membuat wajahnya panas karena menahan amarah. Namun, setelah dipikir-pikir, ia merasa lucu.Mungkin, kalau komandan itu tidak menampar dan mencegahnya masuk, Fjola sudah menjadi debu sekarang. Ia tak akan percaya kepada Arnor. Dan, ia tak akan melakukan perjalanan panjang dengan peri itu.Teringat Arnor membuat Fjola mengutuk dirinya sendiri. Ia memutar-mutar cincin yang dikenakannya untuk mengingatkan bahwa ia sudah memutuskan akan melupakan peri itu dan menerima Barrant sebagai suaminya. Lagi pula, bukankah Arnor menginginkan hal ini juga? Nyatanya, ketika berpisah di celah tembok dulu, dia menyuruh Fjola untuk bersama Barrant dan melupakannya.Kalau memang utusan para peri itu adalah Arnor, ia akan menghad
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 86. Mengintip Pikiran

Fjola merasa seolah melayang. Meski tubuhnya masih berada di tempatnya berada, pikirannya seolah tersedot ke tempat dan waktu yang lain. Rasanya ia berputar-putar sebentar sebelum penglihatannya kembali jernih. Ia tak lagi berada di depan gerbang, melainkan di sebuah balairung terbuka yang indah sekali. Jalinan ranting berkelidan di atasnya sebagai sebuah atap. Pohon-pohon yang sangat besar berdiri di sekelilingnya. Pohon-pohon itu bahkan memiliki undakan pada batangnya yang besar. Fjola ingin menelusuri undakan itu sampai ke ujungnya, tetapi tak bisa. Sebab, matanya tak bisa bergerak sesuai keinginannya. Namun, dari jauh, ia dapat melihat pohon-pohon besar itu membentang luas hingga ke depan. Daun-daunnya tampak rimbun dan berwarna warni. Sebuah pohon di sebelah kirinya, yang memiliki jarak lumayan jauh hingga tertangkap oleh matanya, berdaun yang berwarna merah menyala. Di pohon lain bunganya tampak biru legam, tetapi di antara daun-daun itu terdapat bunga yang memancarkan cahaya.
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Bab 87. Gagal

Dunia Fjola seakan runtuh ketika kembali ke tubuhnya yang diguncang-guncang. Telinganya berdenging nyaring sekali sampai-sampai suara Barrant yang berada tepat di sampingnya tak terdengar. Bahkan, kepanikan sang calon suami yang telah menjadi-jadi tak mampu memulihkan kesadarannya. Ratusan anak panah berterbangan menembus tubuh para peri yang berdiri di depan gerbang perbatasan. Namun anehnya, anak panah-anak panah itu tak ada yang mampu membunuh mereka. Panah-panah itu menembus tubuh mereka yang semula padat perlahan berubah menjadi asap lantas menghilang. Hal itu karena kemampuan Agis yang rupanya mampu mengopi tubuh mereka sama baik dengan aslinya. Dalam kenyataannya, mereka berdua berada jauh di dalam hutan, melakukan perjalanan panjang untuk pergi ke Negeri Abadi, tempat di mana tak ada lagi yang akan mengganggu ketenangan mereka."Fjola! Fjola! Apa yang terjadi?" Ishak yang sedari tadi menunggu di kereta pun turun dan ikut menyadarkan gadis itu. Namun, seolah mati, Fjola hanya
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Bab 88. Berkelit

Fannar tidak boleh berbicara berdua dengan Fjola, batin Barrant tegas. Tidak sekarang, saat gadis itu sedang tidak dalam kondisi yang mampu berpikir jernih. Ia harus mencegah Fannar bertemu dengan Fjola saat ini, bahkan jika harus mengurung pemuda belia itu. Jadi, setelah seorang prajurit membisikkan bahwa adik sang calon permaisuri ingin bertemu dengan kakaknya, Barrant langsung mengambil tindakan.“Katakan kepadanya bahwa Fjola sedang tidak sehat.”Prajurit itu pun menunduk hormat. “Baik, Yang Mulia.” Ia lantas berbalik. Namun, sebelum prajurit itu pergi, Barrant berubah pikiran dengan berkata,“Tunggu, tunggu! Biar aku saja yang menemuinya.” Ia lantas berderap ke ruang pertemuan, di mana pemuda belia itu menunggu. Ketika melewati sudut istana, ia dapat melihat sosok kurus Fannar di depan ruang pertemuan. Pemuda itu tampak mondar-mandir dengan gelisah. Dan, ketika melihat pangeran yang berjalan mendekat, wajah pemuda itu seketika berubah. Ia tampak kesal lantas berbalik badan dan ka
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 89. Pernikahan ke dua

Fannar terbangun karena percikan air yang dikipatkan Zoe ke wajahnya. Matanya mengerjap. Lengan kirinya berdenyut lagi, tapi tak separah tadi."Apa yang terjadi?" tanya Zoe.Fannar mengangkat tangannya yang sakit. Ada perban di pergelangannya."Aku memutar sendimu tadi. Kurasa sedikit bergeser. Aku sudah mencoba memperbaikinya sewaktu kamu pingsan tadi," jelas Zoe."Trims." Fannar menumpukan siku kanannya ke lantai untuk membantunya bangkit. Tenaganya hampir habis. "Jam berapa sekarang?""Kau belum melewatkan jam makan malam, kok," jawab Zoe mengedikkan kepalanya ke arah meja dapur. Di sana tergeletak berbagai makanan yang diperoleh Zoe. Ada daging panggang yang menggugah selera."Dari mana kau dapatkan daging itu?" tanya Fannar mengernyit."Tetangga kita memberikannya." Zoe berjalan ke dapur, menggeret satu kursi dan mendudukinya. Dengan satu tangannya yang sehat, Fannar melakukan hal yang sama."Kau membahayakan kita. Bagaimana kalau mereka tahu kita Garda?"Zoe memebelah sebongkah
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status