Home / Romansa / Pesona Sang Peri / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pesona Sang Peri: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bab 70. Tak Boleh Gagal

Gerbang istana terbuka satu jam sebelum upacara pernikahan dimulai. Para tamu udangan yang sudah tak sabar menunggu segera masuk dan menghangatkan diri di aula istana yang diatur dengan megah. Kudapan serta anggur disajikan. Bunga-bunga yang mekar di musim itu ditampilkan sebagai penghias. Pelayan-pelayan sibuk mengangsurkan gelas-gelas kosong yang kemudian diisi dengan yang baru. Beberapa tamu yang saling kenal mulai bercakap. Beberapa wanita, sebagian dari klan bangsawan, sebagian lagi merupakan anggota kerajaan, membentuk beberapa gerombolan kecil. Percakapan mereka tak lepas dari pujian hambar tentang gaun yang mereka kenakan, keberuntungan Yang Mulia Lilija karena bakal menjadi istri pangeran yang terkenal, dan mengorek gosip tentang masa lalu sang mempelai wanita.Dua orang gadis yang diyakini sebagai pembawa bunga tampak berjalan keluar aula. Seorang gadis yang lebih tinggi memakai gaun indah berwarna lembayung yang disulam dengan benang emas di tepi roknya, berambut pirang da
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Bab 71. Kacau

“Kita pasti akan dalam masalah besar kalau ketahuan,” desis Zoe di kamar sang master. Setelah pria itu pingsan, ia dan Fannar membopongnya kembali ke kamar, membaringkannya ke ranjang dan mengikatnya erat-erat dengan tali.“Tak ada pilihan,” sahut Fannar yang melepas gaun serta rambut pirang palsunya. Ia mengenakan jubah milik sang master. Karena badan mereka memiliki tinggi yang hampir sama, jubah putih bersulam emas itu tampak pas di badannya. Hanya saja lengannya yang kecil membuat jubah itu sedikit kedodoran. Namun, tak hilang akal, Fannar bersedekap dan menegakkan punggungnya ketika berjalan menuju ke ruang upacara pernikahan.“Orang buta pun akan bisa melihat perbedaan kau dengan Mr. Alexander,” gerutu Zoe yang berjalan di sisinya. Ia membawa sebotol air suci bersamanya.Fannar mendesah. Ia menaikkan tudung jubah kemudian menunduk. “Sekarang bagaimana?”“Well,” gadis itu harus mengakui. “Lumayan. Hanya saja, apa kau hafal pidato sebelum akad dimulai?”Fannar mendadak berhenti. I
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Bab 72. Persiapan

Sementara itu, Fjola yang kereta kudanya memasuki Negeri Veggur dibuat heran atas kemeriahan yang terasa di jalan-jalan utama, di sudut-sudut gang, dan di tengah kota. Banyak panji-panji bergambar sebuah pohon yang memiliki ranting bercabang berwarna perak dengan ujungnya dihiasi bintang. Kain-kain berwarna-warni yang diikatkan pada tali panjang membentang di pinggir-pinggir jalan, terhubung dari sudut rumah satu ke sudut rumah lainnya. Penjual bunga mendadak saja memenuhi trotoar. Anak-anak kecil tampak berlarian penuh semangat. Para penduduk seolah tengah merayakan kemenangan sebuah perang.Kereta Fjola sempat dihentikan di gerbang sebentar. Ia mengira akan ditanyai tentang tujuannya masuk ke negeri tersebut ketika seorang prajurit menghampiri keretanya. Namun, ternyata tidak."Selamat pagi, Tuan," kata prajurit itu bertanya kepada kusir yang membawa kereta Fjola."Pagi," sahut sang kusir mengangguk sedikit."Pagi yang indah, bukan?" Prajurit itu memberikan setangkai bunga kepada s
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 73. Pernikahan

Ruangan itu ramai bagai dengung lebah yang mengerumuni sarangnya. Mereka membicarakan tentang tertundanya upacara pernikahan sang pangeran. Mulai pendeta yang telat, hingga perdebatan yang terdengar samar di altar antara sang pangeran dengan sang ayahanda.Meskipun begitu, sang mempelai wanita tidak terlalu terusik dengan kejadian yang terjadi di luar pengetahuannya itu. Setelah selesai berias diri, Lilija datang ke sana dengan diantar kereta yang mewah, yang atapnya terbuka, lengkap dengan bunga sebagai penghiasnya. Kusirnya pun mengenakan pakaian yang menyala, secara kiasan tentunya. Topi lebarnya menghiasi kepala hingga membuat sosoknya tampak gagah.Seorang pengawal khusus memantu Lilija turun dari kereta. Dua pasang pembawa bunga segera mengapitnya. Orang-orang tidak sadar bahwa para pembawa bunga tersebut memiliki wajah yang berbeda dengan yang mereka lihat sejam yang lalu.Para pembawa bunga itu berjalan di belakang Lilija, memastikan semua orang tak meng
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 74. Kejadian yang Tak Terduga

“Cincinnya!” seru gadis itu menunjuk seorang gadis pembawa bunga yang tengah membuka sebuah kotak yang tadinya berisi cincin pernikahan. Namun, kotak itu tampak kosong. “Cincinnya hilang.”Semua mata menoleh kepada gadis kecil yang ketakutan itu. “Aku bersumpah, aku baru membukanya sekarang.”Orang tua si gadis kecil itu, yang duduk tak jauh darinya, yang merupakan saudara jauh Raja Valdimar membela anaknya. “Ada yang menukar kotak itu,” katanya. “Aku melihatnya tadi.”Dengung kembali terdengar dari para hadirin yang menyaksikan. Raja Valdimar kehilangan kesabaran. Ia mengeram dan berseru menyuruh orang-orang untuk diam. “Peduli setan dengan cincin itu! Sekarang, lanjutkan pernikahan ini meski tanpa cincin."Semua orang lantas membungkam mulut mereka. Mereka kembali duduk dengan tenang, meski dalam hati menyayangkan sikap sang raja yang kali itu dianggap tidak memerhatikan tanda. Bukankah segalanya tampak nyata? Pernikahan itu mungkin tidak tidak direstui oleh langit.Mr. Alexander la
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Bab 75. Target Sesungguhnya

Istana Negeri Veggur benar-benar kacau. Banyak orang yang bertanya-tanya apa yang menyebabkan negeri itu kacau. Rakyat jelata yang penasaran bertanya kepada para pelayan dan kusir yang bekerja pada bangsawan. Sebab, menurut mereka, para pembantu dan kusir itu lebih tahu dibanding mereka. Sedangkan para pembantu, pelayan, dan kusir yang bekerja kepada bangsawan mencoba mencuri dengar dari majikannya. Mereka menganggap majikannya mestinya lebih tahu. Dan, para bangsawan itu berusaha bertanya kepada para anggota kerajaan yang hadir dalam upacara pernikahan. Sebab, di sanalah sumber kekacauan itu berasal.Namun, setiap orang yang ada di sana, selain yang bersangkutan, tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Mereka hanya dapat menduga, yang kemudian menimbulkan spekulasi yang jauh dari kebenaran.Mula-mula, salah satu pelayan seorang bangsawan bersumpah telah mendengar kabar itu dari majikannya yang juga bersumpah mendengar dari salah satu kemenakannya yang saat itu duduk di bangku ruang upa
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Bab 76. Pembelaan

Fjola tak keberatan dirinya dikurung di sebuah kamar yang terjaga oleh lima prajurit. Ia toh merasa lelah sekali. Segalanya terasa bagai mimpi yang berkelebat cepat sekali. Banyak hal yang telah dilaluinya. Mulai dari melawan pemburu hingga kembali masuk dalam tembok dan satu per satu orang yang menyakitinya mendapatkan pebalasan. Meski bukan dari tangannya langsung, tetapi ketika melihat mereka tak berdaya, bahkan mati di depannya ada perasaan yang tak enak yang timbul di hatinya.Bukankah seharusnya ia merasa senang? Bukankah hal ini yang selalu ditunggu-tunggunya, menyaksikan kejatuhan semua musuh-musuhnya? Akan tetapi, ketika melihat Raja Erik teerbaring di ranjang tak berdaya dengan organ-organ yang semakin lama semakin membusuk, ketika melihat Lilija terkapar di lantai menggunakan baju pengantinnya, ia tak merasa sesenang yang ia harapkan.Malahan, terbetik rasa iba dan pertanyaan dalam benaknya: apakah memang inilah yang dikehendakinya?Fjola ingat dulu, ke
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 77. Kebohongan yang Ditutupi

“Ayahmu telah melanggar hukum negeri ini,” kata salah seorang dewan dengan bijak. “Bohong!” Fjola menyangkalnya dengan tegas. "Beliau bahkan tidak tahu apa-apa." Barrant menghampiri gadis itu. Ia berbisik singkat kepadanya, “Aku akan menjelaskannya nanti. Sekarang, kumohon, ceritakan sekali lagi apa yang kau alami dulu, ketika kau hilang. Buat mereka percaya padamu.” Fjola menatap sang pangeran dengan mata menyipit. “Untuk apa? Mereka toh tidak akan memercayaiku, bagaimanapun kerasnya aku mencoba. Nyatanya mereka mengurungku.” Barrant mendesah. Ia tak mampu membujuk gadis itu. Seorang lelaki yang rambutnya seolah berusaha menentang gravitasi pun masuk. Matanya membelalak sekilas ketika menatap Fjola. “Oh, gadisku!” pekiknya menghambur ke dalam pelukan sang gadis. Isakan terdengar samar dari bibirnya. “Seharusnya tak kutinggalkan kau di hutan itu.” Fjola mengelus punggung Ishak dengan lembut. “Tidak apa-apa,” katanya menenangkan lelaki gemulai tersebut. Ishak melepaskan pelukannya
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Bab 78. Setelah Balas Dendam

Hari itu juga, Raja Valdimar ingin menghukum Fjola sama seperti hukumannya terhadap ayah gadis itu. Namun karena ada tekanan dari dewan yang menangguhkan keputusan, ia tak bisa begitu saja menghukum Fjola. Ia mesti bersabar hingga besok. Menurutnya, hal itu tidaklah berpengaruh apa-apa. Sebab, ia yakin bahwa gadis itu sudah pasti bersalah. Dia begitu licik bak ular. Para dewan, terutama Barrant, pasti akan melihat kelicikan gadis itu esok. Margaret pasti mampu mematahkan kebohongan gadis itu. Namun sejak kematian Lilija, Raja Valdimar tidak melihat Margaret. Dulu, ketika mayat gadis itu dipulangkan, Margaret menjadi orang pertama yang bersedia mengantar kepergian Lilija kembali ke tanah airnya. Ia turut dalam rombongan pengantar jenazah. Hari ini merupakan hari ke tujuh kepergian wanita tua itu. Seharusnya ia sudah kembali kemarin. Meski begitu, Raja Valdimar berpikir positif. Jika sudah menyukai seseorang, Margaret selalu berbuat segalanya kepada orang itu, pikir sang raja. Jadi, ti
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 79. Kehadiran Sang Ratu

Pada hari berikutnya, sebelum sidang kembali dibuka, perasaan Barrant gelisah. Semenjak ia mendengar kisah Fjola tentang perjuangannya kembali dari luar tembok, ia mengirim surat ke Negeri Haust untuk memastikan bahwa gadis itu benar-benar kembali ke dalam tembok bersama Sofia Hart. Namun sudah lebih dari seminggu tak ada balasan dari negeri tersebut. Padahal ia berniat menjadikan surat balasan itu sebagai bukti bahwa Fjola tidak mengada-ngada. Meski cerita gadis itu tidak masuk di akalnya, tetap saja sebagai kekasih ia mesti mendukung Fjola. Walau dia berbohong sekalipun. Jadi, dalam suratnya itu ia meminta Briet untuk menulis bahwa Sofia memang benar-benar kembali. Perihal benar tidaknya pernyataan itu, ia tak peduli. Ia harus membuat para dewan percaya dan mengampuni Fjola.Barrant sendiri setengah percaya kepada gadis itu. Sebab, seumur hidup, ia tak pernah melihat seseorang yang sudah melewati tembok perbatasan dapat kembali hidup-hidup. Batu saja menjadi debu ketika meleati per
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status