Beranda / Romansa / Pesona Sang Peri / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Pesona Sang Peri: Bab 61 - Bab 70

100 Bab

Bab 60. Jati Diri

FannarSeminggu lagi pernikahan Pangeran Barrant akan dilaksanakan. Para Garda menyusun rencana dengan teliti. Mereka melatih strategi yang akan mereka gunakan untuk membunuh sang pangeran. Kini mereka bebas berlatih secara terang-terangan. Tamu mereka alias Aguste telah menghilang. Pada pagi-pagi buta, ia menyelinap pergi.Fannar yang selalu bangun terlebih dahulu dibanding yang lain mendapati pintu rumah terbuka. Awalnya ia mengira ada pencuri yang masuk. Namun, setelah memeriksa isi rumah, ia merasa tak ada yang aneh. Ia lantas turun ke ruang bawah tanah. Di sana ia tak menemukan pria asing itu. Saat melihat selimut yang terlipat rapi di ranjang, ia menyimpulkan bahwa Aguste pergi. Entah apa alasannya, yang jelas pria itu tidak mau repot-repot berpamitan maupun berterima kasih. Fannar mendecih.Pemuda belia itu memberi tahu Mr. Q yang tumben sekali menginap di rumah itu. Dia memilih untuk tidak memikirkan kepergian Aguste yang mendadak. Masih banyak hal yang membebani pikirannya sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-12
Baca selengkapnya

Bab 61

“Yah, banyak kabar simpang siur tentang putri itu.” Luke berkomentar. Semua orang yang ada di ruangan itu kini menoleh ke arahnya. Mata mereka seolah berkata, yang benar saja?“Apa?” tanyanya merasa tak enak karena mendadak menjadi pusat perhatian. “Aku hanya memberi tahu kalian.”Mr. Q berdeham. “Terima kasih, Luke. Tetapi tanpa kau beritahu pun kami sudah tahu.” Ia lantas menaruh tangannya ke bahu Fannar. “Aku tidak tahu kau adalah adik Fjola Ha—Addalward. Sebenarnya, aku tidak terlalu mengikuti urusan itu. Tetapi, aku turut bersimpati padamu. Aku percaya bahwa ada sesuatu di balik menghilangnya kakakmu. Dan tentu saja sesuatu yang tidak seperti yang mereka bicarakan itu. Meski begitu, kuharap ini tidak memengaruhimu dalam menjalankan misi kali ini. Sebab, aku sangat berharap kau berhasil. Apa kau mengerti?”Fannar mengusap air matanya yang sempat menetes ke pipi dengan kasar. Ia lantas mengangguk. “Aku akan menjadikan itu sebagai motivasi untuk melakukan yang terbaik.”“Bagus,” kat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-13
Baca selengkapnya

Bab 62. Balas Dendam

FjolaMasuk ke Negeri Haust ternyata tidaklah sulit. Orang-orang maupun prajurit tidak ada yang menoleh, maupun yang curiga kepada dua orang gadis yang mengendarai kuda melewati jalan-jalan berkerikil menuju istana. Dalam pikiran mereka, kedua gadis itu hanyalah orang biasa. Toh, mereka tampak tidak berbahaya. Tidak mungkin mereka mampu mengancam keutuhan mereka.Bahkan, ketika melewati gerbang istana pun, mereka hanya disambut segelintir prajurit yang bertanya identitas dan tujuan mereka secara ogah-ogahan.“Nama?” tanya prajurit dengan raut wajah bosan. Bobot tubuhnya sebagian besar ia tumpukan ke tombak yang tengah dipegang dengan pangkal menancap ke tanah. Ia tengah berdiri di sisi gerbang yang terbuka.“Bella,” sahut Sofia tanpa turun dari kudanya. Fjola yang duduk di belakangnya mengintip prajurit itu sekilas sebelum memalingkan pandangannya ke tempat lain. Gadis itu ingat prajurit tersebut pernah mengantarkan makanan ke rumahnya dulu, ketika dia akan berangkat ke Negeri Veggur.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

Bab 63.Kejutan

Gadis itu duduk sendiri di ruangan yang biasanya ia gunakan untuk menjamu tamu dari luar istana. Tudung dari jubah berwarna putih yang tampak kotor menutupi kepalanya. Tangannya tertaut di meja. Punggungnya menegak. Ketika Raja Erik melewati pintu, gadis itu tidak menoleh.“Siapa kau? Jangan macam-macam padaku,” ujar raja itu berderap masuk. Ia mengambil duduk di depan gadis yang tengah menunduk itu. Ia mengibaskan tangan sekilas, mengusir pengawalnya keluar. “Kau berbohong dengan mengatakan bahwa kau Fjola Addalward. Dia sudah mati.”“Sayang sekali, Yang Mulia.” Fjola membuka tudungnya. “Aku belum mati.”Raut terkejut terpampang di muka raja itu. Matanya terbuka sangat lebar. “F-fjola! Bagai-bagaimana kau—aku melihatmu.” Ia tergagap. Ia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya lewat mulut. Ia memejamkan mata sejenak, menenangkan syarafnya sekejap kemudian berkata lagi. “Aku mendengar Margaret mengirimmu ke luar tembok. Aku percaya padanya, jadi aku tidak mencarimu. Kalau kutahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-16
Baca selengkapnya

Bab 64. Racun

“Ap-apa yang terjadi?” tanya Raja Erik memegangi dadanya. Jantungnya yang berdetak kencang belum reda. Napasnya tersengal. Paru-parunya seolah menjerit. “Ke-kenapa kau—““Kau kecewa aku masih hidup?” Sofia mencomot sandwich lalu menggigitnya. Ia duduk di antara Fjola dan sang raja dengan santai.Raja Erik menggeleng. “Tidak, tidak. Aku tidak kecewa, hanya saja, aku terkejut. Bagiamana kau bisa—oh, ya Tuhan. Aku benar-benar tidak mengerti.”“Kalau begitu, jangan kau pikirkan,” sela Fjola kemudian. “Jawab saja pertanyaanku. Apa yang kau katakan kepada para dewan?”“Dengar,” ucap Raja Erik memajukan tubuhnya. Ia menarik napas-dalam dan malah terbatuk. Setelah batuknya reda, ia melanjutkan, “Mereka mengancamku. Jadi—““Jawab saja pertanyaan Fjola, Ayah, tak usah berbelit-belit.” Sofia menjilati sisa sandwich di jemarinya.Raja itu melirik anaknya sekilas kemudian berkata, “Aku bersaksi bahwa seseorang mendatangiku dan berkata kau adalah anak tidak sahku. Aku juga bersaksi orang itu memint
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

Bab 65. Terlambat

Raja terbatuk lagi. Kali ini disertai darah. Tubuhnya ambruk ke lantai. Napasnya tersengal-sengal. "Kau!" katanya dengan susah payah. "Membunuh ayahmu sendiri?"Sofia melangkahi tubuh raja itu dengan santai, menuju pintu di belakangnya. "Tentu saja tidak. Kau kan mati karena penyakit yang tak tahu dari mana asalnya. Bukankah begitu, Fjola?"Gadis yang diajaknya bicara memasukkan lagi biji-biji beracun itu ke dalam kantung jaketnya. Ia lalu menuang sisa teh ke luar jendela."Tentu saja. Kau tidak akan langsung mati, kok, Tenang saja. Kau hanya kan mengalami kelumpuhan total. Fungsi organ-organmu perlahan membusuk. Kau akan merasa sakit hingga memohon untuk mati. Jadi, bersenang-senanglah."Raja Erik memandang Fjola yang berdiri di depannya dengan penuh kebencian. Tangannya yang kebas mulai mati rasa. "Da-dasar gadis si-si-" mendadak lidahnya kelu. Ia kesulitan untuk membuka mulut. Menyadari bahwa tanda-tanda kelumpuhan mulai tampak, ia menjadi ketakutan. Ia menangis, bahkan mengompol.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-19
Baca selengkapnya

Bab 66. Hadiah

Negeri Haust gempar akan adanya kabar yang simpang siur yang merebak tentang bergantinya kepemimpinan. Ada yang bilang raja mereka diracun. Ada juga yang bilang bahwa raja mereka dikutuk. Tak sedikit yang bilang bahwa putri mereka yang telah mati bangkit lagi dari kubur. Para dewan yang diharapkan mampu memberi penjelasan yang lebih masuk akal pun angkat tangan. Sebab, mendadak istana menutup diri. Selama tiga hari mereka dalam kebingungan. Hingga pada hari ke tiga, mereka mendapat apa yang mereka mau.Dengan lantang, seorang utusan yang mengaku dari kerajaan membawa seubuah pengumuman penting yang menceritakan secara singkat bahwa Raja Erik sakit keras karena penyakit yang tak dapat dijelaskan. Beliau tidak mampu memimpin rakyatnya lagi. Sebagai ganti, beliau memanggil Tuan Putri Sofia kembali dari pengasingan. (Selama ini rakyat kerajaan Haust tidak tahu menahu tentang tuan putri yang gagal menjadi selir Raja Valdimar dibuang ke luar tembok perbatasan. Mereka mengira para putri itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-20
Baca selengkapnya

Bab 67. Terancam Gagal

Istana Negeri Veggur tampak sibuk. Para pelayan sibuk mempersiapkan acara pernikahan sang pangeran yang akan dilangsungkan besok. Mereka bekerja keras untuk memastikan upacara itu lancar, aman, dan meriah. Para koki mulai menyiapkan bahan untuk membuat kue pengantin yang megah. Para pelayan sibuk membersihkan aula yang akan digunakan untuk menjamu tamu-tamu undangan yang datang dari berbagai negeri. Tamu Negeri Vetur, negeri calon mempelai wanita, sudah hadir dua hari yang lalu. Raja Valdimar dan Margaret menyambut mereka dengan suka cita.Kamar khusus disediakan untuk ayah sang mempelai wanita. Meski begitu, sang calon mempelai wanita belum bisa menemui ayahnya. Rupanya, Lilija ingin bermain-main sedikit dengan ayah dan keluarganya. Setiap sang ayah menyatakan keinginannya untuk menemui Lilija, putri itu menolak.“Katakan kepadanya, aku sangat sibuk,” kata gadis itu yang kini duduk di kamar yang letaknya tepat di samping kamar pangeran. Sejak dinyatakan menjadi calon permaisuri pang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Bab 68. Hilang

Suara Lilija sudah terdengar meski tubuhnya belum terlihat. Hal itu membuat Barrant panik. Cepat-cepat ia menutup pintu kamarnya.“Bagaimana kau membuka pintu ini tadi?” tanyanya kepada Aguste yang masih berdiri di hadapannya.Lelaki berbadan kekar namun tampak kotor itu pun memperlihatkan benda yang ada digenggamannya. “Aku masih menyimpan kuncinya.”Tentu saja, batin Barrant lega. Ia telah menyerahkan nyawanya kepada Aguste. Menyerahkan kunci kamar untuk disimpan lelaki itu bukan masalah besar baginya. Ia segera mengambil benda kecil itu kemudian memasukkannya ke lubang kunci dan memutarnya. Ia menyuruh Aguste bersembunyi.Tak lama setelah Aguste menjejalkan badannya ke bawah ranjang, Lilija mengetuk pintu. “Maaf Pangeran, aku tidak berhasil mencuri kunci dari ayahmu,” katanya dengan suara yang ringan. “Tetapi sebagai gantinya, aku membawa penasihat kerajaan. Beliau akan membuka pintu dan memastikan kau tidak ke mana-mana.”Barrant mendesah pasrah. “Ya sudahlah.”Terdengar kunci pin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-22
Baca selengkapnya

Bab 69. Hadiah

Sementara Barrant meratapi nasib yang mungkin menimpa kekasihnya, Lilija sedang cemberut di kamarnya. Ia kesal karena tak berhasil memenangkan hati Barrant. Menurutnya, pangeran itu terlalu sombong. Dia juga naif karena mengharapkan sesuatu yang sudah tiada. Andai Lilija bisa berkata kepadanya bahwa Fjola sudah mati, bahwa gadis itu tak mungkin kembali lagi, bahwa mau tak mau Pangeran Barrant harus menerimanya, tentu ia akan dengan senang hati mengucapkan itu. Namun, ia tak dapat melakukannya. Sebab, dari mana ia tahu Fjola sudah tiada dan tak mungkin kembali ke istana lagi? Akan aneh jika dia mengetahui nasib musuhnya itu sementara semua orang, kecuali Margaret, tidak tahu di mana dan apa yang terjadi terhadap gadis itu.Mereka pasti curiga kepadanya. Dulu, sewaktu Lilija mengirim Fjola ke luar tembok, ia merasa marah sehingga tak menyesali perbuatannya. Sekarang, setelah hampir sebulan Fjola tiada, ia tambah marah. Jika ia bisa kembali ke masa lalu, ia akan membunuh Fjola saja alih-
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status