“Kau bercanda, kan?” Fjola memandang Arnor yang menatapnya dengan serius. “Kenapa aku harus menjadi budakmu? Aku tidak mau.”“Kau bilang kau percaya padaku,” protes peri itu. Ia kembali memundurkan tubuhnya. Matanya masih tertaut pada Fjola. Kekecewaan tampak terpancar darinya.“Aku hanya .... hanya ....” Fjola duduk dengan gelisah. Ia tidak tahu harus menanggapi permintaan Arnor yang tiba-tiba. Yang dirasakannya sekarang ketika mendengar kata budak memang tidaklah sama dengan yang dirasakannya dulu, saat mendengar kata budak pertama kali terlontar dari mulut peri itu. Bayangan menjadi hamba Arnor memang tidak buruk. Setidaknya, dirinya pasti aman. Arnor kuat, dia tidak sejahat yang dipikirkannya, tampan pula. Namun, tetap saja, seandainya klaim itu terjadi, ia harus selalu bersama Arnor. Padahal, balas dendamnya belum terlaksana. Ia masih ingin kembali ke dalam tembok, menghukum Lilija, Raja Erik, dan Margaret. Lalu, bagaimana dengan Barrant? Pangeran itu pasti sedang kebingungan men
Last Updated : 2022-11-15 Read more