"Mari Serani, Aku perkenalkan pada semua keluargaku!" Levin membawaku berkeliling. "Serani, bukankah kita pernah ketemu di puncak? Kamu temannya Tirta, kan?" Tiba-tiba Om Roy menghampiriku. "Iya, Om. Apa kabar, Om Roy?" sapaku sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada. "Wah, wah. Saya nggak nyangka ternyata kamu seorang CEO. Waktu itu kami pikir .... ah sudah, sudah. Ayo mari kita makan! Levin, bawa Serani makan. Ini sudah jam makan malam, loh!" Om Roy tersenyum ramah padaku. "Baik, Mas. Ayo Sera! Kita duduk di meja yang itu gabung dengan Ayah. Tadi Ayah bilang mau berbincang--bincang denganmu." Aku mengikuti langkah Levin sambil melihat sekeliling. Di mana, Pras? Kenapa aku nggak lihat dia lagi? "Ayo Serani. Silakan duduk!" Ayah Levin mempersilakan Aku untuk duduk di sampingnya. "Terimakasih, Pak!" Levin duduk di hadapanku. Beberapa pelayan mulai menghidangkan menu makan malam di meja kami. Ternyata meja ini lebih spesial. Karena semua serba dilayani. Sementara ada mej
Last Updated : 2023-03-01 Read more