"Kamu luar biasa, ya, Mas?" sindirku sembari menatapnya sinis. "Niat banget kamu buat selingkuh, ya?""Enggak, Dek! Bukan gitu!" bantahnya."Bukan gitu, gimana? Bahkan kamu sampai punya hape dua," ucapku kecewa."Dek, ini ....""Mana kuncinya?" Aku memotong kalimat Mas Reno."Sayang, please! Dengarkan Mas dulu!" pintanya."Dengar apa lagi? Kalau isi hape itu foto-foto mesra kalian? Obrolan mesra kalian? Iya?" bentakku.Entah, aku sendiri tak mengerti. Akhir-akhir ini aku begitu mudah emosi. Bahkan sampai membentak Mas Reno seperti ini."Dek, itu, kan, sudah berlalu.""Terus kenapa masih disimpan? Kamu masih ingin mengenangnya? Iya? Kamu sayang banget kenangan kalian terbuang?" cerocosku sembari menatap kecewa pada Mas Reno."Enggak, Dek! Enggak!" bantahnya. "Aku lupa sama hape ini. Kan, setelah peristiwa itu aku pakai mobil kamu.""Bohong!""Serius, Sayang! Ya, sudah, sini Mas buang sekarang," bujuknya."Enggak!" seruku sembari langsung mengambil kotak itu. "Yang ada enggak bakal kamu
Terakhir Diperbarui : 2022-11-01 Baca selengkapnya