Home / Romansa / ME AND PRINCE / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of ME AND PRINCE: Chapter 371 - Chapter 380

802 Chapters

BAB 94 PERTEMPURAN

BAB 94 PERTEMPURANTubuh Anelies terus gemetar, bersimpuh di atas pasir lembab dengan genangan warna merah. Orang-orang di sekelilingnya cuma memperhatikan tidak ada yang berani bergerak. Tangis Anelies pecah berderai dengan rintihan pilu dari akhir sebuah tragedi, dia melihat liontin peraknya tersingkap di atas dada tebal yang sudah tidak berdenyut ketika dia raba.Anelies benar-benar menjerit histeris ketika melihat kedua telapak tangannya ikut berlumuran darah orang yang dia sayang dan sontak terbangun.'Ternyata hanya mimpi!'Telapak tangan Anelies masih menempel di dada sebelah kanan Yang Mulya Serkan, tepat di sisi jantungnya yang masih berdenyut hangat. Yang Mulia Serkan masih tertidur tenang dengan lengan kokoh membingkai pinggang Anelies. Anelies beringsut merapat untuk mencium sisi dada suaminya dengan limpahan berbagai doa."Oh, Tuhan .... lindungi Yang Mulya...."Setelah mimpi mengerikan itu Anelies sudah tidak bisa memejamkan mata lagi hingga hampir menjelang pagi. Tapi m
Read more

BAB 95 MY QUEEN

BAB 95 MY QUEEN "Aku akan segera menyelesaikan semua ini dan kembali padamu!" sumpah Serkan. Ketika Yang Mulya Serkan mengecup kelopak mata Anelies, sebenarnya Anelies sudah kembali terbangun, dia hanya pura-pura masih memejamkan mata. Bahkan ketika Yang Mulya Serkan keluar dari pintu kamar, Anelies juga langsung bangkit terduduk dan reflek memperhatikan kedua telapak tangannya. Tidak ada darah tapi Jantung Anelies tetap berdebar kencang, seolah memang dapat merasakan datangnya bencana. "Lindungi orang-orang yang aku cintai, Tuhan ...." Anelies juga masih belum bisa menyingkirkan mimpi mengerikannya tadi malam, rasanya dia benar-benar bisa ikut mati jika sampai terjadi hal buruk pada Yang Mulya Serkan. Anelies tidak bisa tinggal diam, menunggu tanpa berbuat apa-apa. Anelies segera menyibak selimutnya, merangkak ke tepi ranjang untuk meraih ponsel dari atas meja. "Tiva, tolong aku!" ***** Pertempuran di tengah padang gurun itu bukan cuma menimbulkan badai pasir yang membumbung p
Read more

BAB 96 AKHIR

BAB 96 AKHIR Emillie berbaring di atas hamparan rumput awal musim panas yang masih hijau tebal merata, memandang ke atas langit biru cerah tanpa serabut awan. Dunia ini sangat luas tapi kenapa dia tetap merasa seperti terjepit di tempat sempit. Emillie berusaha menghirup udara sebanyak mungkin untuk melegakan dadanya yang memberat. Memang tidak pernah ada tempat yang sedamai tanah peternakan. Emillie pikir dia bisa pergi untuk menyembuhkan diri, tapi ternyata tidak sama sekali. Pada Akhirnya tetap rumah dan tanah kelahirannya itu yang dapat memberi obat ketenangan. Sampai detik inipun Emillie masih sering takut untuk memejamkan mata. Dulu Emillie tidak pernah memiliki rasa takut dengan apapun tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, dia takut terkurung dalam gelap dan tidak bisa kembali. Emillie sangat sadar jika dirinya tidak boleh kalah dari rasa takut, dia harus bisa mengatasinya jika ingin keluar dari trauma. Emillie kembali memberanikan diri untuk memejamkan mata, masih sambil
Read more

SEASONS 11 YOUNG PRINCE BAB 1

Seharusnya manusia memang akan terus berubah, karena manusia bukan mahluk permanen, dan justru itu salah satu keistimewaannya dari mahluk abadi. Tapi George Loghan tidak pernah sadar. Meski takdir setiap manusia telah tertulis ketetapannya, tapi sejatinya mereka diberi waktu untuk memilih jalannya masing-masing untuk sampai pada tujuan. George Loghan telah memilih jalannya sendiri, membiarkan jiwanya tersesat hingga waktunya berakhir. Anelies masih memperhatikan foto dirinya bersama George. Anelies sama sekali tidak menyangka jika George membawa foto itu bersamanya dan tidak pernah menduga jika hidupnya akan berujung tragis seperti ini. George menemui ajalnya dengan sangat mengerikan, jantungnya ditikam dengan belati beracun, dicabut dan diremas sampai hancur oleh mutan ciptaannya sendiri. "Pemuda itu adalah iblis!" Setelah mencabut jantung George Loghan dari tubuhnya, Gerald langsung melesat pergi. "Dia akan membalas!" Anelies menoleh Yang Mulya Serkan. "Aku bisa melihat kebencian
Read more

BAB 2 SIAPA GERALD

BAB 2 SIAPA GERALDBegitu menutup panggilan telepon dari Nathan, Jared segera berlari ke kamar putrinya dan menemukan Emillie yang masih syok gemetar setelah menutup layar laptopnya. Foto yang baru Emillie lihat masih sangat mengerikan dan ia sudah kembali dibuat terkejut dengan kemunculan papanya yang nampak baru berlari dengan sisa napas panas memburu cepat."Maaf aku tidak memberitahumu!"Mata Emillie langsung membulat tidak bergerak. Emillie gadis yang cerdas, Jared yakin dia juga langsung paham. Jared berjalan pelan-pelan mendekati anak gadisnya dengan sangat hati-hati."Dia masih hidup dan akan kembali untuk kita!"Emillie makin gemetar karena ingat foto korban dan ingat bagaimana dia juga pernah menikam Gerald."Kau harus bersembunyi!" Jared masih tidak tahu jika Gerald tetap akan bisa menemukan Emillie di manapun gadis itu dia sembunyikan. Gerald juga sudah bisa menemukan Emillie sejak kemarin jika dia memang mau, tapi kebencian Gerald juga tidak kalah besar pada para pengh
Read more

BAB 3 KEBENCIAN

BAB 3 KEBENCIAN Dari jendela lantai dua ruang kantornya, Tuan Jalal memperhatikan Husain yang sedang bermain di halaman rumput istana bersama Bagheera dan diawasi oleh Omar. "Jangan berdiri Bagheera!" Omar melarang singan jantan itu bergerak karena Pangeran Husain terus berusaha menunggangi punggungnya seperti mainan kud. Meski berulang kali jatuh terguling Husain terlihat pantang menyerah dan segera memanjat lagi. "Pus .. pus ..." Husain menjambak rambut tebal di leher Bagheera untuk berpegangan, kemudian mencium rahang Bagheera seperti ketika dia sedang mencium babanya yang juga berbulu. "Pus ..pus ..." Usia Husain belum genap satu tahun, belum lancar bicara dan berjalan. Meski kemampuan otaknya sudah sangat luar biasa berkembang, tapi secara fisik dia sangat normal layaknya balita karena Husain memang bukan mutan. Omar terus mengawasi Husain bermain, tidak boleh lengah. Husain kembali jatuh terguling di atas rumput seperti bola bayi montok yang menggelinding dan bergigi besa
Read more

BAB 4 DI MANA EMILLIE

BAB 4 DI MANA EMILLIEEmillie sedang tertidur lelap di tengah kamar gelap gulita, terkulai lembut di antara selimut tebal yang setengah tersibak hingga ke pangkal pahanya, mulus seperti sutra pucat dalam gelap. Siluet tubuh ramping gadis muda itu sesekali tertimpa kilatan cahaya halilintar yang bergemuruh dari kejauhan. Tidur Emillie sempat kembali terusik gelisah ketika hujan mulai turun, tapi derasnya tumpahan air dari langit kembali menenggelamkannya dalam tidur lelap tanpa mimpi. Hujan malam ini juga masih disertai badai dan petir meskipun di tempat lain sudah mulai memasuki awal musim panas. Suara halilintar yang semula cuma terdengar bergemuruh dari kejauhan mulai ikut merayap mendekat melewati perbukitan. Sebuah kilat benderang hampir memenuhi seisi kamar disusul suara ledakan yang seolah pecah di atas kepala.Emillie sontak terbangun dan dalam sepersekian detik cahaya kilat itu dia melihatnya. Berdiri di sudut kamar sedang menatapnya. Emillie langsung menjerit bersama led
Read more

BAB 5 KETAKUTAN

BAB 5 KETAKUTAN "Geh ...Geh ...." Hulya melihat tidur Pangeran Husain tidak tenang, bayi laki-laki itu mengigau dengan kalimat aneh. "Geh ... Geh ...." Hulya memasangkan kembali nipple karet ke mulut Pangeran Husain tapi malah langsung dia cabut sendiri untuk dibuang dan menangis sambil masih memejamkan mata. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya menepuk-nepuk bokong Husain tapi terus saja menangis histeris. Karena tetap tidak mau diam, Hulya mengangkat Pangeran Husain untuk dia gendong. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya terus berusaha menenangkan Pangeran Husain yang benar-benar rewel sampai hampir pagi. Bayi memang sering sensitif jika ada sesuatu hal buruk, apa lagi Pangeran Husain menangis sampai tersedu-sedu tanpa air mata dan masih dalam kondisi kelopak mata terpejam. Pagi harinya Anelies mendapat telepon dari papaya. "Ibumu jatuh sakit." "Oh, Tuhan ...." Anelies terkejut. "Apa yang terjadi?" Anelies langsung cemas karena kemarin pagi mereka masih berkomunikasi dan
Read more

BAB 6 MERAH

BAB 6 MERAH Ujung pisau buah yang masih berlumuran darah Gerald itu kali ini telah berada tepat di jantung Emillie. Emillie pikir hidupnya bisa berakhir sewaktu-waktu, tapi dia tidak ingin terlihat takut. Emillie membalas tatapan Gerald yang penuh kebencian. "Jangan pikir kau bisa bersembunyi dariku!" Bibir Gerald berdesis keji, napasnya panas dan otot tubuhnya kaku seperti kekang baja. Emillie semakin yakin jika dirinya tidak sedang bermimpi, dia hanya tidak bisa memastikan manik mata monster itu sedang berwarna biru atau hitam pekat karena pencahayaan kamar yang buruk. "Lakukan saja ..." Emillie pasrah jika memang harus mati saat itu juga. Gerald mengeram marah dan langsung mengunakan ujung belatinya untuk menyayat pakaian Emillie. Sweater rajut tebal itu terkoyak lebar, terbuka dari dada hingga ke bawah pusar. Kulit pucat Emillie terpampang lembut seperti satin ketika kemudian Gerald telusuri dengan ujung pisau. "Bunuh saja aku!" tantang Emillie. "Lebih cepat lebih baik!" Em
Read more

BAB 7 MONSTER

BAB 7 MONSTER Sejak terakhir ditempati oleh Brandon Lington, pondok tua Jared yang terletak paling jauh di tepi danau dan batasan langsung dengan hutan itu memang cuma dibiarkan terbengkalai kosong tidak terawat. Sejak sebelum Jared datang ke peternakan keluarga Clark sebenarnya juga tidak pernah ada yang mau menempati pondok tersebut. Meskipun jaman sudah moderen, penduduk lokal masih percaya jika pondok yang terletak di tepi hutan dan danau sering ikut dihuni oleh mahluk-mahluk tidak kasat mata yang membawa energi negatif. Apa lagi mereka semua juga belum lupa dengan peristiwa kematian beruntun yang pernah terjadi di tanah peternakan keluarga Clark. Setelah lebih dua puluh tahun tidak di tempati, sekarang pondok tua Jared itu benar-benar nampak menyeramkan dengan rumput liar menjalar sampai ke teras dan nyaris rubuh. Dinding-dinding kayunya sudah banyak yang lapuk berlobang. Husain terlihat mengintip dari salah satu lobang di dinding reot, karena penasaran Kai ikut berjongkok unt
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
81
DMCA.com Protection Status