Ayo jangan lupa vote dulu bir semangat kita mulai seasons baru
BAB 2 SIAPA GERALDBegitu menutup panggilan telepon dari Nathan, Jared segera berlari ke kamar putrinya dan menemukan Emillie yang masih syok gemetar setelah menutup layar laptopnya. Foto yang baru Emillie lihat masih sangat mengerikan dan ia sudah kembali dibuat terkejut dengan kemunculan papanya yang nampak baru berlari dengan sisa napas panas memburu cepat."Maaf aku tidak memberitahumu!"Mata Emillie langsung membulat tidak bergerak. Emillie gadis yang cerdas, Jared yakin dia juga langsung paham. Jared berjalan pelan-pelan mendekati anak gadisnya dengan sangat hati-hati."Dia masih hidup dan akan kembali untuk kita!"Emillie makin gemetar karena ingat foto korban dan ingat bagaimana dia juga pernah menikam Gerald."Kau harus bersembunyi!" Jared masih tidak tahu jika Gerald tetap akan bisa menemukan Emillie di manapun gadis itu dia sembunyikan. Gerald juga sudah bisa menemukan Emillie sejak kemarin jika dia memang mau, tapi kebencian Gerald juga tidak kalah besar pada para pengh
BAB 3 KEBENCIAN Dari jendela lantai dua ruang kantornya, Tuan Jalal memperhatikan Husain yang sedang bermain di halaman rumput istana bersama Bagheera dan diawasi oleh Omar. "Jangan berdiri Bagheera!" Omar melarang singan jantan itu bergerak karena Pangeran Husain terus berusaha menunggangi punggungnya seperti mainan kud. Meski berulang kali jatuh terguling Husain terlihat pantang menyerah dan segera memanjat lagi. "Pus .. pus ..." Husain menjambak rambut tebal di leher Bagheera untuk berpegangan, kemudian mencium rahang Bagheera seperti ketika dia sedang mencium babanya yang juga berbulu. "Pus ..pus ..." Usia Husain belum genap satu tahun, belum lancar bicara dan berjalan. Meski kemampuan otaknya sudah sangat luar biasa berkembang, tapi secara fisik dia sangat normal layaknya balita karena Husain memang bukan mutan. Omar terus mengawasi Husain bermain, tidak boleh lengah. Husain kembali jatuh terguling di atas rumput seperti bola bayi montok yang menggelinding dan bergigi besa
BAB 4 DI MANA EMILLIEEmillie sedang tertidur lelap di tengah kamar gelap gulita, terkulai lembut di antara selimut tebal yang setengah tersibak hingga ke pangkal pahanya, mulus seperti sutra pucat dalam gelap. Siluet tubuh ramping gadis muda itu sesekali tertimpa kilatan cahaya halilintar yang bergemuruh dari kejauhan. Tidur Emillie sempat kembali terusik gelisah ketika hujan mulai turun, tapi derasnya tumpahan air dari langit kembali menenggelamkannya dalam tidur lelap tanpa mimpi. Hujan malam ini juga masih disertai badai dan petir meskipun di tempat lain sudah mulai memasuki awal musim panas. Suara halilintar yang semula cuma terdengar bergemuruh dari kejauhan mulai ikut merayap mendekat melewati perbukitan. Sebuah kilat benderang hampir memenuhi seisi kamar disusul suara ledakan yang seolah pecah di atas kepala.Emillie sontak terbangun dan dalam sepersekian detik cahaya kilat itu dia melihatnya. Berdiri di sudut kamar sedang menatapnya. Emillie langsung menjerit bersama led
BAB 5 KETAKUTAN "Geh ...Geh ...." Hulya melihat tidur Pangeran Husain tidak tenang, bayi laki-laki itu mengigau dengan kalimat aneh. "Geh ... Geh ...." Hulya memasangkan kembali nipple karet ke mulut Pangeran Husain tapi malah langsung dia cabut sendiri untuk dibuang dan menangis sambil masih memejamkan mata. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya menepuk-nepuk bokong Husain tapi terus saja menangis histeris. Karena tetap tidak mau diam, Hulya mengangkat Pangeran Husain untuk dia gendong. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya terus berusaha menenangkan Pangeran Husain yang benar-benar rewel sampai hampir pagi. Bayi memang sering sensitif jika ada sesuatu hal buruk, apa lagi Pangeran Husain menangis sampai tersedu-sedu tanpa air mata dan masih dalam kondisi kelopak mata terpejam. Pagi harinya Anelies mendapat telepon dari papaya. "Ibumu jatuh sakit." "Oh, Tuhan ...." Anelies terkejut. "Apa yang terjadi?" Anelies langsung cemas karena kemarin pagi mereka masih berkomunikasi dan
BAB 6 MERAH Ujung pisau buah yang masih berlumuran darah Gerald itu kali ini telah berada tepat di jantung Emillie. Emillie pikir hidupnya bisa berakhir sewaktu-waktu, tapi dia tidak ingin terlihat takut. Emillie membalas tatapan Gerald yang penuh kebencian. "Jangan pikir kau bisa bersembunyi dariku!" Bibir Gerald berdesis keji, napasnya panas dan otot tubuhnya kaku seperti kekang baja. Emillie semakin yakin jika dirinya tidak sedang bermimpi, dia hanya tidak bisa memastikan manik mata monster itu sedang berwarna biru atau hitam pekat karena pencahayaan kamar yang buruk. "Lakukan saja ..." Emillie pasrah jika memang harus mati saat itu juga. Gerald mengeram marah dan langsung mengunakan ujung belatinya untuk menyayat pakaian Emillie. Sweater rajut tebal itu terkoyak lebar, terbuka dari dada hingga ke bawah pusar. Kulit pucat Emillie terpampang lembut seperti satin ketika kemudian Gerald telusuri dengan ujung pisau. "Bunuh saja aku!" tantang Emillie. "Lebih cepat lebih baik!" Em
BAB 7 MONSTER Sejak terakhir ditempati oleh Brandon Lington, pondok tua Jared yang terletak paling jauh di tepi danau dan batasan langsung dengan hutan itu memang cuma dibiarkan terbengkalai kosong tidak terawat. Sejak sebelum Jared datang ke peternakan keluarga Clark sebenarnya juga tidak pernah ada yang mau menempati pondok tersebut. Meskipun jaman sudah moderen, penduduk lokal masih percaya jika pondok yang terletak di tepi hutan dan danau sering ikut dihuni oleh mahluk-mahluk tidak kasat mata yang membawa energi negatif. Apa lagi mereka semua juga belum lupa dengan peristiwa kematian beruntun yang pernah terjadi di tanah peternakan keluarga Clark. Setelah lebih dua puluh tahun tidak di tempati, sekarang pondok tua Jared itu benar-benar nampak menyeramkan dengan rumput liar menjalar sampai ke teras dan nyaris rubuh. Dinding-dinding kayunya sudah banyak yang lapuk berlobang. Husain terlihat mengintip dari salah satu lobang di dinding reot, karena penasaran Kai ikut berjongkok unt
BAB 8 MENGANDUNG KEKERASAN BOLEH DI-SKIP"Ayo tikam sebelum aku yang akan menikammu!"Gerald mendorong tangan Emillie yang juga sudah menggenggam gagang pisau, memaksa gadis itu untuk memilih bagian mana saja dari tubuhnya."Tidak ...!" Emillie menggeleng tapi takberdaya melawan tenaga Gerald. Tangan Emillie menggigil gemetar ketika melihat bagaimana ujung pisau tajam itu mulai tengelam ke dalam daging. Darah segar langsung merembas mengerikan tapi Gerald terus menekan, mendorong sambil menggenggam erat tangan Emillie. Emillie merasakan aliran cairan kental hangat itu merembas dari sela-sela jarinya, turun kelengan, terus mengalir sangat mengerikan.Napas Gerald bergemuruh panas, berdesis dengan rahang terkatup rapat dan tatapannya penuh kebencian."Tidak ...!" Air mata Emillie tanpa terasa ikut mengalir."Untuk apa kau menangis!" desis Gerald dengan keji.Emillie tetap tidak tahan, air matanya terus meluncur jatuh, tatapannya pilu dengan bibir merah gemetar, pedih, rapuh, dan tidak
BAB 9 DI PERKAMPUNGANSebagian besar rumah di perkampungan berpondasi batu agak tinggi dengan kolong berongga dan dinding balok kayu utuh agar tetap hangat di sepanjang musim dingin. Masing-masing rumah memiliki beberapa perapian dan lumbung untuk menyimpan kayu bakar serta ternak ketika musim dingin terlalu ekstrim. Di musim panas seperti ini permukaan tanah akan terlihat lebih kering untuk beberapa pekan tapi sebenarnya lapisan es beku di bawahnya tidak pernah ikut mencair. Udaranya masih sangat dingin untuk yang tidak terbiasa tinggal di utara.Rumah-rumah para penduduk berbaris rapi membentuk formasi beberapa lapis lingkaran dengan rumah paling besar di bagian tengah yang ditempati oleh keluarga Ludwik. Rumah Ludwik terdiri dari dua lantai, Emillie ditempatkan di kamar lantai dua yang memiliki jendela menghadap ke halaman utama. Emillie merasa terkurung di tempat asing, bersama orang-orang asing. Emillie melihat banyak penduduk bepergian ke kota di musim panas karena akses jalan
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T