BAB 95 MY QUEEN "Aku akan segera menyelesaikan semua ini dan kembali padamu!" sumpah Serkan. Ketika Yang Mulya Serkan mengecup kelopak mata Anelies, sebenarnya Anelies sudah kembali terbangun, dia hanya pura-pura masih memejamkan mata. Bahkan ketika Yang Mulya Serkan keluar dari pintu kamar, Anelies juga langsung bangkit terduduk dan reflek memperhatikan kedua telapak tangannya. Tidak ada darah tapi Jantung Anelies tetap berdebar kencang, seolah memang dapat merasakan datangnya bencana. "Lindungi orang-orang yang aku cintai, Tuhan ...." Anelies juga masih belum bisa menyingkirkan mimpi mengerikannya tadi malam, rasanya dia benar-benar bisa ikut mati jika sampai terjadi hal buruk pada Yang Mulya Serkan. Anelies tidak bisa tinggal diam, menunggu tanpa berbuat apa-apa. Anelies segera menyibak selimutnya, merangkak ke tepi ranjang untuk meraih ponsel dari atas meja. "Tiva, tolong aku!" ***** Pertempuran di tengah padang gurun itu bukan cuma menimbulkan badai pasir yang membumbung p
BAB 96 AKHIR Emillie berbaring di atas hamparan rumput awal musim panas yang masih hijau tebal merata, memandang ke atas langit biru cerah tanpa serabut awan. Dunia ini sangat luas tapi kenapa dia tetap merasa seperti terjepit di tempat sempit. Emillie berusaha menghirup udara sebanyak mungkin untuk melegakan dadanya yang memberat. Memang tidak pernah ada tempat yang sedamai tanah peternakan. Emillie pikir dia bisa pergi untuk menyembuhkan diri, tapi ternyata tidak sama sekali. Pada Akhirnya tetap rumah dan tanah kelahirannya itu yang dapat memberi obat ketenangan. Sampai detik inipun Emillie masih sering takut untuk memejamkan mata. Dulu Emillie tidak pernah memiliki rasa takut dengan apapun tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, dia takut terkurung dalam gelap dan tidak bisa kembali. Emillie sangat sadar jika dirinya tidak boleh kalah dari rasa takut, dia harus bisa mengatasinya jika ingin keluar dari trauma. Emillie kembali memberanikan diri untuk memejamkan mata, masih sambil
Seharusnya manusia memang akan terus berubah, karena manusia bukan mahluk permanen, dan justru itu salah satu keistimewaannya dari mahluk abadi. Tapi George Loghan tidak pernah sadar. Meski takdir setiap manusia telah tertulis ketetapannya, tapi sejatinya mereka diberi waktu untuk memilih jalannya masing-masing untuk sampai pada tujuan. George Loghan telah memilih jalannya sendiri, membiarkan jiwanya tersesat hingga waktunya berakhir. Anelies masih memperhatikan foto dirinya bersama George. Anelies sama sekali tidak menyangka jika George membawa foto itu bersamanya dan tidak pernah menduga jika hidupnya akan berujung tragis seperti ini. George menemui ajalnya dengan sangat mengerikan, jantungnya ditikam dengan belati beracun, dicabut dan diremas sampai hancur oleh mutan ciptaannya sendiri. "Pemuda itu adalah iblis!" Setelah mencabut jantung George Loghan dari tubuhnya, Gerald langsung melesat pergi. "Dia akan membalas!" Anelies menoleh Yang Mulya Serkan. "Aku bisa melihat kebencian
BAB 2 SIAPA GERALDBegitu menutup panggilan telepon dari Nathan, Jared segera berlari ke kamar putrinya dan menemukan Emillie yang masih syok gemetar setelah menutup layar laptopnya. Foto yang baru Emillie lihat masih sangat mengerikan dan ia sudah kembali dibuat terkejut dengan kemunculan papanya yang nampak baru berlari dengan sisa napas panas memburu cepat."Maaf aku tidak memberitahumu!"Mata Emillie langsung membulat tidak bergerak. Emillie gadis yang cerdas, Jared yakin dia juga langsung paham. Jared berjalan pelan-pelan mendekati anak gadisnya dengan sangat hati-hati."Dia masih hidup dan akan kembali untuk kita!"Emillie makin gemetar karena ingat foto korban dan ingat bagaimana dia juga pernah menikam Gerald."Kau harus bersembunyi!" Jared masih tidak tahu jika Gerald tetap akan bisa menemukan Emillie di manapun gadis itu dia sembunyikan. Gerald juga sudah bisa menemukan Emillie sejak kemarin jika dia memang mau, tapi kebencian Gerald juga tidak kalah besar pada para pengh
BAB 3 KEBENCIAN Dari jendela lantai dua ruang kantornya, Tuan Jalal memperhatikan Husain yang sedang bermain di halaman rumput istana bersama Bagheera dan diawasi oleh Omar. "Jangan berdiri Bagheera!" Omar melarang singan jantan itu bergerak karena Pangeran Husain terus berusaha menunggangi punggungnya seperti mainan kud. Meski berulang kali jatuh terguling Husain terlihat pantang menyerah dan segera memanjat lagi. "Pus .. pus ..." Husain menjambak rambut tebal di leher Bagheera untuk berpegangan, kemudian mencium rahang Bagheera seperti ketika dia sedang mencium babanya yang juga berbulu. "Pus ..pus ..." Usia Husain belum genap satu tahun, belum lancar bicara dan berjalan. Meski kemampuan otaknya sudah sangat luar biasa berkembang, tapi secara fisik dia sangat normal layaknya balita karena Husain memang bukan mutan. Omar terus mengawasi Husain bermain, tidak boleh lengah. Husain kembali jatuh terguling di atas rumput seperti bola bayi montok yang menggelinding dan bergigi besa
BAB 4 DI MANA EMILLIEEmillie sedang tertidur lelap di tengah kamar gelap gulita, terkulai lembut di antara selimut tebal yang setengah tersibak hingga ke pangkal pahanya, mulus seperti sutra pucat dalam gelap. Siluet tubuh ramping gadis muda itu sesekali tertimpa kilatan cahaya halilintar yang bergemuruh dari kejauhan. Tidur Emillie sempat kembali terusik gelisah ketika hujan mulai turun, tapi derasnya tumpahan air dari langit kembali menenggelamkannya dalam tidur lelap tanpa mimpi. Hujan malam ini juga masih disertai badai dan petir meskipun di tempat lain sudah mulai memasuki awal musim panas. Suara halilintar yang semula cuma terdengar bergemuruh dari kejauhan mulai ikut merayap mendekat melewati perbukitan. Sebuah kilat benderang hampir memenuhi seisi kamar disusul suara ledakan yang seolah pecah di atas kepala.Emillie sontak terbangun dan dalam sepersekian detik cahaya kilat itu dia melihatnya. Berdiri di sudut kamar sedang menatapnya. Emillie langsung menjerit bersama led
BAB 5 KETAKUTAN "Geh ...Geh ...." Hulya melihat tidur Pangeran Husain tidak tenang, bayi laki-laki itu mengigau dengan kalimat aneh. "Geh ... Geh ...." Hulya memasangkan kembali nipple karet ke mulut Pangeran Husain tapi malah langsung dia cabut sendiri untuk dibuang dan menangis sambil masih memejamkan mata. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya menepuk-nepuk bokong Husain tapi terus saja menangis histeris. Karena tetap tidak mau diam, Hulya mengangkat Pangeran Husain untuk dia gendong. "Hust ... hust ... hust ..." Hulya terus berusaha menenangkan Pangeran Husain yang benar-benar rewel sampai hampir pagi. Bayi memang sering sensitif jika ada sesuatu hal buruk, apa lagi Pangeran Husain menangis sampai tersedu-sedu tanpa air mata dan masih dalam kondisi kelopak mata terpejam. Pagi harinya Anelies mendapat telepon dari papaya. "Ibumu jatuh sakit." "Oh, Tuhan ...." Anelies terkejut. "Apa yang terjadi?" Anelies langsung cemas karena kemarin pagi mereka masih berkomunikasi dan
BAB 6 MERAH Ujung pisau buah yang masih berlumuran darah Gerald itu kali ini telah berada tepat di jantung Emillie. Emillie pikir hidupnya bisa berakhir sewaktu-waktu, tapi dia tidak ingin terlihat takut. Emillie membalas tatapan Gerald yang penuh kebencian. "Jangan pikir kau bisa bersembunyi dariku!" Bibir Gerald berdesis keji, napasnya panas dan otot tubuhnya kaku seperti kekang baja. Emillie semakin yakin jika dirinya tidak sedang bermimpi, dia hanya tidak bisa memastikan manik mata monster itu sedang berwarna biru atau hitam pekat karena pencahayaan kamar yang buruk. "Lakukan saja ..." Emillie pasrah jika memang harus mati saat itu juga. Gerald mengeram marah dan langsung mengunakan ujung belatinya untuk menyayat pakaian Emillie. Sweater rajut tebal itu terkoyak lebar, terbuka dari dada hingga ke bawah pusar. Kulit pucat Emillie terpampang lembut seperti satin ketika kemudian Gerald telusuri dengan ujung pisau. "Bunuh saja aku!" tantang Emillie. "Lebih cepat lebih baik!" Em
BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 6 KACAUSudah hampir setengah jam Putri Sofia masuk ke dalam toilet dan sampai sekarang belum keluar. Penata makeup dan gaun yang tadi bersabar menunggu akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu toilet."Putri Sofia!"Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam."Putri Sofia, apa Anda baik-baik saja?"Tetap tidak ada jawaban, mereka semua mulai cemas. Dua orang yang lain ikut mengetuk pintu, memutar handel dan mendorong."Pintunya terkunci dari dalam!"Mereka panik."Panggil pengawal!"Salah satu dari mereka berlari keluar untuk memangil pengawal sementara yang lain terus berusaha menggedor pintu toilet sambil memanggil nama Putri Sofia berulang-ulang. Benar-benar tidak ada jawaban dari dalam, mustahil jika mereka semua tidak cemas ketakutan, apa lagi Putri Sofia sudah hampir setengah jam di dalam kamar toilet.Tiga orang pengawal wanita tiba, mereka langsung mencongkel daun pintu kamar mandi untuk didobrak paksa."Oh, Tuhan!"Mereka semua syok, Putri Sofia sudah tidak ada di d
BAB 5 PANGERAN AL-WALEEDPangeran Al-Waleed adalah putra mahkota dari kerajaan besar super kaya raya. Selain berparas tampan, Pangeran Al-Waleed juga sangat di segani sebagai politisi muda brilian. Raja Haleed berharap putra mahkotanya segera bisa menikahi putri Yang Mulya Serkan. Mereka sama-sama memiliki harapan besar untuk bisa menjalin kekeluargaan.Tahun ini usia Pangeran Al-Waleed dua puluh delapan tahun, sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki keturunan. Selisih usia sepuluh tahun antara Pangeran Al-Waleed dengan Putri Sofia tidak akan jadi soal, Pangeran Al-Waleed masih sangat muda dan luar biasa tampan. Pria yang jauh lebih dewasa justru akan lebih tenang untuk menghadapi Putri Sofia yang masih sangat muda dan manja."Apa saya boleh masuk Pangeran?" Suara Abdul mengetuk daun pintu kamar Pangeran Al-Waleed dari luar."Masuklah."Abdul adalah pengawal kepercayaan raja Khaleed yang sekarang juga dipercaya untuk mendampingi putra mahkota. Setelah mendorong daun pintu untu
BAB 4 DELAPAN BELAS TAHUNSelain Pangeran Hamdan dan Pangeran Habibi, Yang Mulya Serkan juga memiliki seorang putra tampan yang mulai beranjak remaja. Tahun ini usia Pangeran Husain sudah menginjak empat belas tahun, pemuda tampan itu terlihat sedang fokus membaca buku filsafat di perpustakaan istana. Semakin tumbuh dewasa, Pangeran Husain semakin mirip dengan Brandon Lington yang diam-diam suka menekuni buku filsafat serta sejarah.Nampaknya Pangeran Husain semakin penasaran dan terus penasaran dengan asal mula kemampuan spesialnya. Husain merasa perlu mengetahui sumber energi terbesar dalam dirinya untuk dapat dia kendalikan dengan sempurna. Pangeran Husain telah berjanji akan membantu Zontus terlepas dari darah immortal, mereka harus berhasil, tidak boleh gagal lagi.Pangeran Husain masih fokus memahami kalimat filsafat yang sangat ambigu mengenai para leluhur kerajan dan tiba-tiba datang pengganggu tidak di undang."Husain lihat ini!" Pangeran Habibi datang untuk pamer. "Aku berf
BAB 3 KEMENANGANFaaz berhasil menjadi juara pertandingan berkuda untuk piala Putra Mahkota dengan total hadiah sepuluh juta dolar. Kemenangan yang masih terasa seperti mimpi. Faaz berhasil mengalahkan atlet-atlet ternama lainya termasuk Pangeran Yusuf. Begitu Faaz turun dari atas punggung kuda, beberapa wartawan langsung datang mengerumuninya untuk wawancara."Apa yang ingin kau sampaikan untuk kemenangan menakjubkan ini?""Ini adalah mimpi, saya masih kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang saya rasakan ini." Faaz gugup menghadapi pertanyaan media. "Aku ingin berterima kasih pada kedua sahabatku!"Faaz langsung merangkul Ahmed dan Ramzi untuk ikut berfoto di hadapan kamera para wartawan."Tanpa mereka aku tidak akan berdiri di arena ini!" Faaz terus berbangga pada kedua sahabatnya. "Aku sangat beruntung!""Kau akan mendapatkan sepuluh juta dolar, apa rencanamu setelah ini?"Antusiasme para wartawan tidak kalah menggebu dengan hadirnya juara baru dari seorang anak muda yang
BAB 2 PUTRI SOFIASebagai putri dari raja kaya raya, sejak kecil Putri Sofia telah hidup di tengah kemegahan serta kemewahan Istana Zubair, selalu jadi yang paling cantik dan disayang oleh Yang Mulya Serkan. Karena kecantikannya Putri Sofia tidak pernah diperbolehkan pergi ke sekolah umum, meski demikian Putri Sofia tetap mendapatkan pendidikan privat dari guru-guru terbaik. Sekarang Putri Sofia telah tumbuh menjadi gadis cantik jelita yang cerdas, sopan dan tetap sangat dimanja.Karena Putri Sofia tidak pernah bergaul di luar lingkungan istana, lingkungan pergaulan yang sempit membuat Putri Sofia diam-diam mengagumi sepupunya sendiri sejak mereka masih anak-anak. Hanya Pangeran Yusuf yang selalu paling tampan di mata Putri Sofia. Putri Sofia tidak pernah perduli dengan perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed.Belum ada yang tahu mengenai rencana perjodohan Putri Sofia dengan Pangeran Al-Waleed, seharusnya Putri Sofia sendiri juga belum tahu seandainya dia tidak diam-diam menguping pe
BAB 1 Al-FAAZA Tiga orang pemuda terlihat sedang berkuda mengelilingi perbukitan tandus, mereka berlomba untuk memacu kaki kuda masing-masing sekencang mungkin. Persaingan semakin keras dan sengit begitu memasuki putaran ke dua. Sejak putaran awal kuda Arab berbulu perunggu yang terus melesat di barisan paling depan, terus meluncur seperti peluru berkaki empat. Jantung ikut berdebar keras, darah ikut mengalir panas bercampur luapan api adrenalin. Setelah tiga kali putaran, kuda perunggu tetap jadi yang terdepan hingga kedua rekannya meledakkan teriakan. "Faaz kau hebat!" Ahmed berteriak sampai serak "Kau harus ikut pertandingan tahun ini!" Ramzi ikut memberi semangat pada kawannya yang tidak pernah terkalahkan dalam berkuda. "Aku bukan penunggang kuda profesional." Faaz melompat turun dari atas punggung kuda untuk menghampiri kedua rekannya Ramzi dan Ahmed. "Aku yakin kau bisa menjadi juara! Kau memiliki kemampuan alami, dari darah dan jantungmu! Kau bisa mengalahkan para pro
BAB 297 EXSTRA PARTTIGA TAHUN KEMUDIANMia melihat keluar halaman melalui jendela kamar, dia melihat induk rusa dan kedua anaknya. Mia baru sadar jika kedua anak rusa tetap anak-anak setelah tiga tahun berlalu. Rusa-rusa itu adalah mahluk sihir, mahluk sihir peliharaan Putri Eluise yang sama sekali tidak berubah setelah sekian abad berlalu dan pemiliknya telah melupakannya. Dunia benar-benar tidak berjalan sebagimana mestinya buat mereka.Mia beralih memperhatikan telapak tangannya di bawah pantulan sinar jingga matahari pagi yang sedang cerah. Mia melihat aliran darah kebiruan dibalik kulit punggung telapak tangannya. Manusia memiliki aliran darah hangat berdenyut hidup. Hidup artinya tumbuh, terus berubah dan pasti akan menua. Seharusnya Mia bersyukur dengan segala keistimewaan manusia yang terus bersikeras ingin Zontus pertahankan seperti itu.Mia masih memperhatikan urat nadi di punggung telapak tangannya ketika kemudian melihat Zontus berjalan di halaman. Zontus sedang memetik a
BAB 296Sepulang dari pesta pernikahan Theo dan Julie, Mia yang baru berganti pakaian menyusul duduk di samping Zontus. Zontus terlihat baru menghidupkan layar laptopnya ketika Mia mulai bicara."Sepertinya aku setuju dengan saranmu mengenai bayi tabung."Zontus terkejut mendengar Mia tiba-tiba kembali membahas mengenai bayi tabung."Papaku juga berasal dari hasil inseminasi buatan yang dibekukan dan ditanamkan pada rahim wanita lain beberapa tahun kemudian setelah James Loghan lahir. Papaku dan James Loghan sebenarnya adalah hasil iseminasi buatan dari satu sel telur, sama seperti Gerald dengan Nathan, mereka kembar identik tapi tumbuh di rahim wanita berbeda."Mia menceritakan semua hal yang tadi baru dia dengar dari Aron Loghan. Niat awal Mia, sebenarnya cuma ingin curhat pada Aron tentang keinginan Zontus mengenai bayi tabung. Awalnya Mia mengeluh sedih, tapi ternyata Aron justru sangat mendukung hingga memberikan banyak contoh nyata dari orang-orang di dekat mereka."Sepertinya