bab 20.b Ng"Ah iya, ayamnya juga enak, Ayah mau nambah lagi ah," sahut Pak Mustafa, ia pun mengambil paha ayam yang tersisa satu potong lagi di atas piring."Iya ayo, Bunda juga nambah, mana kenyang makan segitu," sahut Rara.Bunda Denia hanya tersenyum, selera makannya hilang memikirkan nasib sang putri yang malang.Akhirnya semua makanan lezat nan mahal itu habis hanya nasi dan kuah sop yang tersisa, Wira bingung di dalam kamar pasti Diandra kelaparan."Aku mau nonton tv dulu deh sebelum ke kamar," ucap Rara.Sengaja tak masuk kamar, ingin melihat Diandra berani atau tidaknya keluar dari sangkar."Oh ya sudah, ini biar Mas yang bereskan."Rara memasang wajah datar lalu berlalu ke ruang keluarga, ia duduk santai di sofa sambil menonton acara ceramah di Chanel khusus favoritnya."Ayah mau istirahat dulu ya." Pak Mustafa berkata.Rara mengangguk sambil tersenyum."Bunda ingin di sini dulu, mau ngomong sesuatu," ujar Bunda Denia."Oh boleh." Rara mengangguk senang."Nak, Bunda hanya me
Read more