"Rara, apa itu, Nak?" Sontak saja Rara yang sedang berjongkok pun terkejut, ia mendongak ternyata sang bunda yang datang."Ya ampun itu 'kan buhul," sahut Bunda Denia, setelah ia maju satu langkah dan jongkok mengimbangi anaknya "Iya, Bun, Alhamdulillah sudah ditemukan," jawab Rara membuat bingung bundanya.Wanita tua hampir kepala enam itu menatap sang putri lamat-lamat."Emang ada apa?" tanya Bunda Denia dengan kening mengkerut.Rara menghela napas."Baiknya kita bakar dulu ya, Bun, buhul ini. Bantu aku buat membuka ikatan-ikatan rambutnya."Bunda Denia mengangguk lalu membantu putrinya, Rara bergegas ke dalam memanggil Wira yang masih di kamar, ia memberitahukan penemuan yang baru ia temukan pagi ini."Maksudnya buhul itu apa, Ra? aku ga ngerti?" tanya Wira membuat Rara tepuk jidat."Ayo ikut makanya, kita sama-sama hancurkan benda terkutuk itu." Rara menarik tangan Wira, terpaksa lelaki itu pun mengikuti walau sedang enak-enaknya menikmati secangkir kopi."Ini nih buhulnya, Mas.
Baca selengkapnya