"Hahh, engga mungkin." Diandra menyeringai kecut sambil geleng-geleng kepala.Mana mungkin lelaki tua yang berpenampilan ala kadarnya ini pemilik perusahaan besar, yang memiliki beberapa cabang di Indonesia.Dia pasti ngada-ngada, fikir Diandra."Rara, kamu tinggal di sini dulu ya sampai masa Iddah selesai, gunakan mobil itu kalau perlu, dan ini untukmu, Ayah tahu suamimu pasti takkan sanggup 'kan memberi uang."Pak Mustafa memberikan kartu ATM pada anaknya, sekaligus aksi sindiran bagi lelaki di sebelahnya."Ga usah, Yah. Lagian aku juga mau ngajar lagi di campus, ada temen yang nawarin," tolak Rara halus.Ia tak terbiasa meminta dan menengadah pada orang tua, Pak Mustafa dan istri berhasil mendidik anak-anaknya untuk menjadi mandiri walau bergelimang harta."Kalau kamu mau ngajar lagi, silakan. Tapi jangan sekarang tunggu masa iddah selesai, kamu harus tetap diam di rumah suamimu, ikutilah hukum agama, Nak."Rara mendesah."Tapi aku bosan, Yah. Bayangkan jika ada di posisiku," renge
Read more