Share

Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan
Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan
Author: Ina Qirana

Bab 1

Author: Ina Qirana
last update Last Updated: 2022-09-22 15:28:58

 

"Rara Khairunnisa, aku ceraikan kamu, mulai detik ini kamu bukan istriku lagi," ujar Wira pada wanita yang sudah ia nikahi lima tahun lamanya.

 

Rara yang tengah mengenakan lingerie merah muda mengkilat itu terhenyak dan terdiam, air mata menggenang di pelupuk mata lalu luruh tanpa diminta, menyapu make up sederhana yang ia poleskan di pipinya.

 

Ditatapnya wajah sang suami lamat-lamat, tatapan itu merupakan sebuah pertanyaan dari lubuk hatinya yang sulit terucap.

 

'Padahal malam ini aku bersemangat untuk melayanimu, Mas, memberikan servis terbaik setelah satu Minggu kamu tak pulang. Namun, nyatanya keputusanmu benar-benar mematahkan hatiku'

 

Jerit hati Rara

 

"Aku capek nunggu kamu yang ga hamil-hamil, orang tuaku tanya terus, di luar sana ada seseorang yang mampu memberiku keturunan."

 

"Diandra 'kan?"

 

Rara menyebut nama perempuan yang pernah singgah di hati Wira dan belakangan ini kembali dekat dengannya, seorang janda anak satu. Namun, sayangnya anak tersebut kini sudah kembali pada Sang Khalik.

 

"Ya, dia pernah menikah dan pernah punya anak, aku yakin dia sanggup, Maafkan aku." Wira menundukkan wajah dengan pasrah.

 

"Tapi bagaimana dengan hatimu? apakah masih ada cinta untukku?" tanya Rara dengan suara tersendat.

 

"Ga usah bahas cinta, yang aku mau itu keturunan! Generasi penerus keluarga ini!" tegas Wira dengan perasaan muak.

 

Lima tahun lamanya cukup mengikis perasaan cinta yang dahulu pernah menggebu, hingga akhirnya hati Wira kembali berlabuh pada masa lalu yang pernah mewarnainya.

 

Diandra Kusuma, seorang wanita cantik, pintar dan berkarir. Sangat berbeda jauh dengan Rara yang hanya mengurus rumah tangga.

 

Meskipun janda tapi mata pria yang memandang sempat terhipnotis dengan pesonanya termasuk Wira, banyak yang menyangka dirinya masih gadis.

 

"Baiklah, aku terima keputusanmu, berarti mulai sekarang aku bukan mahrammu lagi." Luruh lagi air mata Rara meski sekuat tenaga ia menahannya.

 

"Aku ga akan usir kamu dari rumah ini, tapi begitu masa Iddah selesai maka kamu harus keluar karena Diandra akan masuk dan menggantikanmu di sini."

 

Ucapan sadis Wira lagi-lagi cukup mengoyak hati Rara hingga berdarah-darah, sakit sekali rasanya, padahal selama ini ia sudah bolak-balik dokter kandungan, minum madu dan segala jamu penyubur rahim, tak hanya itu ia pun sudah mencoba pengobatan alternatif.

 

"Ya, Mas," ucap Rara sambil menahan tangis.

 

Sebenarnya ia ingin sekali menjerit dan meraung.

 

"Aku pergi, oh ya satu Minggu lagi aku dan Diandra akan melangsungkan akad nikah, begitu surat perceraian kita keluar dari pengadilan maka saat itu juga aku akan meresmikan pernikahan kami."

 

Wira akhirnya berdiri lalu pergi, ditatapnya madu penyubur kandungan yang teronggok di atas nakas, serta obat perangs*ng wanita yang baru saja diminumnya.

 

Niat hati malam ini ingin membahagiakan malah berujung tangisan.

 

Malam ini Rata tidur dengan gelisah karena hawa panas yang melanda tubuhnya, meski AC di atas sana menyala tapi tetap saja tak bisa meredam gejolaknya.

 

Ia tak butuh pendingin melainkan butuh sentuhan dan belaian seorang Wira, yang selama satu minggu ini berjibaku dengan pekerjaannya di luar kota.

 

Rara tak pernah menyangka seseorang yang selama ini dinantikan malah memberi luka yang menyakitkan.

 

'Padahal, aku rindu kamu, Mas' bisik hati Rara.

 

Tak tahan dengan hasr*t yang menggulungnya, wanita berambut sepunggung itu melangkah ke kamar mandi, mulai mencuci tangan dan bagian tubuh lainnya.

 

Lekas itu ia segera melaksanakan salat witir, di sela sujud ia meminta kekuatan pada Rabb-Nya, agar sanggup menjalani ujian yang menerpa, ia yakin semua sakit yang dirasa merupakan sebuah pengampunan dosa.

 

***

 

Satu minggu kemudian acara akad nikah Wira dan Diandra dilangsungkan dengan khidmat di sebuah hotel bintang lima.

 

Mereka bersanding di pelaminan yang berhiaskan bunga-bunga, tersenyum bersama keluarga mereka di atas rasa sakit Rara.

 

Wira benar-benar lupa pada seorang perempuan yang hatinya telah ia hancurkan, kecantikan Diandra karena dihias oleh MUA ternama benar-benar membuatnya seperti amnesia.

 

'Ahirnya usahaku merebutmu dari wanita kampungan itu tak sia-sia' bisik hati Diandra sambil tersenyum licik.

 

Ia lelah terus menerus bekerja demi memenuhi gaya hidupnya yang fantastis, perempuan pemilik lesung Pipit di kedua pipi itu sudah tak sabar ingin hidup bergelimang harta tanpa perlu bersusah payah bekerja.

 

Tinggal tunjuk dan meminta maka semua yang diinginkan akan terkabulkan dalam sekejap mata.

 

Ah menyenangkan sekali rasanya.

 

Malam ini mereka melepas hasrat entah yang ke berapa kalinya, kali ini ada kepuasan karena mereka melakukan itu dengan rasa tenang dan aman, tak seperti sebelumnya yang selalu was-was takut ketahuan.

 

"Wira, siang ini Papa harap datang ke kantor ya, ada masalah besar di perusahaan kita." Telpon dari Papa Dirga Wijaya.

 

"Ini baru lima hari, bukannya aku udah bilang mau cuti satu Minggu," sahut Wira protes.

 

Lagi enak-enaknya malah disuruh pulang, 'kan menyebalkan.

 

"Jangan bantah! Pokoknya siang ini kamu harus ke kantor!" tegas Papa Dirga sambil menutup telponnya dengan geram.

 

Diandra yang baru saja mandi memeluk tubuh suaminya dari belakang lalu berbisik mesra. "Jangan bete gitu dong, siang ini aku temani kamu ke kantor ya."l

 

Wira berbalik badan dengan tersenyum semringah, tatapan Diandra yang menggoda benar-benar menghipnotisnya.

 

"Ok deh, tapi ...."

 

"Apa?!" Diandra membesarkan mata.

 

"Satu ronde lagi." Wira terkikik dan segera memangku istrinya ke pembaringan.

 

**

 

Mobil BMW yang ditumpangi Wira dan Diandra telah sampai di parkiran sebuah kantor PT Sinarwangi, mereka melangkah cepat masuk ke dalam gedung dua lantai tersebut.

 

"Ada apa, Pa?" tanya Wira dengan santai.

 

"Perusahaan kita bangkrut, Wira. Ini semua gara-gara kamu! Papa 'kan udah bilang jangan pinjam modal ke bank, akhirnya gini 'kan kita terlilit hutang, sementara perusahaan kita ga sanggup bayar cicilan dan bunganya yang besar."

 

"Apa? ga mungkin, Pa. Kalau gitu kita cari investor yang mau tanam modal di perusahaan ini," jawab Wira dengan panik.

 

"Mana ada yang mau, Wira! Mikir dong! Mereka juga takut rugi!" bentak Papa Wijaya geram dengan kelakuan sotoy dan ceroboh anaknya.

 

"Aset-aset kita pasti akan disita, siap-siap aja." Papa Dirga lemas langsung menjatuhkan diri ke kursi empuknya.

 

"Disita? itu berarti termasuk rumah, mobil dan vila," sahut Diandra tanpa diminta.

 

Wanita bertubuh tinggi dan berisi itu syok bukan main mendengar kenyataan pahit ini, padahal ia sudah berhenti kerja di perusahaan ternama dengan jabatan yang mentereng.

 

"Iya semua, pokoknya semua yang atas nama Wijaya pasti akan disita, mending kalau bisa melunasi bunganya," sahut Papa Wijaya masih geram.

 

"Itu berarti termasuk rumah di grand Arista dan Vila yang kamu hadiahkan ke aku, Mas?" tanya Diandra dengan suara tercekat.

 

"Ya termasuk, aset itu masih atas nama Wijaya 'kan?"

 

Jawaban itu membuat Diandra lemas, tak menyangka dalam sekejap mata impiannya akan sirna, ngarep jadi istri Sultan malah jadi gelandangan, sial.

 

Batinnya menggerutu.

 

"Terus kita mau tinggal di mana, Mas?" tanya Diandra panik bukan main.

 

"Tapi rumahku bukan atas nama Wijaya, Pa, melainkan atas nama Rara 'kan?" tanya Wira sedikit ada harapan.

 

"Tapi kamu dan Rara sudah pisah, itu artinya rumah itu akan masuk dalam harta gono-gini. Karena kamu udah bangkrut otomatis rumah itu akan dijual dan dibagi rata, gimana sih kamu," sahut Papa Wijaya dengan nada jengkel.

 

"Terus kita tinggal di mana, Mas? aku ga mau ngontrak ya walaupun itu appartemen, aku ga mau hidup miskin! Nyesel aku bela-belain berhenti kerja!" Diandra menghentakkan kakinya.

 

 

 

 

 

 

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Hahahah makan tuh kerikil ada berlian indah dibuang akibat pilih ce pembawa sial sih lu. Udah w duga klo tuh ce matre tinggal nunggu waktu ja minta dicerain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 2

    Hampir satu Minggu Rara melalui Malam dan siang dalam kesepian, kala malam datang ia kedinginan begitupun dengan siang ia diselimuti kehampaan, seolah tak berujung dan tak bertepi.Kadang ia lupa sudah diceraikan sosok Wira, perempuan yang selalu mengenakan gamis dan hijab lebar tatkala keluar itu selalu menunggu kepulangannya di balkon atas.Berharap mobil BMW hitam itu masuk ke dalam carport-nya yang luas, lalu ia akan keluar untuk membuka pintu dan menyambut dengan senyuman juga makanan kesukaannya.'Oh angan, kau sungguh menyiksa. Kenapa move on itu sulit sekali?'Rara menggeleng cepat, ia harus terbiasa hidup tanpa naungannya, bisa mandiri cari uang sendiri, juga bisa tegar melihat yang dicinta bergandengan tangan dengan perempuan itu.[Ra, perusahaan mertuamu bangkrut. Sudah kuduga sebelumnya hal ini bakal terjadi, dan ternyata beneran PT Sinarwangi kalap ga bisa bayar hutang plus bunganya ke bank dalam jumlah besar]Pesan masuk ke ponsel Rara, ia sedikit terkejut lalu mengulang

    Last Updated : 2022-09-22
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 3

    "Jelasin sama aku, Wira?! Si udik ini ngada-ngada 'kan?" tanya Diandra masih syok.Bola matanya yang dihias soflen kebiruan itu membelalak sempurna, sementara Wira kelabakan bingung harus menjelaskan dari mana."Jawab!" teriaknya lagi, Diandra hampir stres menghadapi kenyataan ini."Iya, tapi aku akan berusaha bayar cicilan perbulannya, kamu jangan khawatir biar ini jadi urusanku."Diandra memegang keningnya dengan erat, muak sekali dengan kenyataan ini, rasanya ingin pergi dan mencari lelaki lain."Dengan cara apa hah?! Perusahaan kamu udah bangkrut, kamu udah miskin, aku udah ga tahan," seru Diandra sambil mendorong kopernya keras-keras.Sementara Rara berdiri dengan tenang menikmati ketegangan antara pengantin baru itu, melihat mereka yang saling bersitegang ia jadi enggan pergi dari rumah ini.Alasannya karena ingin memberi pelajaran pada si gundik, sekaligus melihat pertengkaran mereka yang sudah pastinya terjadi setiap hari.Rara faham perempuan matre seperti Diandra tak bisa hi

    Last Updated : 2022-09-22
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 4

    "Stop!" teriakkan Wira memekik membuat keriuhan itu senyap kembali, tetapi kini semua pasang mata memandangnya."Oh jadi ini lakinya yang dungu itu? ngelepas istri shalihah dan malah mungut lont* murahan?" teriak seorang ibu-ibu dari arah belakang."Iya bener, dia itu 'kan bos yang perusahaannya bangkrut.""Jangan-jangan perusahaannya bangkrut karena sial udah nikahi perempuan itu?""Dasar pelakor bawa sial! Lebih baik lu cerein lagi aja dia dan balik ke istri sah lo dijamin tar bakal kaya lagi.""Ya betul!"Semua hinaan itu tentu saja seperti menusuk-nusuk hati Diandra, jika Wira belum jatuh miskin ia sudah pasti menuntut mereka semua ke jalur hukum atas pencemaran nama baik dan tindakan tidak menyenangkan.Merasa jengah, Rara segera membayar ke kasir dan pergi dari kekacauan itu, ada kesal di hatinya karena makanan tadi tak habis semua, jadi mubazir 'kan?Ia kembali pulang ke rumahnya yang kini sudah seperti neraka, sisi hatinya ingin pergi saja dari sana. Namun, hukum agama mengata

    Last Updated : 2022-09-22
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 5

    Diandra memejamkan matanya, perkataan Wira itu benar, aku tak boleh egois, fikirnya."Kamu ga mau 'kan kehilangan anak lagi, sabar ya demi anak kita."Mereka berpelukan dalam tangisan, sementara di lantai atas Rara menyaksikan dengan hati berantakan.'Kamu udah berzina selama masih bersamaku, Mas, tega!' Ratap hati Rara.Ia segera berlari ke kamar meredam segala emosi dan tangisnya, tak berguna mengeluarkan air mata, Rara menghapus lelehan yang membuat pipinya basah itu dengan cepat.Tapi tak bisa, kelopak mata itu terus saja melelahkan cairan hingga ia sesenggukan.***Aroma ayam goreng dan kangkung belacan sukses membuat Indra penciuman Wira dan Diandra tergugah, kebetulan sekali mereka belum makan malam."Kayanya si Rara lagi masak tuh," celetuk Diandra, perutnya keroncongan karena tadi siang hanya makan mie instan."Kita samperin yuk," ajak Wira.Diandra diam gengsi sebenarnya, tapi bagaimana lagi di luar hujan tak memungkinkan beli makanan, ia pun terpaksa bangkit dan mengikuti

    Last Updated : 2022-09-22
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 6

    Wira gelisah tak bisa tidur hingga tengah malam, padahal esok hari ia harus berangkat pagi untuk menemui kawannya yang baru pulang dari luar negri, ngajakin bisnis bareng.Tapi, yang mengganggu fikirnya bukan itu, melainkan sikap dermawan Rara yang baru diketahuinya, bayangkan selama tiga tahun ia ikhlas menyedekahkan setengah nafkahnya.Bahkan, ia tak yakin Diandra mampu melakukan itu.Rasa bersalah menyeruak, harusnya kami tak bercerai, tapi bagaimana tuntutan keluarga, pun Diandra yang tak ingin dimadu.Janin dalam perut itu yang selama ini ditunggu-tunggu mama dan papa. Kedua orang tua itu memang kerap menuntut.Baik pada Wira atau pada Wanda--adik bungsunya-- terhadap Wira mereka menuntut cucu, sedangkan pada Wanda mereka menuntut segera menikah.Padahal gadis berusia di puluh sembilan tahun itu masih betah melajang dan sedang berada di puncak kesuksesan.Hingga pukul setengah empat barulah Wira terlelap, waktunya salat subuh dia malah terlelap sulit terbangun saking ngantuknya.

    Last Updated : 2022-09-22
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 7

    "Ayah." Tergopoh-gopoh Wira menghampiri mertuanya lalu bersalaman."Kok ke sini ga bilang dulu, yuk masuk ke dalam," ujar Wira lagi basa-basi.Ayahnya Rara yang bernama Pak Mustafa itu memandangnya dingin, dahulu ia begitu hormat pada menantunya itu, tapi kini ia muak sekaligus benci.Sementara Diandra masih berdiri di tempat, ia kikuk malu bukan main, kalau bisa sudah menggali tanah dan mengubur diri dalam-dalam saking malunya."Ini istri barumu itu, Wira?" Pak Mustafa menunjuk Diandra yang tertunduk malu."Iya, Yah," jawab Wira merasa tak enak."Gimana sih kamu nyari istri malah yang begini," celetuk Pak Mustafa meremehkan."Heh kamu! Awas ya kalau sampai berani menyakiti anak saya, baik menyakiti hatinya ataupun fisiknya, lihat saja apa yang akan saya lakukan, saya tahu asal-usulmu dari mana."Sebuah peringatan dari Pak Mustafa membuat nyali Diandra sedikit menciut, bak kerupuk yang tersiram air, malunya hingga ke ubun-ubun.Lelaki tua yang berumur hampir kepala enam itu masuk ke d

    Last Updated : 2022-10-17
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 8

    "Hahh, engga mungkin." Diandra menyeringai kecut sambil geleng-geleng kepala.Mana mungkin lelaki tua yang berpenampilan ala kadarnya ini pemilik perusahaan besar, yang memiliki beberapa cabang di Indonesia.Dia pasti ngada-ngada, fikir Diandra."Rara, kamu tinggal di sini dulu ya sampai masa Iddah selesai, gunakan mobil itu kalau perlu, dan ini untukmu, Ayah tahu suamimu pasti takkan sanggup 'kan memberi uang."Pak Mustafa memberikan kartu ATM pada anaknya, sekaligus aksi sindiran bagi lelaki di sebelahnya."Ga usah, Yah. Lagian aku juga mau ngajar lagi di campus, ada temen yang nawarin," tolak Rara halus.Ia tak terbiasa meminta dan menengadah pada orang tua, Pak Mustafa dan istri berhasil mendidik anak-anaknya untuk menjadi mandiri walau bergelimang harta."Kalau kamu mau ngajar lagi, silakan. Tapi jangan sekarang tunggu masa iddah selesai, kamu harus tetap diam di rumah suamimu, ikutilah hukum agama, Nak."Rara mendesah."Tapi aku bosan, Yah. Bayangkan jika ada di posisiku," renge

    Last Updated : 2022-10-17
  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 9

    "Siapa kamu?!" tanya Diandra sambil berteriak lagi.Akan tetapi, perempuan di sebrang sana malah mematikan saluran telponnya, membuat Diandra kian murka.Dasar jal*ng seenaknya mematikan panggilan! Gerutu Diandra.Tak putus asa ia menelpon lagi, tapi nomor Wira sudah tak aktif tak bisa lagi dibohongi.Terlanjur kesal ia membanting piring ke lantai hingga pecahan beling dan nasi berhamburan ke mana-mana, dan suara bisingnya terdengar oleh telinga Rara."Baj*ng-an! Brengsek kamu, Wira!" teriak Diandra menggema.Semua teriakan Diandra terdengar jelas oleh telinga Rara, perempuan berambut sepinggang itu menyeringai sambil mengunyah makanan.Hatinya puas melihat rumah tangga Wira berantakan, sama seperti hatinya yang sakit karena perbuatannya."Aaaarrghh!" teriak Diandra memekik, menumpahkan emosi.Rara memilih mengunci pintu kamar cari aman ketimbang keluar, mendengar jeritannya saja ia puas tak perlu hingga repot-repot turun ke bawah."Tega kamu, Mas! Tegaa!" jerit Diandra seperti orang

    Last Updated : 2022-10-17

Latest chapter

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Tamat

    Dua tahun kemudian.Diandra telah bebas dari masa hukumannya. Papa dan Mama beserta Tiara yang sudah tumbuh jadi balita ikut serta menjemput kepulangan wanita itu.Diandra dulu tentu berbeda dengan sekarang. Saat ini wanita itu bertubuh kurus dan berwajah kusam. Namun, hal itu bukan suatu masalah bagi dirinya.Prinsip wanita itu telah berubah, yang ada di pikirannya hanya rindu terhadap anak tercinta, ia ingin memeluk dan mencium bocah itu sepuasnya."Oma, takuut, toloong," rengek Tiara, saat Diandra berusaha mendekatinya."Kok takut, dia 'kan Mama kamu," ucap Mama Diandra.Anak berumur empat tahun itu merenung, ia tak terbiasa dengan hadirnya seorang Mama, yang ada dalam hidupnya selama ini hanya oma, opa dan papa."Ga apa-apa, Diandra, anakmu ga terbiasa dengan hadirnya kamu, nanti juga terbiasa pasti sayang kok sama kamu." Mama Diandra menenangkan."Ma, aku minta maaf ya udah buat Mama dan Papa malu selama ini," ucap Diandra dengan wajah sendunya.Mama Diandra mengangguk."Yang pen

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 30.A

    Sementara Wira berdiri di hadapan pintu masuk rumah Pak Mustafa, sejak tadi ia berdiri di sana, menunggu tamu yang di dalam keluar, dengan harapan agar Rara kembali jadi miliknyaWira bersender di pintu, tubuhnya mendadak lemas mengetahui sang pujaan hati hendak jadi milik orang lain."Wira," ucap Pak Mustafa saat menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapan pintu rumahnya.Sontak semua orang melirik ke arah yang sama, Rara terkejut matanya sempat menghangat, bukan masih cinta melainkan tak tega.Pak Mustafa melangkah keluar seorang diri sementara yang lain menunggu di dalam."Ayo masuk," ajak Pak Mustafa.Tapi Wira malah berdiam diri, enggan masuk lantaran kakinya terasa berat dibawa melangkah."Saya pulang aja, Yah." Wira tersenyum sungkan."Ya sudah hati-hati." Pak Mustafa menepuk bahu WiraSatu bulan semenjak kejadian itu akhirnya ada surat undangan yang datang ke rumah Wira, bertuliskan nama Rara dan Faruq, Wira menghirup napas dalam-dalam saat membacanya."Tuh mantan istrimu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 29.B

    Nenek dari pihak Diandra yang memberikan nama itu, mereka berdua mengurus bayi Tiara dengan dengan didikan yang baik, tak ingin anak ini tumbuh liar seperti ibunya."Ma, aku udah transfer ke rekening Mama ya kalau Tiara kenapa-napa telpon aku aja," ujar Wira saat ia mengunjungi anaknya.Pria itu tak ingkar janji, hingga anak itu tumbuh dan bisa berjalan ia tetap memberi nafkah dan kasih sayang, setiap akhir pekan ia menyempatkan waktu untuk bertemu anaknya.Mengajak jalan-jalan atau membawanya menginap di rumah Mama Sandra, wanita itu teramat gembira jika sang cucu datang menginap di rumahnya.Tak ada benci seperti sebelumnya. Tiara benar-benar dilimpahi kasih sayang dari ayah dan kakek neneknya."Wira, kapan kamu nikah lagi? kalian sudah dua tahun bercerai, masa iya kamu menduda terus," ucap Mama Sandra.Wira terdiam, hatinya masih tertutup belum ada wanita yang bisa menggantikan Rara."Nanti saja, Ma, belum dapat yang sreg di hati." Wira tersenyum.Mama Sandra mendesah, lagi-lagi pu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 28.A

    Sidang pertama sukses, Rara beserta pengacara bersalaman sebagai ungkapan terima kasih. Di ruang mediasi Wira sempat membela diri, tak ingin bercerai. Namun, berkat bantuan Bu Lala pengacaranya akhirnya hakim berpihak pada mereka."Ra, please, berfikir ulang," ujar Wira saat sudah keluar dari ruang sidang."Maaf, Mas. Ini yang terbaik. Aku ga mau hidup ngebatin terus," ucap Rara lalu segara meninggalkannya.Sakit sekali hati Wira, begitu pula dengan Rara. Mereka sama-sama merasakan sakit akibat perpisahan ini.Waktu cepat berlalu, sekarang tiba saatnya Diandra melahirkan, pihak lapas yang mengabari Wira, selaku ayah dari bayi itu.Wira menagajak Mamanya dan Pak Dirga, karena kedua orang tua itu memaksa ikut, ingin melihat cucu pertama mereka.Walaupun sempat membenci, tapi dalam hatinya masing-masing mereka penasaran dengan wajah anak itu, dan tak dapat dipungkiri ada setitik sayang untuk anak itu."Bayinya perempuan, Mas. Lihatlah hidung dan bibirnya mirip denganmu," ucap Diandra lir

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 27.B

    "Atas kasus apa?" tanya lelaki yang kini berjanggut sedikit tebal itu, maklum jarang mengurus wajah karena sibuk dengan berbagai masalah."Kasus prostitusi dan satu lagi dia juga terjerat kasus nark*ba, dia digrebek saat lagi pesta s*bu bersama seorang pria."Jantung Wira serasa mau copot mendengar kabar itu, ia langsung menduga soal penemuan barang haram di restorannya, apa mungkin itu juga ulah Diandra?"Saya ga ngerti, dia itu 'kan sudah menikah lagi hamil pula kok bisa-bisanya pakai barang haram itu?" Pak Haryadi memijat kening."Apa kalian ada masalah?" tanyanya lagi dengan raut putus asa.Wira masih diam, antara harus memberitahu mertuanya atau tidak."Kalian ada masalah apa sih?" Pak Haryadi bertanya lagi."Iya, Pa, Diandra kabur dari rumah karena berantem sama aku. Aku meragukan anak yang dikandungnya, karena ada lelaki yang bernama Kevin yang dicurigai ayah dari bayi itu." Wira terpaksa membeberkan.Ia sudah lelah menanggung masalahnya sendirian. Ternyata setelah berzina itu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 27.A

    Hari ini Wira dapat bernapas lega, pasalnya polisi mengabarkan ada penemuan sidik jari orang lain di plastik yang membungkus benda har*m itu.Tak hanya itu, ada dua orang saksi yakni yang sedang makan melihat seorang perempuan asing masuk ke dapur restoran, kini polisi sedang memburu wanita itu."Jadi, sekarang kamu sudah terbukti bukan pengedar ataupun pemakai benda haram itu?" tanya Mama Sandra, ia sampai bolak balik ke rumah anaknya."Iya, Ma. Alhamdulillah. Jadi kasus ini sebenarnya jebakan aja supaya restoran aku sepi."Mama Sandra dan Papa Dirga bernapas lega."Sekarang selesaikan masalahmu yang lain," timpal Papa Dirga.Wira melirik sang ayah."Papa sudah tahu masalahmu antara kalian bertiga, selesaikan secepatnya dan pilih salah satu," lanjutnya dengan sedikit ketegasan."Papa tahu dari mana masalah di hotel itu?" tanya Wira penasaran."Dari temen Papa, kebetulan kemarin katanya kamarnya bersebalahan, jadi ia mengetahui keributan yang terjadi."Wira merasa malu, masalah pribad

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 26.B

    "Hadeuh kamu ini. Perempuan itu kalau lagi ngambek diomongin apapun ga bakalan mudeng, yang ada di kepalanya cuma kecewa, kamu sabar dong tunggu kepalannya dingin dulu."Pak Mustafa hafal betul karakter wanita, ia belajar banyak dari istrinya, anaknya, juga kakak dan saudara yang lain.Wira mengacak rambut, kalau begini semakin bertambah lah beban di kepalanya."Kamu pulang sana, kalau Rara udah baikan dia pasti mau ditemui, sekarang biarkan dia merenung sendiri."Wira mangut-mangut. "Ya sudah saya pulang, tapi sampaikan sama Rara kalau saya sayang padanya, Ayah jelaskan pada dia kalau yang dia lihat itu cuma fitnah alias jebakan Diandra."Pak Mustafa melengos.'Sudah dibilangin ga bakalan mudeng masih saja ngeyel,' gerutu hatinya.Wira pulang ke rumah, di sana ia disambut oleh Mama dan papanya."Wira apa benar kamu pakai nark*ba?" tanya Mama Sandra dengan tatapan menyelidik.Kabar penemuan barang har*m di restoran anaknya langsung menyebar pesat hingga sampai dengan cepat ke telingan

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 26.A

    Wira dan beberapa orang karyawannya baru saja selesai mengikuti proses penyelidikan di Polsek setempat, dari hasil tes urin mereka memang tak terbukti sebagai pengguna barang har4m tersebut.Oleh sebab itu polisi masih melakukan proses penyelidikan yang lain, untuk mengungkap siapa pemilik benda haram dengan berat yang lumayan itu.Untuk sementara ini Wira dan rekan-rekannya masih ditetapkan sebagai saksi bukan tersangka."Kamal, kamu ingat apakah ada orang yang masuk ke dapur kita?" tanya Wira pada chef kepercayaannya.Kali ini mereka sedang rapat, restoran jadi sepi dan dipasang garis polisi. Untuk sementara waktu usahanya itu ditutup terlebih dulu."Engga, Pak. Tapi saya memang sempat curiga waktu abis kembali dari toilet ada seseorang yang keluar dari dapur, saya kira itu costumer yang lagi cari pelayan."Wira tercenung lalu menatap lelaki di sampingnya dengan serius."Apa dia laki-laki? atau perempuan?" tanya Wira dengan mata tak berkedip."Ga jelas, Pak. Dia pake sweeter warna h

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 25.B

    "Oh jadi kamu jebak aku hingga sampai ke sini?" tanya Wira dengan tatapan penasaran.Diandra terbahak-bahak."Itu kamu tahu." Diandra menyeringai puas.Wanita itu memang tak bisa ditebak isi hatinya, sebentar bisa menangis lalu sedetik kemudian bisa tertawa."Cepat buka pintunya!" Dengan bringas Wira memukul-mukul pintu dengan keras Sementara Diandra tersenyum, sekuat apapun pintu ditendang itu takkan terbuka tanpa titahnya."Nanti aku bukain, Wira. Sekarang mending kita santai-santai dulu di sini." Diandra duduk di kasur sambil tumpang kaki.Paha mulusnya terlihat jelas, walau sedang berbadan dua, tapi pesonanya masih bercahaya."Menjijikan! Aku ga sudi kalau harus duduk di tempat itu," jawab Wira.Fikiran lelaki itu kacau."Kok ga sudi sih cuma duduk doang kok, atau mau lebih." Diandra tertawa lagi."Buka pintunya, Diandra!" teriak Wira menggema."Aku bilang juga tunggu dulu.""Cepat buka pintunya." Wira melangkah dan hampir mencekik leher Diandra, hingga wanita itu terbaring di ka

DMCA.com Protection Status