Mas Gibran tampak termenung beberapa saat. Mungkin sedang memikirkan perkataan aku barusan. Dengan sabar aku menunggu, hingga akhirnya mas Gibran menatapku dengan pandangan kurang yakin.Mas Gibran menghela napas perlahan, menatap aku pasrah. "Kalau ruang kerja Mas ada CCTV, tapi untuk kamar itu gak ada. Kamu sendiri tahu, kamar itu Mas gunakan untuk istirahat di kala penat dari pekerjaan. Mana mungkin Mas pasang CCTV di sana, bisa malu Mas sama penjaga keamanan yang memantau CCTV."Aku menjentikkan jari dengan semangat. "Nah, dari sana bisa kita selidiki Mas."Mas Gibran mengernyitkan dahi, tidak mengerti dengan jalan pikiranku. Aku berdecak kesal, menampar pelan pipi mas Gibran agar pikirannya yang sudah stres dan ruwet bisa tegang sedikit. Sebenarnya ... Tidak ada hubungannya sih, antara pikiran ruwet sama tamparan, tapi kan aku hanya mencoba mencairkan suasana. "Kata kamu kita cuma mencari bukti dari lokasi, kok malah bahas CCTV di ruangan Mas. Di ruangan Mas, gak ada bukti CCTV
Read more