Home / Romansa / Rahasia di Balik Duda Arogan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Rahasia di Balik Duda Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

Negosiasi yang fatal.

Selamat membaca~-Asya berkutat di dapur untuk membuat minum. Suasana tegang sedang dirasakannya, bahkan tidak hanya suasana saja, tapi satu badannya juga ikut tegang saat ini. Setiap pergerakan Asya selalu diawasi dengan tajam oleh seorang wanita yang Angkasa sebut dengan kata ‘Mama’. Wanita itu dengan tiba-tiba muncul tanpa memberitahukan kehadirannya pada Angkasa, sehingga membuat semuanya terkejut, termasuk Angkasa. Saat ini Angkasa sedang mengantar Jef untuk pergi ke kamarnya dan menguncinya untuk sementara waktu. Jef terlalu pintar untuk anak kecil yang tidak mau tahu urusan orang tuanya. Asya menaruh secangkir teh hangat tepat dihadapan Dinda yang terus memperhatikan pergerakannya. “Silakan di minum.” ujar Asya seraya tersenyum hangat. Jangan bilang jika senyum itu tulus. Senyum itu hanyalah sebuah formalitas yang Asya ciptakan untuk menghormati keberadaan Dinda sebagai Ibu dari Angkasa. Karena sejatinya, Asya tidak suka menjadi pusat perhat
Read more

Angkasa sakit.

Selamat membaca~ - Pagi ini, Asya menjalani aktivitas di hari terakhirnya saat berada di rumah Angkasa. Di sana sudah ada Bi Tari yang sedang memasak untuk sarapan. Asya juga menyiapkan bekal untuk Jef ke sekolah. Hatinya sungguh gelisah sejak pagi, takut jika Jef kembali sakit karena dirinya. Tapi Asya juga tidak ingin selalu ada di sini, tinggal satu atap dengan orang yang bukan mahramnya. Asya tampak membuka kotak bekal milik Jef. Membuat karakter dengan nasi untuk menggugah napsu makan Jef yang suka hilang. Asya membuat bekal Jef selalu dengan kasih sayang. “Mbak Acha rajin sekali bikin bekal kayak gitu tiap hari,” ujar Tari. Asya tersenyum, “Ini supaya Jef semangat makan, Bi.” “Pantas saja akhir-akhir ini kotak bekal Jef selalu bersih. Biasanya masih ada sisa dan itu lumayan banyak.” balas Tari seraya mengaduk masakannya di atas kompor. “Syukurlah kalau begitu,” ujar Asya merasa senang. Hening kembali, mereka fokus pada kegiatannya masin
Read more

Jadi Jef, anak siapa?

Selamat membaca~ - Angkasa mengeliat nyaman di atas ranjang king size miliknya. Sinar mentari menyorot masuk menembus celah gorden yang tidak menutup dengan sempurna. Alarm yang membunyikan ponselnya sudah beberapa kali menyala, namun dia sama sekali tidak mendengarnya. Tidurnya semalam sangatlah nyeyak. Angkasa dengan perlahan mengubah posisinya menjadi duduk. Dia merasa aneh dengan pakaiannya yang kini sudah berganti menggunakan kaos. Melihat nakas yang ada di sebelah kirinya penuh akan bekas makanan, membuatnya melirik terus untuk mencari sosok yang baru dia ingat. Asya masih tidur dengan posisi duduk, namun dia terlihat sangat pulas karena tidak merasa terganggu sekalipun dengan suara alarm di ponsel milik Angkasa. Angkasa bangkit dan berusaha untuk memindahkan tubuh Asya secara perlahan. Angkasa menggendong tubuh Asya dan diletakkannya di atas ranjangnya. Untuk kali pertamanya, ada orang lain yang tidur di atas ranjangnya. Seben
Read more

Liburan Untuk Jef.

Selamat membaca~ - Suara dering telepon menyeruak di tengah perbincangan mereka. Asya segera mengambil ponselnya yang ada di atas sofa tempat tidurnya semalam. Ternyata ada panggilan masuk dari Adrian. Lantas hal itu membuat Asya menoleh ke arah Angkasa untuk meminta bantuan. “Apa?” tanya Angkasa. “Ini, salah satu guru yang ngajar di rumah belajar tempat ku kerja. Aku harus kasih alasan apa?” tanya Asya lagi. “Sini, biar aku yang ngomong.” Asya menggeleng, “Jangan dong,” “Ya udah bilang aja izin,” “Ya alasannya apa?” “Habis urus calon suami sakit.” “Gila kali.” balas Asya kesal. Angkasa bangkit dan meraih ponsel milik Asya dengan paksa. “Apaan sih?” ujar Asya. “Sana mandi, biar aku yang jawab.” ujar Angkasa. “Jangan aneh-aneh ya, awas aja.” peringat Asya. - Angkasa telah membersihkan diri dan berganti pakaian menjadi santai namun tetap terlihat rapi. Entah, hari ini dia ingin jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama Asya. Melihat ja
Read more

Pilih Mandi atau di mandiin?

Selamat membaca~ - Angkasa membawa mobilnya ke arah puncak untuk bisa menikmati angin sejuk dan pemandangan alam yang bagus di sana. Dalam duduknya, Jef tidak berhenti untuk terus tersenyum karena suasana hatinya sedang bahagia. “Mama, Jef tadi melukis di atas gulungan kanvas. Ms. Yulia bilang kalau lukisan Jef bagus,” ujar Jef yang duduk tepat di tengah kursi bagian belakang. “Wah pintar sekali anak Mama. Boleh Mama lihat lukisannya?” tanya Asya. Jef mengeluarkan gulungan kanvas tersebut dari dalam tas sekolahnya dan langsung menyerahkannya pada Asya. Asya membukanya dan tertegun melihat lukisan anak seusia Jef. Di sana Jef melukis sebuah keluarga kecil yang terlihat harmonis. “Itu Jef lukis Mama, Papa, dan Jef lagi main pasir di pantai. Awalnya Jef bingung mau lukis apa, tapi Jef tiba-tiba kepikiran sama Mama. Jadi Jef lukis aja kita di sana.” jelas Jef seraya tertawa bahagia dengan hasil lukisan yang telah dibuatnya. “Kalau gitu, kapan-kapan kita main ke pantai ya
Read more

Malam dan Kamu.

Selamat membaca~ - Asya berjalan keluar hanya dengan menggunakan handuk kimono. Dia lupa jika tidak memiliki baju ganti untuk digunakannya malam ini. Dengan langkah kakinya yang ragu, Asya melangkah untuk mencari Angkasa. Dia hendak meminjam baju Angkasa untuk digunakannya malam ini. Namun Asya terkejut saat melihat ada 3 orang perempuan berbaju hotel sedang berdiri dan tersenyum kearahnya. “Selamat sore, Nyonya Angkasa. Di sini kami hendak melayani anda untuk bersiap dinner bersama Bapak Angkasa dan Jef yang akan berlangsung tiga jam lagi. Jadi mohon izinkan kami untuk membantu Nyonya.” ujar salah seorang pegawai dengan senyumnya yang tidak pernah tertinggal. Asya diam. Dia bingung harus memberikan respon yang bagaimana untuk kejutan yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan bisa menerima semua ini. “Mari ikut kami,” ajak salah seorang pegawai. “Jef sama Angkasa di mana?” tanya Asya bingung karena villa terasa sangat sepi. “Jef dan Bapak Angkasa
Read more

Kembali.

Selamat membaca~ - Pagi ini Angkasa membawa mereka sarapan sambil melihat rusa dan jerapah di sana. Asya benar-benar takjub dengan villa yang dibangun oleh Angkasa. Mengusung tema sederhana namun terlihat elegan dan nyaman, juga adanya taman bermain, ternak rusa dan jerapah, serta kebun strawberry yang sengaja dibuatnya untuk pengunjung bisa menikmati momen liburan dengan damai. Sebenarnya Angkasa bisa memanggil staffnya untuk membawa makanan ke villa, namun hal itu dibatalkannya lantaran dia ingin menyenangkan Asya dan Jef sebelum mereka pulang ke rumah nanti siang. Akhirnya setelah melakukan perdebatan dengan batinnya, Angkasa memutuskan untuk mengunjungi resto villa dengan pemandangan rusa dan jerapah. Area resto ini sangatlah luas apalagi dengan dinding kaca yang mengantarkan pemandangan gunung serta halaman luas yang digunakan sebagai penangkaran rusa dan jerapah. Setelah mereka melakukan sarapan, kini Jef mengajak Angkasa dan Asya untuk per
Read more

Apa itu perasaan?

Selamat membaca~ - Angkasa melihat kamar Jef yang sudah gelap. Ternyata dia sudah tidur. Mungkun karena kelelahan diperjalanan. Angkasa kini beralih untuk menemui teman-temannya yang sudah asik dengan dunianya sendiri, yaitu bermain PS 5 milik Jef. “Ada apa?” tanya Angkasa tanpa berbasa-basi. “Jengukin orang sakit lah. Eh yang sakit malah lagi bulan madu.” ujar Nathan yang mulutnya langsung dibekap oleh Rafasnya. “Mulutnya lancar banget kayak kereta api.” “Acha mana?” tanya Angkasa saat menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda akan kehadiran Asya di rumah miliknya. “Pulang. Katanya mau ke kosan aja.” balas Juno. “Gak kalian anterin?” tanya Angkasa. “Nathan tuh, gak mau.” jawab Juno. Mata tajam Angkasa seolah sedang mencekik leher Nathan. Saat ini dia kesulitan untuk bernapas dan membuatnya untuk mencari perlindungan dari Rafasya yang duduknya dekat dengannya. “Tolongin adik sendiri Bang.” ujar Nathan pada Rafasya. “Gak mau lah. Takut.” tolak Rafasya. “Udah malam,
Read more

Vania Cemburu

Selamat membaca~ - Suasana kantor Sandhaya Sea Company pagi ini tampak tentram. Seluruh pegawai bekerja sesuai dengan pekerjaan setiap divisi. Bagian paling sibuk setelah melakukan launching produk adalah Departemen Produksi, karena mereka harus selalu siap siaga di gudang dan kantor untuk memantau pekerjaan agar hasil yang di cetak maksimal. “Jangan lupa untuk mengawasi setiap pekerja agar bahan yang sudah rusak tidak ikut di produksi.” tegas Galih kepada anggotanya yang saat ini ikut survey lokasi di gudang. “Siap.” Semuanya berpencar untuk menjalankan tugas yang sudah diberikan oleh Galih kepada setiap kepala anggota. Bagian produksi kantor dan produksi gudang berbeda. Produksi kantor berfokus kepada untuk perencanaan bahan, alat, model, dan yang berhubungan dengan memproduksi sebuah bahan. Sedangkan bagian produksi gudang, merekalah yang akan memproduksi sebuah barang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh Ketua Divisi Produksi. Sila berkeli
Read more

Syarat untuk Aneska.

Selamat membaca~ - Adrian duduk di bangku tukang siomay langganannya bersama Asya. Asya tidak mengira jika Adrian akan mengajaknya ke sini untuk makan siang bersama. Suasana canggung melanda mereka berdua. Asya bingung hendak memulai percakapan dari mana. “Kamu gak bilang kalau udah punya calon suami,” ujar Adrian membuka percakapan yang berhasil membuat Asya terkejut. “Hah? Kata siapa?” tanya tanya Asya. “Waktu itu, ada suara cowok yang angkat telepon kamu. Dia bilangnya kamu izin soalnya ada acara sama calon suami.” jelas Adrian. Asya diam. Dia berusaha untuk mengingat siapa saja yang sudah meminjam ponselnya akhir-akhir ini. Pikiran Asya tertuju pada hari setelah Angkasa sakit. Asya menghela napas, terlihat dia sangat frustasi saat ini karena ulah Angkasa yang sangat ceroboh. “Bukan, Mas. Dia bukan calon suamiku.” ujar Asya. “Lalu dia siapa? Kenapa bisa ada sama kamu di pagi hari?” tanya Adrian dengan menatap dalam Asya untuk mencari jawaban jujur yang ke
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status