Home / Romansa / Rahasia di Balik Duda Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Rahasia di Balik Duda Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

44 Chapters

Terbongkar sudah.

Selamat membaca~ - Sesuai dugaan, Asya dadan dengan ala kadarnya dan segera pergi menuju mall tempat di mana dia sudah berjanji untuk bertemu dengan Sila di sana. Asya berlari dengan terburu-buru untuk menemui Sila yang sudah di depan stand toko brand kosmetik yang cukup terkenal di Indonesia. Napasnya yang masih tersenggal terdengar sangat kuat di telinga Sila yang menyaksikan aksi Asya. “Sila, maaf ya nunggu lama. Jalanan kota macet banget.” ujar Asya seraya mengatur napasnya. “Yaudah sih, kayak sama siapa aja.” balas Sila yang tidak mempermasalahkan keterlambatan sahabatnya itu. Mereka berdua akhirnya jalan menyusuri lorong mall yang masih ramai. Beberapa tokoh baju mereka datangi untuk sekedar memilih baju yang sesuai, namun tidak ada yang cocok bagi Asya untuk dikenakan besok. Alhasil dia hanya mengantar Sila untuk membeli keperluannya yang dapat digunakan besok. “Cha, serius gak ada yang mau kamu beli?” tanya Sila saat mengantre di depan kasir untuk
Read more

Hadiah dari Angkasa.

Selamat membaca~ - Jarak antara kos dan mall yang mereka kunjungi tidak lah jauh. Angkasa menghentikan mobilnya tepat di depan pagar kos Sila. “Terima kasih atas tumpangannya.” ujar Sila seraya turun dari mobil. Setelah memastikan bahwa Sila masuk ke dalam kos dengan aman, Angkasa melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke rumah. Masih sama, tidak ada percakapan dalam mobil. Hanya ada suara mesin mobil yang menemani mereka. “Mama, Jef mengantuk.” ujar Jef lirih. “Jef mau tidur sambal peluk Mama,” lanjutnya. “Kalau gitu ganti posisinya dulu,” balas Asya. Jef turun dari pangkuan Asya. Asya melepas seatbelt dan kembali memangku Jef dengan posisi yang saling berhadapan, hingga bisa membuat Jef memeluk dirinya. Setelah memastikan posisi nyaman, Asya Kembali memasang seatbeltnya. Tangannya mendekap tubuh Jef agar tetap hangat ditengah dinginnya AC. Angkasa sesekali melirik Jef yang bahkan sudah pulas dalam tidurnya. Sedangkan Asya menatap lurus
Read more

Mata Pegawai.

Selamat membaca~ - Angkasa merapikan kerah tuxedo milik Jef yang sedikit berantakan. Hari ini merupakan hari sabtu, yang berarti saat ini Jef sedang libur sekolah. Maka dari itu Angkasa mengajaknya untuk datang menghadiri acara launching produk baru di perusahaannya. “Makan dulu, Pak.” ujar Tari seraya menata lauk pauk di atas meja makan. Angkasa dan Jef tampak celingukan, mencari keberadaan perempuan yang akhir-akhir ini membuat rumah berisik. “Mama mana?” Angkasa merasa lega saat dirinya tak perlu lagi menanyakan di mana keberadaan Asya saat ini pada Tari. Karena dia akan sangat malu jika dengan tiba-tiba menanyakan keberadaan Asya tanpa alasan yang jelas. “Mbak Asya ada di kamarnya. Katanya mau dandan,” jawab Tari. “Siapa Bi yang masak?” tanya Angkasa dengan mengambil piring kosong untuk diisinya dengan nasi dan lauk pauk. “Saya, Pak. Tapi juga di bantu sama Mbak Asya.” jawab Tari. “Mbak Asya jago banget loh Pak masaknya. Masakannya juga enak banget,
Read more

Acara

Selamat membaca~ - Asya mengikuti Langkah kaki Angkasa yang kini membawanya menuju ruangannya. Karena jujur saja, Asya tidak tahu harus ke mana jika tidak mengikuti Angkasa. Sepertinya Angkasa paham akan situasi yang membuat Asya sedikit tidak merasa nyaman hari ini. Maka dari itu, dia membawanya menuju ruang kerja pribadinya. “Kamu tunggu di sini, aku akan panggil Gamya.” ujar Angkasa yang membuat Asya menatapnya. “Tunggu,” cegah Asya. “Kenapa harus membawanya ke sini?” tanya Asya bingung. Angkasa mengarahkan pandangan sepenuhnya pada Asya. “Aku rasa suasana di sini membuatmu dan Jef kurang nyaman. Jadi aku akan panggil Gamya kemari, hanya kalian.” jelas Angkasa. “Tapi, aku rasa bisa menahannya. Aku juga ingin melihat rangkaian acaranya.” ungkap Asya sedih. Asya bingung dengan situasinya saat ini. Jika dia muncul secara gamblang bersama dengan Angkasa, akan ada banyak perbincangan di luar sana yang sangat mengusik hidupnya. Namun jika tidak
Read more

Aneska.

Selamat datang~ - Asya duduk di kursi tamu bersama Jef dan Angkasa. Asya berhasil menangkap sosok Sila, namun belum bisa menemuinya secara langsung. Saat ini Sila sangat sibuk untuk mengatur jalannya acara, bersama dengan para anggota lainnya. Setelah banyak tamu yang datang, acara di mulai. MC yang bertugas sudah berdiri di panggung kecil yang terdapat di dalam ballroom. “Selamat pagi, semuanya. Salam sejahtera untuk kita semua. Saya Jovankan Adi Putra, bersama rekan saya,” “Oki Dewi Sari,” “Akan memandu jalannya acara hingga awal sampai akhir. Maka dari itu kami ucapkan selamat datang untuk para tamu undangan dan segenap komunitas renang dalam acara Lauching Produk Baru Sandhaya Sea Company, yang bertajuk Kreatifitas dalam Laut yang Tak Terbatas.” Gemuruh suara tepuk tangan terdengar menyeruak dalam ballroom yang besar. Dengan balutan blazer dan jas yang senada, membuat kedua MC terlihat sangat serasi. “Sebelum masuk ke dalam rincian produk
Read more

Siapa perempuan itu?

Selamat membaca~-Acara berjalan dengan lancar, hal itu membuat Asya tampak lega karena sebagian doanya ikut terkabul. Para tamu undangan dan beberapa dari penggemar Gamya ada yang pulang dan tetap tinggal untuk menunggu kepulangan Gamya dari perusahaan. Angkasa membawa Asya dan Jef untuk kembali ke dalam ruangannya, namun saat baru membuka pintu, Angkasa dan Asya dikejutkan oleh kedatangan Aneska, Wira dan Dinda Pradipta yang merupakan Ibu dari Angkasa.“Nenek,” sapa Jef dan berlari menuju pelukannya. Asya menghela napas, dia takut berada di posisi yang tidak menguntungkan seperti ini. Bagaimana pun, Asya tidak ingin ikut campur terlalu dalam di keluarga dingin seperti ini. Angkasa yang sempat menoleh untuk melihat Asya, segera menutupinya dengan berdiri tegap di belakang Asya.“Selamat atas peluncuran produk terbarunya. Memang tidak pernah salah jika Papa menyerahkan perusahaan ditanganmu,” ujar Wira dengan memeluk anaknya. Hanya sebentar, kini A
Read more

Peringat Sila

Selamat membaca~-Sila menarik tangan Asya sesaat setelah Asya masuk untuk bergabung bersama rekan kerjanya yang sedang merayakan kesuksesan acara yang telah di gelar hari ini. Di sana juga ada Gamya yang secara senang meluangkan waktunya untuk keluarga barunya.“Aku lihat kamu datang bareng sama Pak Angkasa dan Jef,”“Jelasin semuanya ke aku, sekarang juga.” tegas Sila.“Di sini? Kamu yang benar aja dong.” balas Asya. Sila melirik ruangan yang ramai dengan orang-orang kantor. Meskipun suasananya ramai, tapi Sila yakin jika mereka dapat mendengarkan obrolannya dengan Asya saat ini.“Ya sudah kamu ikut aku.” ujar Sila dengan menarik lengan Asya untuk mengikuti langkah kakinya pergi. Mereka keluar dari ruang yang dijadikan sebagai perayaan acara, kini Sila melangkahkan kakinya menuju tempat sepi di sekitar ruang produksi. Sila tampak melihat sekelilingnya hanya untuk memastikan bahwa tempat yang dituju aman dari manusia asing.“Sudah aman, jadi ceritakan semuany
Read more

Ini tentang Jefrey.

Selamat membaca~ - Asya melangkah menuju kamarnya untuk membersihkan badannya yang sudah lengket dengan keringat. Acara hari ini membuatnya lelah, meskipun begitu dia tetap senang karena bisa bertemu dengan teman kantornya. Asya sangat bahagia saat teman kantornya tidak ada yang melupakannya. Setelah selesai membersihkan diri, kini Asya menuju dapur untuk membantu Tari memasak. Meskipun lelah, Asya tidak melupakan kewajibannya untuk mengurus Jef. “Bagaimana Mbak Acha, apa hari ini menyenangkan?” tanya Tari menggoda. Asya mengangguk seraya tersenyum malu, “ Setidaknya aku bisa bertemu dengan teman kantor, Bi.” balas Asya. “Syukurlah.” Asya membantu Tari mengiris beberapa bahan masakan yang diperlukan. Namun pikirannya berputar pada sosok Aneska yang sangat asing baginya. Rasa penasarannya akan Aneska sangat tinggi, namun Asya bingung harus bertanya pada siapa saat ini. “Bi, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Asya memecahkan keheningan. “Ya, silakan jika memang Bibi bisa menjawa
Read more

Taman bermain di hari minggu.

Selamat membaca~ - Hari ini Tari izin untuk libur karena ingin pergi ke rumah orang tuanya. Meskipun begitu, jarak rumah orang tuanya tidak jauh dari rumahnya saat ini. Jadi Tari bisa Kembali bekerja besok pagi. Hingga saat ini Asya masih duduk termenung di atas ranjangnya. Dia bingung hendak mengajak Jef pergi bermain atau tidak. Asya juga tidak ingin merusak rencana yang sudah dibuat oleh Angkasa. Terdengar suara pintu diketuk beberapa kali dari luar kamar Asya. Dia segera beranjak untuk bisa melihat siapa orang yang sudah mengetuk pintunya pagi ini. “Ayo, Mama.” Asya tertegun saat melihat Jef sudah siap dengan pakaiannya yang terlihat rapi hendak bermain. Asya bingung, jika dia menolaknya, Jef akan sedih dan marah. Tapi Asya tidak ingin membuat Jef menjadi ketergangungan dengan dirinya seperti saat ini. Asya berjongkok untuk bisa menatap Jef dengan jelas. Asya menggenggam kedua tangan mungil milik Jef. “Jef,” panggil Asya. Senyu
Read more

Menikmati liburan.

Selamat membaca~ - Saat ini mereka sudah kembali ke rumah untuk beristirahat. Setelah membersihkan badan, Asya menuju dapur untuk membuatkan camilan agar bisa di makan sambil menonton film. Jef mengajak Asya dan Angkasa untuk menonton film di rumah untuk menghabiskan sisa liburan mereka di hari minggu. Angkasa sedang menyiapkan film yang akan mereka lihat sesuai dengan permintaan Jef, yaitu horror. Asya heran, mengapa anak sekecil Jef berani melihat film horror, padahal dirinya sendiri sebenarnya enggan untuk menonton film tersebut. “Kamu lagi buat apa?” tanya Angkasa yang tidak sengaja melihat keberadaan Asya di dapur saat sedang berjalan hendak ke ruang keluarga. “Roti panggang aja biar Jef bisa makan jajan pas nonton.” Angkasa mengangguk seraya meninggalkan Asya yang sedang memotong roti menjadi kecil-kecil, lalu mengoleskannya dengan mentega dan memasukkannya ke dalam airfryer sebentar. Setelah rotinya dikeluarkan, kini Asya kembali mengolesinya dengan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status