Home / Romansa / Gairah Cinta sang Pewaris / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Gairah Cinta sang Pewaris: Chapter 321 - Chapter 330

384 Chapters

Bab 316 Rindu

*Dua hari kemudian* Di salah satu bar ternama yang berada di pusat ibu kota Capitol, terlihat sosok Dominic tengah menikmati malamnya dengan tenggelam dalam minuman keras. Dirinya terduduk seorang diri di kursi bar selagi meneguk habis gelasnya. Bartender yang melayani Dominic melirik ke belakang pria tersebut, melihat sejumlah anggota klan mafia Grey yang berlutut di lantai dengan wajah babak belur. Kentara jelas bahwa setiap dari mereka baru saja menerima amarah sang pemimpin, entah karena alasan apa. Sejak insiden tiga hari yang lalu, di mana anggotanya dijatuhkan dengan begitu mudah oleh sekelompok pasukan dari negara kecil, pemimpin klan Grey itu selalu berakhir melayangkan tinjunya untuk melampiaskan amarah kepada para bawahannya yang lalai dalam bertugas. Mungkin … ini adalah salah satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Atau … Dominic Grey memang sulit mengendalikan emosinya saja. TAK! Suara gelas yang dibanting mengalihkan fokus sang bartender. “Berik
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Bab 317 Nyawamu Incaran Semua Orang

Bola mata yang bersembunyi di dalam kelopaknya itu bergerak-gerak, menunjukkan bahwa tidur gadis tersebut tidak sepenuhnya tenang. Keringat yang mengalir menuruni pelipisnya, juga napasnya yang sedikit terengah menyatakan bahwa sepertinya gadis tersebut tengah mengalami mimpi buruk.“Ah!”Gadis itu terkesiap dan membelalakkan matanya, terbangun dari mimpi buruknya. Kelopaknya yang terbuka memamerkan netra hijau indah, sesuatu yang tidak lagi disembunyikan di balik kontak lensa berwarna seperti biasanya.Dengan manik hijaunya, gadis itu menyapu pemandangan sekeliling, mendapati dirinya tengah berada di dalam sebuah pesawat pribadi dengan interior mewah.“Anda baik-baik saja, Tuan Putri?”Pertanyaan tersebut membuat gadis itu menoleh, menatap sosok pria bertubuh tinggi dan besar yang mendadak masuk ke ruangan untuk memeriksa keadaannya. Jelas suara terkesiapnya begitu kencang sehingga mengejutkan pria yang tengah berjaga di luar ruangan khusus itu.“Aku … baik-baik saja, Jenderal Bhadri
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Bab 318 Yara Sangramawijaya

Menyusuri area istana Kerajaan Nusantara, harus Rena akui bahwa tempat tersebut terasa seperti dunia lain baginya. Semua orang di istana berpakaian tradisional, menggunakan bahasa Nusantara yang sangat santun dan kaku, dan bersikap seakan ini adalah era tahun tiga puluh.Melihat kedatangan Bhadrika, semua pelayan menghentikan langkah mereka dan menyingkir ke pinggir jalan untuk kemudian memberi hormat kepada pria tersebut. Hal itu membuat Rena yakin bahwa Bhadrika bukan hanya jenderal biasa, melainkan salah satu jenderal terhormat kerajaan ini.Setelah melewati sejumlah pelayan, Rena mendengar sejumlah komentar yang membuatnya mengerutkan kening.“Akhirnya, Jenderal Bhadrika kembali juga dari liburannya.”“Ya, dengan begitu Ratu Yara tidak akan marah-marah lagi.”“Siapa gadis asing itu? Istri mudanya?”“Jaga mulutmu kalau masih ingin mempertahankan kepalamu, gadis itu saudara jauhnya ….”“Oh, aku kira dia istri mudanya ….”Kalau bukan karena karena peringatan Bhadrika perihal kemungki
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

Bab 319 Tanggung Jawab atas Kematian

“Jadilah pewaris takhtaku.” Keheningan menyelimuti ruangan ratu Nusantara itu, menambah tekanan yang dirasakan oleh setiap orang di tempat tersebut. Namun, terkecuali Rena, tidak ada yang menampakkan ekspresi terkejut, seakan mereka sudah tahu rencana Yara. Semua orang menatap lurus sosok Rena, menantikan reaksi gadis tersebut terhadap permintaan gila sang ratu. Awalnya, mereka menduga bahwa Rena akan menunjukkan reaksi besar, tapi ternyata mereka sangat salah. Rena mendengus mengejek, menampakkan sebuah senyuman di bibirnya. “Pewaris takhta?” ulangnya, membuat ekspresi Yara berubah sedikit masam. “Apa keuntungannya untukku?” Bhadrika dan Lasmi yang berada di ruangan itu mengerjapkan mata mereka, bingung bercampur kaget menghiasi wajah. Pertanyaan macam apa itu?! Rena baru saja ditawarkan kesempatan menjadi seorang ratu dari sebuah negara! Dan gadis itu malah bertanya apa keuntungannya?! Apa dia sehat?! “Kamu tidak menginginkannya?” tembak Yara, tidak ingin banyak berbasa-basi.
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

Bab 320 Duman Karga dan Wulan Sangramawijaya

Sekejap, wajah Lasmi berubah sendu. Dia tidak mampu berkata-kata. Apa yang Rena ucapkan … memang kenyataannya.Kalaupun Yara memang tidak merencanakan pembunuhan terhadap Wulan dan Duman—ibu dan ayah Rena—tapi wanita tua itu memang memiliki andil terhadap akhir yang menimpa keduanya. Andai Yara merestui keduanya, maka mereka tidak akan keluar dari kerajaan. Jika Wulan dan Duman tinggal di kerajaan, maka nyawa mereka mungkin bisa dipertahankan.Mungkin.“Tinggalkan kami berdua.”Suara parau yang berasal dari sang ratu membuat semua orang menoleh. Mereka menatap sosok Yara yang telah kembali mendapatkan ketenangannya.Bhadrika menautkan alis, masih merasa terancam dengan kenyataan bahwa Rena adalah seorang pembunuh bayaran. “Yang Mulia, tapi—”“Aku tidak mengulangi perintahku, Bhadrika,” tegas Yara dengan manik hitamnya.Bhadrika mengepalkan tangannya, tapi dia berakhir menutu
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

Bab 321 Tujuanku Memanggilmu ke Kerajaan

“Jangan konyol,” balas Yara ketus. Wanita tua itu menautkan alisnya, seakan mempertanyakan cara berpikir cucunya. “Kalau ibumu sudah bertunangan, kamu kira aku akan menyetujui permintaan Duman? Di mana harus kutaruh wajahku sebagai pemimpin kerajaan?” Bibir Rena terkatup rapat. ‘Benar juga.’ Dia merasa sedikit malu, terutama karena tatapan yang diberikan Yara padanya. Yara menghela napas ringan, lalu berkata, “Yang jelas, keputusan ayah dan ibumu untuk pergi dari kerajaan adalah karena mereka tidak ingin lagi terganggu dengan kehidupan kerajaan yang rumit.” Rena melihat tangan Yara mengepal kuat. Ketenangan yang sempat ditunjukkan wanita itu menghilang, digantikan dengan kesedihan bercampur amarah mendalam. “Siapa yang menyangka keputusan itu malah membawa malapetaka?” Ekspresi Yara ketika mengatakan hal tersebut membuat hati Rena terasa sesak. Amarah dan kesedihan yang tercetak di wajah sang nenek seakan mencerminkan kebencian mendalam terhadap siapa pun yang telah membunuh Wul
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Bab 322 Ingat Mereka, Baru Jatuhkan

“Pelayan bodoh! Bisa-bisanya kamu menumpahkan air ke bajuku?!” Seraya berdiri dari kursinya, pemilik netra cokelat terang itu menatap ke arah Rena dengan penuh amarah. Wajahnya terlihat buruk selagi jari telunjuk rampingnya tertunjuk ke wajah pelayan baru sang nenek yang hanya memasang ekspresi datar. “Cepat berlutut dan minta maaf!” Titah angkuh sosok tersebut membuat Rena ingin sekali memutar bola matanya. Namun, dia tidak bisa melakukan hal itu lantaran sepasang manik hitam segelap malam tengah mengarah padanya, menyimak setiap perubahan ekspresi dan tindakannya. Hal tersebut membuat gadis yang tengah berpura-pura menjadi pelayan itu merasa jantung di dada berdetak begitu cepat dan ingin melompat keluar! Satu setengah bulan yang lalu, Rena datang untuk mendapatkan jawaban mengenai kematian ayah dan ibunya, lalu dia pun berujung terlibat perjanjian dengan sang ratu Nusantara. Semua seharusnya berjalan dengan lancar, sampai akhirnya Rena bertemu dengan sosok yang sangat tidak dia du
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Bab 323 Si Pelayan Yarena

“Jikalau tidak ada hal lain, maka aku pamit terlebih dahulu, Tuan Putri,” ucap Lasmi seraya membungkuk hormat. “Jangan sungkan memanggilku jikalau memerlukan sesuatu.” Terlalu malas untuk membenarkan kembali cara panggilan Lasmi terhadapnya, Rena pun menganggukkan kepala. “Terima kasih, Dayang Lasmi.” Melihat kepergian Lasmi, Rena pun menutup pintu dan berbalik untuk menatap ruangan khusus yang disediakan untuknya. Dia mendapati barang-barangnya telah berada di dekat lemari. “Hah!” Mengenakan pakaian tidur yang diberikan oleh Lasmi, Rena yang sudah membersihkan diri menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Dia merasa setiap sendi dan ototnya sakit karena menghabiskan lebih dari setengah hari dalam perjalanan menuju tempat ini. Selagi berbaring di atas tempat tidur, Rena memikirkan kembali semua hal yang terjadi hari ini. Bertemu dengan sang ratu, mengetahui sebagian kebenaran terkait kematian orang tuanya, dan juga perjanjian kerja sama dengan neneknya sendiri. Ya, setelah pembica
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bab 324 Pelatihan Yarena dan Masa Lalu Yara

Selama masa latihan, Rena tidak diperkenankan untuk berkeliaran dengan sembarang di istana. Dirinya hanya diizinkan berjalan-jalan di area tempat tinggal khusus pendamping sang ratu yang juga tempat tinggal Lasmi di istana. Demikian, Rena tidak akan bertemu orang lain selain Lasmi dan Bhadrika—yang berkunjung utamanya untuk menemui sang istri—untuk satu minggu penuh. Bahkan Yara berkata tidak akan mengunjungi Rena untuk menghindari kecurigaan orang-orang! “Salah! Tanganmu harus setinggi tulang panggul. Tidak lebih rendah, tidak lebih tinggi!” tegur Lasmi selagi mengajari Rena cara berjalan dan bersikap layaknya wanita istana. Dengan keringat bergulir menuruni pelipisnya, Rena membiarkan piring besi yang berada di atas kepalanya jatuh ke lantai sebelum menghela napas kasar dengan wajah memancarkan amarah. “Kenapa aku merasa menjadi pembunuh bayaran lebih mudah dibandingkan menjadi wanita istana?!” gerutunya dengan suara lantang. TAS! “Ah!” Suara lidi yang menampar keras daging dan
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bab 325 Pemanasan Saja

Pagi itu, para pelayan yang melayani Yara, entah yang secara langsung maupun tidak, semua dikumpulkan di lapangan utama istana wanita mulia itu. Mereka berbaris, berkumpul sesuai dengan tugas yang dikerjakan agar sang kepala pelayan mampu dengan mudah mengenali asal mereka. Warna kain yang melingkari pinggang para pelayan juga dapat digunakan untuk mengenali asal departemen mereka. ‘Merah berasal dari dapur, hijau adalah para pengurus taman, biru dari departemen cucian, dan putih ….’ Rena mencoba untuk mengingat kembali hal-hal yang dia pelajari dari Lasmi beberapa waktu belakangan ini. Suatu cara untuk menahan tekanan yang dia rasakan dari tatapan mata para pelayan di hadapannya saat ini. Semua orang memperhatikan dirinya yang tengah berdiri di sebelah Lasmi, menunggu semua pelayan dari berbagai departemen untuk berkumpul di hadapan mereka. Hanya saja, fokus para pelayan itu terarah pada kain yang melingkari pinggangnya. Kuning keemasan. Itu adalah warna kain yang melambangkan pel
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status