Home / Romansa / Gairah Cinta sang Pewaris / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Gairah Cinta sang Pewaris: Chapter 291 - Chapter 300

384 Chapters

Bab 287 Apa Alasan Rena?

“Apa yang dilakukan seorang Adam Dean di kediaman sederhanaku?” tanya Elric kepada Adam yang sekarang telah berada di hadapannya. “Aku tidak merasa telah memberikan undangan yang layak untuk menerima tamu sepenting dirimu,” tuturnya, sebuah sarkasme yang menandakan bahwa dirinya tidak mengundang Adam ke kediamannya. Adam menyapu pemandangan sekeliling. Kalaupun kediaman Elric tidak semegah kediaman Dean, tapi dari perlengkapan yang mengisi rumah tersebut, bisa Adam pastikan tempat tinggal pria itu tidak pantas disebut ‘sederhana’. “Rena,” ucap Adam seraya menggeser manik birunya kepada Elric, membuat pria itu tertegun. “Aku tidak menyangka bahwa dia merupakan Yarena Wijaya yang dikabarkan telah meninggal lima tahun lalu.” Elric mengepalkan tangannya. Kelihatannya Adam Dean datang ke tempatnya dengan informasi yang sangat cukup. Sesuai dengan yang Adam katakan, Yarena Wijaya memang diketahui oleh publik dunia bawah sebagai sosok yang telah meninggal saat bertugas. Itu adalah jalan k
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Bab 288 Aku Mampu Melakukannya Untukmu

“Kamu … kabur dari rumah sakit?!” seru Rena seraya menghampiri Dominic yang terlihat begitu lemas. Sesampainya di hadapan Dominic, Rena langsung mengangkat pakaian pria tersebut. Matanya memperhatikan perban yang membalut pinggang pria itu, mempelajari kondisinya untuk memastikan bahwa pria itu baik-baik saja. Beruntung, luka Dominic tidak kembali terbuka. Selagi Rena sibuk memastikan dirinya baik-baik saja, Dominic sendiri malah menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti sembari tertawa rendah. “Aku tahu tubuhku bagus, tapi jangan begitu terus terang bisa, ‘kan?” godanya. “Kamu membuatku ma— agh!” Ekspresi Dominic berubah cepat menjadi kesakitan ketika Rena menekan balutan lukanya. “Apa yang kamu lakukan?!” tanyanya dengan sedikit meringis sembari sedikit meringkuk di sofa. Dengan wajah acuh tak acuh dan dengusan, Rena menutup kembali pakaian Dominic dan berkata, “Karena mulutmu begitu aktif, kukira kamu sudah sembuh.” Dia memasang wajah dingin seraya menambahkan, “Ternyata, aku sal
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

Bab 289 Aku Perlu Kebenaran

“Dengan kekuasaanku, kamu tahu aku mampu melakukan itu untukmu.” Pernyataan Dominic membuat Rena tercengang. Gadis tersebut mempelajari ekspresi sang penguasa dunia bawah itu selama sesaat, berharap bisa menemukan kebohongan di sana. Namun, nihil, Rena hanya bisa mengakui bahwa pria itu bersungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan. “Kamu bahkan tidak tahu apa rencanaku,” balas Rena dengan kening berkerut. Kenapa? Kenapa Dominic bisa begitu yakin dan bersedia untuk mendukungnya? Hanya karena mereka menghabiskan satu malam bersama?! “Apa yang akan kamu lakukan kalau aku meminta nyawamu atau kejatuhan Keluarga Grey?” Dominic terdiam untuk beberapa detik dan memandang Rena dengan saksama. Pria itu berusaha memahami apa yang sedang berjalan di pikiran gadis tersebut, lalu dia pun tersenyum. “Tidak mungkin.” Dominic mendekatkan wajahnya kepada Rena, memberikannya tatapan tegas. “Lagi pula, dendam macam apa yang mungkin dimiliki seorang Yarena Wijaya terhadap diriku maupun keluargaku?
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

Bab 290 Tim Sepak Bola

"Setelah mengetahui hal itu, aku akan membunuh orang itu dengan tanganku sendiri!” Seusai mengatakan hal tersebut, Rena pun mengepalkan kedua tangannya. Dia sadar bahwa informasi yang telah diberitahukan kepada Dominic adalah suatu hal yang sangat rahasia, bahkan kakaknya sendiri—Elric—sama sekali tidak mengetahui hal ini. Lalu, kenapa Rena dengan begitu yakin menjelaskan hal tersebut kepada pria di hadapannya ini sekarang? Apakah Rena mengharapkan sesuatu dari Dominic? Bahwa pria itu akan menolongnya dalam perjalanan pembalasan dendamnya? ‘Heh.’ Rena mendengus dalam hati, merasa dirinya terlalu bodoh. Sebagai seorang Penguasa Dunia Bawah, Dominic seharusnya paham bahwa rencana pembalasan dendam Rena adalah sebuah kebodohan. Sebagai seorang pembunuh bayaran, ayah Rena tentu saja mengumpulkan dendam dari banyak orang. Kematian adalah suatu karma yang telah menunggu, jadi … usaha Rena untuk mencari tahu siapa pembunuh sang ayah sama saja seperti suatu hal yang sia-sia. “Aku menger
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

Bab 291 Kita Tidak Bisa Terlibat

“Liam mau bikin satu tim sepak bola?” tanya Lili dengan kening berkerut sembari membayangkan Liam dengan sepuluh adik mereka dijadi satu tim. Semakin dipikirkan, Lili merasa semakin pusing. Astaga, sepertinya akan terlalu ramai! Evelyn hanya bisa tersenyum tak berdaya mendengar percakapan kedua anak-anaknya. Terlihat keduanya sangat menginginkan seorang adik. Akan tetapi, sepuluh sepertinya agak keterlaluan, ya? Ketika Evelyn sedang memikirkan hal tersebut, pintu hotelnya terbuka dan memperlihatkan sosok Adam yang melangkah masuk bersama dengan dua orang lain. Hal tersebut membuat Liam dan Lili yang sempat terdiam untuk mengecek siapa yang datang langsung menyapa ayah mereka. “Papa,” panggil Liam dengan senyum manisnya. “Daddy!” Lili melambaikan tangan kecilnya dan melirik ke Julian. “Ada Om Julian dan Bibi Elena juga!” “Hai, hai!” balas Elena dengan senyuman ramah selagi menghampiri dua bocah kecil menggemaskan itu dan Evelyn. “Elena,” sapa Evelyn dengan senyuman ramah. Melihat
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

Bab 292 Pesan untuk Rena

Ucapan Adam membuat Evelyn terdiam. Wanita itu menjatuhkan pandangan ke lantai dan berpikir selama sesaat. Sejujurnya, Evelyn ingin sekali membantu Rena, terlebih bila mengingat bahwa gadis itu memiliki peran kunci dalam jatuhnya Keluarga Smith. Akan tetapi, mengetahui sikap Rena, dia tahu gadis itu tidak akan senang apabila dirinya ikut campur secara langsung dalam hal ini. Pemikiran tersebut sangat jelas tergambarkan dari cara Rena meninggalkan pesan kepada Dominic. Akhirnya, Evelyn pun tersenyum. “Aku mengerti,” balasnya. Dia menuturkan, “Lagi pula, aku yakin Dominic juga tidak akan senang kalau kita mengambil kesempatannya untuk terlihat keren di hadapan Rena.” Wanita itu tertawa kecil. Kalaupun Rena telah memperingatkan Dominic untuk tidak mencarinya, tapi apakah pria itu akan mendengarkannya? Tentu saja tidak. Sudah memiliki penguasa dunia bawah Capitol sebagai bala bantuan, Evelyn yakin Rena tidak memerlukan dirinya lagi. Dia tahu kakaknya itu mampu untuk mengurus masalah in
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

Bab 293 Eksekutif Pemerintahan atau Militer?

“Orang tersebut jelas merujuk kepada Rena.” Alis Evelyn tertaut. Dia berusaha memproses informasi yang baru saja didapatkan olehnya dari Adam. “Siapa yang mencoba menyelidiki tentang Rena?” tanya wanita itu pada akhirnya. “Apa kamu mendapatkan identitas orang tersebut?” Kepala Adam menggeleng. “Aku telah meminta orang menyelidikinya, tapi dengan suara yang sama, identitas yang diberikan berbeda. Setiap identitas yang diberikan pun berasal dari negara yang berbeda,” jelas pria tersebut dengan pandangan dingin. ‘Identitas berbeda dari negara berbeda, tapi suara yang sama menandakan informasi itu hanya pengecoh saja,’ ulang Evelyn. “Sudah periksa koordinat sumber telepon?” “Tidak bisa dilacak,” balas Adam singkat. Mendengar jawaban Adam, Evelyn pun mencapai satu kesimpulan. “Keamanan yang begitu tinggi hanya dimiliki oleh segelintir orang.” Dia pun menatap sang suami dan menuturkan, “Tersangka utama kita jelas berasal dari eksekutif pemerintahan atau militer.” “Kamu tidak mencurigai
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

Bab 294 Meninggalkan Greymore

Di lobi Hotel Greymore, terlihat sekelompok pegawai berbaris dengan rapi untuk mengantar kepergian seorang tamu terhormat. Hal tersebut menarik perhatian sejumlah tamu lain yang kemudian melirik sejumlah sosok rupawan yang memasuki kendaraan mewah mereka masing-masing.Manager hotel membungkuk hormat ke arah seorang pria berambut hitam dengan netra tajam berwarna serupa lautan seraya berkata, “Sungguh sebuah kehormatan bisa menjamu Anda beberapa waktu ini, Tuan Adam.”Mendengar sanjungan sang manager, Adam menganggukkan kepalanya. Netranya beralih kepada sosok Elena dan Sera yang sibuk berbincang dengan Evelyn. Daniel dan Julian juga terlihat bersama dengan mereka.“Sejumlah keluargaku memutuskan untuk tinggal lebih lama di tempat ini,” tutur Adam dengan tenang sebelum berakhir menatap sang manager. “Kamu bisa kirimkan tagihannya ke Eden.”“Baik, Tuan.”Setelah menerima titah tersebut, sang manager pun meninggalkan Adam yang kemudian mengarah ke kerumunan keluarganya.Para orang tua—D
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Bab 295 Khawatirkan Dirimu Sendiri

“Aku mengenalnya atau tidak bukanlah hal penting, tapi yang jelas aku telah memperingatkannya untuk tidak lagi mengganggumu ataupun keluargaku,” jelas Adam singkat, sukses membuat Rena mengerjapkan mata kaget. Adam perintahkan apa kepada Elric? Jangan mengganggu dirinya? Tunggu, lalu Elric semudah itu setuju?! “Apa pun yang ingin kamu lakukan di Capitol, lakukanlah dengan bebas,” imbuh Adam. “Maksud … Tuan?” Evelyn tersenyum tipis. “Kami tahu mengenai masa lalumu, juga identitasmu,” ujarnya, mengakibatkan Rena mencengkeram celana bahannya—takut. “Apa itu mengganggumu?” Pertanyaan Evelyn membuat Rena mengerutkan kening. Dibandingkan kepada dirinya, bukankah seharusnya Rena yang menanyakan pertanyaan itu kepada Adam dan Evelyn?! “T-tidak, tapi—” Rena tidak tahu harus mengatakan apa. “Tidakkah Nyonya dan Tuan khawatir bahwa aku akan membawa masalah?” “Rena, semua orang memiliki masa lalu. Entah itu dirimu, maupun diriku,” ucapnya, mengingatkan bahwa dirinya dulu juga bagian dari du
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Bab 296 Kamu Cemburu?

“Silakan menikmati, Tuan,” ucap seorang pramugrari dengan tubuh ramping selagi melukiskan senyum menggoda di bibir merah cerahnya. Matanya yang dihiasi bulu mata tebal itu menatap lurus sosok pria tampan di hadapan yang baru saja menerima gelas anggur pesanannya. ‘Astaga, dia tampan sekali!’ pekiknya dalam hati. “Terima kasih,” balas sang pria singkat seraya mengalihkan netra biru dinginnya kembali ke tabletnya. Kalaupun pria tersebut mengenakan pakaian santai—hanya kaos putih dan celana jeans santai—tapi lekukan otot liat tubuhnya tidak bisa disembunyikan. Ditambah dengan alis hitam tajam yang melengkapi wajah dengan garis rahang tegas itu, aura yang dikeluarkan pria rupawan itu sukses membuat para wanita tergila-gila. Dengan jantung yang berdebar, pramugari tersebut akhirnya memberanikan diri untuk kembali angkat bicara, “Tuan, apakah Anda memerlukan hal lain?” Sebenarnya, pertanyaan tersebut tidak sesuai protokol maskapai penerbangan. Lagi pula, penumpang pasti akan menyampaikan
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status