"Astaghfirullah, Rudi?!" Kali ini suara Ibu memekik. Wanita paruh baya itu berjalan tergopoh-gopoh lalu bergegas memeluk tubuhku. Terlihat dengan jelas tangan Mas Rudi gemetar. Wajar saja, ini pertama kaliny lelaki itu bermain tangan. "Kamu baik-baik saja, Nik?" tanya Ibu. Gurat kekhawatiran terpancar dengan jelas pada wajah itu. Aku hanya mengangguk, menyembunyikan rasa sesak yang tiada terkira. Cepat kuhela napas dalam-dalam lalu kukeluarkan secara perlahan. Berharap mampu mengontrol rasa sesak agar tak semakin menjadi, sebab rasa hangat mulai kurasakan di kedua area mataku. Kutahan kuat-kuat agar air mata ini tak mengalir. Jangan sampai ia melihat buliran-buliran bening mengalir dari kedua pelupuk mataku. "Kamu ini apa-apaan, Rud?! Sejak kapan kamu jadi lelaki tempramen seperti ini!" Suara ibu bergetar. Memang, yang kutau, Mas Rudi tak pernah melakukan tindakan kekerasan pada orang lain. Hanya saja, ucapannya yang terkadang melukai hati. "Jangan salahkan Rudi dong, Bu! Sala
Last Updated : 2022-10-30 Read more