Share

Bab 43

Tujuh hari sudah Mas Rudi kudiamkan. Apapun pertanyaannya, jika mendesak hanya kujawab dengan anggukan atau hanya sekedar gelengan kepala.

Hal itu tentu saja membuat Mas Rudi semakin meradang. Tiap hari ia selalu uring-uringan.

Bukankah pembalasan yang paling menyakitkan adalah ketika didiamkan?

Pernah kudengar ia mengadu pada Ibu mertua soal sikapku yang terus saja mendiamkannya, dan kalian tau bagaimana jawaban ibu?

"Minta maaflah ...." Hanya itu lah jawaban yang keluar dari bibir ibu.

Saat aku sedang mengetik kelanjutan ceritaku, tiba-tiba Kevin menangis meraung-raung.

Cepat kuletakkan laptop lalu bergegas kubaringkan tubuhku.

Saat bibir mungil mulai menghisap put*ng pay*daraku, tiba-tiba kurasakan mulut Kevin begitu panas.

Seketika jantung seperti berhenti berdetak.

Cepat kutempelkan punggung tanganku pada kening Kevin dan seketika membelalaklah kedua netraku saat kening Kevin terasa begitu panas.

Kevin meronta, tangisnya semakin menjadi. Bergegas kugendong tubuh itu lalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Lu klo lu yg skt siapa yg bakalan ngurusin anak lu goblok siapa yg nyusuin
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Pelitnya keterlaluan banget si Rudi buat anaknya sendiri perhitungan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status