POV Adnan"Ya, sebelumnya, Mas masih nyari-nyari peluang kerja di teman-teman yang lain. Setelah itu, aku ke rumah Mas Yanto. Telepon aja kalau tidak percaya!" ucapku meyakinkan. Untungnya, dia tidak menelepon balik. Ia pasti ragu untuk menelepon karena khawatir mengganggu, dan juga tidak memungkinkan di waktu jam kerja seperti ini. Aku sudah mempertimbangkan dengan menyuruhnya menghubungi. Lagi pula, dia tidak mungkin seberani itu.Ia lekas membalikkan badannya karena kesal dengan ucapanku. Aku pun tak ingin menggubris karena sudah sangat lelah bukan karena kerja, tetapi lelah hati memikirkan Jihan yang masih bersikukuh, ditambah lagi Raisya yang menanyaiku seakan menginvestigasi.Aku bangkit dari tempat duduk, hendak ke ruang makan. Aku sangat lapar hari ini. Mungkin karena mood yang lagi kurang baik, perut pun ikut protes. "Sya, siapin makanan, ya! Mas mau makan." Aku berjalan sedikit cepat untuk menghampirinya sebelum dia masuk ke kamar. "Dia atas meja sudah ada, Mas. Buka aja
Last Updated : 2024-10-29 Read more