Share

Bab 15a

Penulis: Alibn A.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Adnan

"Mas dari rumah Jihan 'kan?"

"Bukan seperti itu, Sya. Mas hanya kunjungi Naya"

"Mas kenapa mengunjungi Naya terus?"

"Naya kan putri, Mas. Jadi, aku masih punya tanggung jawab untuk mengunjunginya."

"Trus mas gak sayang lagi sama Dita? Aku tidak pernah lihat lagi Mas bermain dengan Dita. Mas lebih sibuk di sana 'kan?"

"Bukan itu masalahnya, Sya. Dita, putri Mas dan begitu juga Naya. Mas hanya ...."

"Hanya apa? Oh, ok, sekarang aku sudah mengerti, Mas tidak perlu menjelaskan. Mas sepertinya belum move on dari Jihan."

"Kamu salah paham, Sya!" Ia menepis tanganku, yang hendak meraih lengannya.

"Aku tahu, kok, Mas dari rumah Jihan. Mas tidak usah berkelit. Pokoknya Mas harus ceraikan Jihan mulai dari sekarang! Mas harus memilih salah satu. Aku tidak mau Mas membagi kasih sayang dengan yang lain selain kepada kami." Raisya meninggalkanku sendiri di meja makan dengan ekspresi tajam.

Aku masih terdiam dan hanya melihat punggungnya dari belakang. Bagaimana dia tahu aku belum pisah d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
rasain lu .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 15b

    POV AdnanAku sedikit mengernyitkan dahi. Lelaki di depanku ini terlalu banyak yang dia ketahui tentang aku dan Jihan. Pasti Jihan yang memberitahu, tak ada orang lain yang bersamanya selain Jihan."Kami belum resmi. Tunggu! Dari mana anda tahu?""Tidak penting dari mana aku tahu." Dia menyodorkan kartu namanya padaku.Dahiku berkerut. Aku meraih dan melihatnya. "Anda pengacara? Itu artinya, Jihan klien anda?" Dia hanya tersenyum.Aku tahu sekarang. Dia pengacara Jihan dan jelas telah tahu secara keseluruhan."Anda terlalu naif menyia-nyiakan wanita seperti Jihan. Dia wanita yang baik, penyabar, dan juga pintar. Bagaimana anda bisa mengkhianatinya?" Seketika jari-jariku mengepalkan tinju. Caranya berkata seperti mengejekku."Apa maksudmu?" tanyaku padanya sambil menatapnya tajam."Ayah ...." Aku menoleh pada suara yang menyapaku. Suara Naya mencairkan ketegangan di antara kami."Iya, Sayang." Ia mendekat kemudian meraih tanganku. Aku pun beranjak dari tempat duduk, mengikuti langkah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 16a

    Siang ini, aku bersiap-siap akan ke kantor Mas Arka untuk mendiskusikan beberapa hal. Setelah mengantar Naya untuk beristirahat di kedai bersama Mba Tina, aku langsung bergegas. Ada hal penting yang ingin dia sampaikan padaku. Dia tidak sempat ke kedai karena sedang mempelajari beberapa materi berkas katanya. Aku tak tahu tentang apa.Sekitar dua puluh menit berlalu, aku pun sampai di kantor. Lokasi tempat tinggalku dan kantor Advokat milik Mas Arka tidak terlalu jauh. Kurang lebih sekitar sepuluh kilometer. Kalau pun perjalanan ditempuh dalam hitungan jam itu karena macet.Setelah membayar biaya ongkos taksi, aku keluar dari mobil. Aku mencocokkan kembali gedung di depanku dengan gambar yang dikirim oleh Mas Arka ke WA-ku. Gambarnya sesuai dengan gedung yang berdiri gagah di depan. Aku pun melangkah ke dalam. Seorang lelaki menghampiriku. Dari perawakannya dia terlihat masih sangat muda, mungkin pegawai baru atau anak magang. "Dengan Bu Jihan?""Iya, benar.""Mari, Bu. Silakan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 16b

    "Menurutmu bagaimana? Coba tebak," tatapnya padaku dengan mengembangkan senyum.Aku pikir dia hanya bercanda, tetapi ternyata dia menunggu responku. Matanya masih melihat padaku. Aku terdiam sejenak, tak tahu harus berkata apa. Seketika aku mengarahkan kembali pandanganku ke depan, tidak kuat melihat tatapan matanya yang menusuk. Entah apa arti tatapan mata itu. "Oh, taksinya sudah tiba. Mari, Mas. Aku harus pergi sekarang. Terima kasih, ya." Aku beranjak dan bergegas menuju taksi.Mas Arka hanya melambaikan tangan ke arahku. Sekilas, aku melihatnya dari dalam mobil. Dia masih bergeming dari tempatnya berdiri, menatap mobil yang aku tumpangi.Setelah beberapa lama, mobil yang aku tumpangi sampai ke tujuan. Aku langsung beristirahat di rumah, tidak sempat ke kedai. Mba Tina sudah aku beritahu lewat WA sekaligus memintanya, mengantarkan Naya ke rumah.Seharian aku sangat kelelahan. Lelah hati karena memikirkan langkah Mas Adnan mengajukan banding. Aku tidak menyangka dia sekejam itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 17a

    "Apa yang kau lakukan di sini?" Aku hendak menutup pintu kembali, tetapi dicegat olehnya."Aku ingin menemui putriku.""Semalam ini? Ini sudah terlalu larut malam. Mas bisa datang besok pagi.""Mas hanya ingin melihat Naya, putriku.""Naya sudah tidur, Mas. Sebaiknya Mas pergi dari sini. Tidak baik malam seperti ini Mas di sini.""Ini rumah Mas juga. Jadi tidak ada salahnya kan aku ingin berkunjung atau mungkin beristirahat sebentar.""Mas!" Dadaku berdegup cukup kencang. Aku tidak mengerti isi pikiran lelaki di depanku. "Mas harus keluar dari rumah ini. Kalau Mas tidak keluar, aku akan berteriak minta tolong."Ia sudah masuk ke dalam dan hendak ke kamar, tetapi langkahnya terhenti karena mendengar suaraku meninggi. "Mas, aku peringatkan sekali lagi. Lekas keluar dari rumah ini!"Ia berbalik dan menatapku tajam. Ia sudah mendekat padaku, mungkin jarak kami sekitar dua hasta. Aku tidak bisa menahan deru di dada, berguncang sangat hebat."Mas ... kau ...." Aku melangkah ke belakang."K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 17b

    Pagi ini aku bersiap-siap untuk mengantar Naya ke sekolah. Mba Tina sudah izin ke kedai belum lama tadi. Ia menemani kami di rumahtadi malam karena khawatir lelaki itu kembali lagi.Semalam, aku ketiduran karena sangat kelelahan dan tidak menuntaskan membaca isi pesan di WA. Setelah semua sudah siap, aku menuntun putriku keluar rumah dan siap mengantarnya ke sekolah. Hanya motor matic ini yang selalu menemani kami bepergian. Dua puluh menit berlalu, kami tiba di sekolah Naya. Hari ini agak macet karena jam kantor dan sekolah, jadi kami sedikit lama di perjalanan. Biasanya bisa sepuluh menit saja waktu tempuh ke sekolah.Aku hanya mengantarnya ke depan gerbang sekolah. Naya sudah masuk ke kelasnya. Aku pun hendak pergi ke kedai. Namun langkah kakiku terhenti karena sebuah notifikasi pesan masuk ke gawai. Aku meraih gawai di dalam tasku dan membaca isi pesan tersebut. [Jihan, kamu jadi datang kan ke acara reuni malam ini?]Aku baru ingat isi obrolan semalam di grup dan juga pesan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 18a

    "Orang ketiga! Siapa Tsa?" tanya ketiga teman di sampingnya."Hei, kalian mau tahu juga, gak?" tanya Tsania ke meja di sekelilingnya. "Mau dong. Gosip apaan, sih?" "Ayo ngumpul ke sini!"Hingga akhirnya beberapa teman yang lain mendekat dan tak sabar mendengar penjelasan wanita yang memiliki bibir seperti Angelina Jolie tersebut, menurut pengakuannya sendiri. Akan tetapi bagi teman-teman yang lain bibirnya lebih tepat disebut dower. Bukan Tsania namanya kalau tidak membawa gosip terbaru. Di grup WA saja, dia yang selalu membawa informasi yang up to date. "Ingat gak, Raisya?""Apa! Serius?""Jangan bilang kalau orang ketiga itu, Rai-sya. Oh my God!" Mata mereka membulat sambil menutup mulut dengan tangan."Aku gak percaya ini. Apakah benar, Han?"Meta sesekali menatapku bingung. Ia tidak tahu bagaimana harus bersikap, menghentikan obrolan mereka atau menanyaiku. Aku masih diam. Wajahku sudah memerah. Kalau aku tahu akan seperti ini keadaannya, aku tidak akan datang ke acara ini, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 18b

    Kami berpisah di depan hotel. Masing-masing dari kami menaiki taksi yang berbeda tujuan. Taksi melaju di atas jalan raya mengantarku ke tujuan. Aku menyandarkan kepala di jok mobil sambil menghembuskan napas berat. Udara yang terperangkap di dada mulai berangsur plong. Setidaknya menghindari mereka tidak membuat lelah hati dan telinga. Dering notifikasi pesan di smartphone-ku berulang. Aku sempat berpikir pesan tersebut dari Meta, tetapi bukan. Pesan tersebut tidak memiliki nama.Pesan masuk ke WA. Aku mengeklik aplikasi berwarna hijau tersebut kemudian membaca isi pesan di dalamnya.[Dasar wanita licik! Harusnya kau berkaca dulu sebelum menjelek-jelekkan orang di depan orang lain][Aku tahu kau hanya ingin mencari belas kasihan orang]Aku mengernyitkan dahi seketika. Deru dadaku memompa. Terasa sangat sesak. Aku tidak mengerti siapa yang dia maksud. Siapa yang aku jelekkan?Nama pengirimnya tidak tersimpan di gawaiku. Aku tidak tahu siapa yang mengirim pesan ini.Setelah beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 19a

    Mba Tina dan Naya sudah menghilang dari pandangan ekor mata. Aku mengalihkan kembali pandanganku ke wanita di depanku. Ia sangat tidak senang. Wanita ini sangat tidak ada malunya. Merebut milik orang, tetapi dia juga yang merasa terzolimi. Wanita aneh!"Kamu minta penjelasan apa. Bukankah aku yang harus meminta penjelasanmu, kenapa?" tanyaku padanya geram."Jihan, jika suami ingin berpoligami, tidak ada larangan dalam agama. Bahkan disunnahkan. Aku yakin kau sudah tahu hal itu.""Disunnahkan bagi yang mampu lahir dan batin, bukan hanya karena nafsu. Camkan itu!""Apakah kau yakin karena nafsu? Mungkin ini jalan ibadahnya dia agar terhindar dari dosa.""Raisya, kau berbicara seperti itu karena tidak berada di posisiku sekarang. Kau hanya ingin menyelamatkan harga dirimu. Apakah Mas Adnan sudah mempertimbangkan perasaan istri pertamanya? Sudahkah dia pertimbangkan hati yang disakiti, dikhianati, dan dibohongi?""Suami tidak butuh izin dan restu seorang istri jika dia mau berpoligami." I

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50b

    "Apa maksudmu, Mba? Aku tidak merayu siapapun, apa kau salah orang?" Raisya membelalak. "Tidak usah berlagak tidak tahu. Beberapa hari lalu, aku melihatmu berbicara dengan suamiku di depan rumahmu. Dan aku tidak menyangka suamiku ikut masuk ke rumah ini. Apalagi coba kalau bukan kau ajak ... ih, astaghfirullah ...."Raisya berpikir keras untuk mengingat-ingat. Setahunya tidak ada seorang pun yang dia ajak ke rumah. Mana mungkin? Namun kemudian, dia mulai mengingat sesuatu. "Pak Burhan?""Nah, kau mengetahui namanya. Kau pasti sudah lama mengincarnya 'kan?""Mba, aku tidak pernah merayu suamimu atau apapun yang kau tuduhkan. Beberapa hari yang lalu dia memang ke rumahku karena memperbaiki lampu rumah ini.""Apa? Kenapa kau memintanya, bukan meminta yang lain atau teknisi saja?""Sebenarnya, aku menanyainya alamat atau kontak teknisi, tapi suamimu yang menawarkan sendiri. Katanya, dia juga pengalaman memperbaiki lampu yang rusak. Jadi, aku persilakan. Tidak ada yang lain."Erma, wanit

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50a

    Di sebuah kamar yang cukup luas, kedua insan itu masih terlibat obrolan serius. Mata mereka belum terpejam. Keduanya masih hanyut, membahas kisah mereka yang dulu. Di dalam hati terdalam, masih ada kekaguman Jihan terhadap lelaki di sampingnya. Tidak terkecuali, Arka. Ketabahannya menunggu, tidak diragukan lagi. "Han!""Iya, Mas." Jihan menoleh ke sisi kanannya. Lelaki itu sedang berbaring sambil menatap langit kamar."Aku ingin bercerita, tapi posisimu terlalu jauh. Apakah kau tidak ingin mendekat? Berbaringlah di sisiku!" ucap Arka dengan seringai senang."Mas!" Pipi Jihan seketika merah merona karena godaan suaminya. "Kenapa? Naya sudah tidur 'kan?" Lelaki bermata tajam itu membalikkan badan dan menghadap ke arah Jihan.Wanita di hadapannya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena memang benar putrinya sudah tidur. Arka mendekatkan dan menyandarkan kepala Jihan ke dadanya. Wanita itu hanya patuh dan mengikuti arahan Arka."Mas!" tegur Jihan."Hmm ...."Jihan mendongakkan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49b

    Nyonya Assel berbalik. "Siapa yang kau panggil ayah putri kecil? Bukankah Papa ganteng yang berdiri di sampingmu, ayahmu?" tunjuk Nyonya Assel ke Arka."Iya, Nek. Ini Papaku." Alis wanita di depannya seketika tertaut ke atas."Hmmm, aku masih muda, loh. Kok, panggilnya nenek?" ucap Nyonya Assel cemberut. Ia tidak suka dengan panggilan putri kecil di depannya, meskipun itu jujur. Anak sekecil dia mana bisa membedakan usia tua maupun muda. Panggilan itu telah menciderai perawatannya yang sudah ia gelontorkan selama bertahun-tahun. Entah nominalnya sudah tidak bisa dihitung lagi dengan kalkulator, tetapi tiba-tiba dinafikan oleh anak kecil dalam sepersekian detik. "Maaf, Tante.""Nah, gitu dong. Putri kecil yang pintar! Apakah kau mengenal paman ini? Kau memanggilnya apa tadi?""Dia bukan pam- ....""Oh, mungkin anak kecil itu mengira aku seperti papanya. Wajah orang kan hampir banyak yang serupa, tapi tak sama." Sebelum Naya melanjutkan jawabannya, Adnan sudah menyambung, kemudian be

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49a

    Saat itu, Arka berjalan diapit oleh dua ratu cantik. Di tangan kirinya seorang putri kecil yang sangat menggemaskan, sedangkan di sisi kanannya, wanita anggun yang sedang mengapit lengannya. Mereka terus berjalan beriringan hingga ke singgasana pengantin.Semua mata tertuju ke mereka. Sebuah pemandangan yang sempurna untuk ditonton banyak orang. Mereka tidak menyangka bahwa tamu undangan sudah berdatangan lebih dulu. Padahal acara baru saja dimulai. Lelaki cambang yang duduk bersebelahan dengan Nyonya Assel, seketika membulatkan kedua bola matanya. Ia masih sangsi dengan apa yang dilihatnya. Adnan tidak bisa menafikan bahwa wanita yang berdiri di atas sana ialah mantan istrinya. Ia tidak menyangka Jihan sangat menakjubkan. Jihan sangat cantik bak seorang ratu sehari. Tanpa keraguan dari dasar hatinya. Ia tidak pernah melihat Jihan mengenakan gaun seindah itu. Di mana dia selama ini sehingga belum pernah menyaksikan istri sendiri sangat cantik, bak bidadari? Selama ini, dia hanya

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48b

    Pagi itu, Adnan bangun dari tidur dan bersiap berangkat ke tempat kerja. Lisa masih bermalas-malasan di kamar karena hari itu bukan jadwalnya bekerja di pagi hari. Jadi, dia masih punya waktu untuk melanjutkan tidur karena semalam menonton serial drama di ponselnya. Sebenarnya, Lisa cukup senang bila kakaknya tinggal bersama di rumah, karena dia sangat takut di rumah sendiri selama sebulan belakangan. Itulah kenapa semalam dia tidak melanjutkan pertanyaannya karena tidak ingin kakaknya berubah pikiran dan kembali ke kosan. "Lisa ... Lis ... Di mana ya, kopi dan gulanya? Sarapan juga tidak ada. Kenapa dapurnya kosong semua?" Adiknya tidak menjawab.Selama sebulan belakangan, Adnan sangat sibuk menyiapkan makanan dan sarapan untuk dirinya sendiri. Padahal dulu, semua sudah tersedia tanpa diminta. Apalagi pakaian, ia harus menyiapkan sendiri segala keperluannya. Bahkan dia harus mencuci sendiri pakaiannya. Adiknya yang diharapkan tidak bisa diandalkan. Terlalu malas. Sudah seminggu,

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48a

    Setelah dari kantor, Adnan mengendarai motornya menuju rumah kedua orang tuanya. Hampir sekitar sebulan, dia tidak berkunjung ke rumah. Sebelum menuju rumah, dia menyempatkan diri mengunjungi Lisa. Ia memperlambat laju motornya saat mendekati sebuah bangunan dua lantai, kemudian mencari parkiran motor. Setelah menemukan ruang kosong untuk menyimpan motornya, ia bergegas menuju bangunan tersebut. Ia masuk dan menuju lantai atas, tempat di mana para karyawan untuk beristirahat sekaligus berganti pakaian untuk bersiap-siap pulang dan berganti pekerja lain secara shift. Lisa mendapatkan shift pagi. Lantai atas merupakan ruang untuk SPA (Solus Per Aqua), sedangkan lantai bawah untuk Salon. Ya, adiknya bekerja di salon tersebut sebagai cleaning service untuk penebusan utangnya. Selain itu, Lisa tidak punya pilihan untuk bekerja karena Adnan sudah tidak mengirimkan uang lagi padanya. Adnan terus berjalan setelah menaiki tangga terakhir, kemudian berbelok ke kiri. Di ujung jalan ialah ru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47b

    "Ya, tau sendiri kan. Dia biang dari semua kegagalan hubungan kalian beberapa tahun silam. Dan kamu tau, gak. Dia juga sangat menyukai Mas Arka. Itulah kenapa dia selalu menghalangimu, pun menjelekkanmu di depan Mas Arka. Bahkan dia pernah memprovokasi Mas Arka. Sekarang dia sedang menerima akibat dari kejahatannya. Dia belum juga menikah sampai sekarang. Dia mengira Mas Arka akan melamarnya. Wanita itu terlalu terobsesi. Seharusnya dia move on dan mulai membuka hati untuk yang lain. Kasian kalau nanti jadi perawan tua.""Mungkin itu sudah jadi pilihannya, Met.""Entahlah! Bagiku, mungkin itu karma.""Mmm ...."Beberapa undangan sudah tersebar, begitu juga untuk keluarga dan kerabat terdekat. Akan tetapi, Jihan tidak tahu kalau undangan untuk alumni sudah disebar juga. Padahal dia sendiri yang berencana akan mengirim ke grup."Han, kita meet up yuk! Udah lama loh, kita tidak mengobrol lagi." Meta menyambung lagi setelah jeda beberapa menit."Okay. Aku juga udah kangen, kita udah lama

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47a

    Kedua orang dewasa sedang duduk di atas kursi terbuat dari kayu jati minimalis. Mereka berada di dalam ruangan dengan luas sekitar enam belas meter. Di sekitar mereka terdapat meja dan kursi yang sama. Cahaya lampu menyinari sangat lembut dan tidak menyilaukan mata, sehingga membuat pengunjung nyaman. Meskipun di luar sudah pagi, ruangan tersebut tetap menyalakan lampu agar terkesan menyenangkan, sekaligus terlihat elegan dengan cahaya oranye. Wanita yang mereka tunggu pun datang menghampiri mereka, setelah menunggu beberapa menit**Setelah menjelaskan maksud kedatangan mereka, Ibu Anna pulang lebih dulu karena ada beberapa hal yang harus dilakukan. Hal penting baginya bahwa Jihan sudah mengerti dan tidak ada lagi kesalahpahaman. Setidaknya, dia sudah membantu putranya memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi kemarin. "Jangan ditunda apalagi diperlambat. Mama tunggu kabar dari kalian secepatnya." Setelah mengatakan itu, wanita tua tersebut beranjak pergi."Baik, Ma."Arka dan Jihan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 46b

    Ia melihat sekali lagi bangunan di depannya untuk memastikan bahwa pintu rumah yang dia ketuk adalah rumahnya. Ia mencoba, memanggil nama istrinya, Raisya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. "Ke mana orang di dalam rumah ini?" tanyanya dalam hati.Adnan memutuskan untuk menunggu di teras depan rumah. Mungkin saja, istrinya sedang keluar bersama putrinya. Hampir sekitar tiga jam, orang yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Matahari sudah sangat terik. Adnan semakin gelisah dan mulai lapar. Tubuhnya semakin lemas. Hingga malam pun tiba, seorang wanita bersama gadis kecil keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki pagar rumah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki di depan rumahnya. "Raisya! Aku menunggu kalian sejak pagi tadi. Kalian dari mana saja?" Lelaki itu mendongakkan wajahnya. Ia seakan tidak kuat lagi untuk berdiri."Untuk apa kau kembali ke sini? Aku pikir kau sudah mati.""Kamu? kamu mendoakan Mas seperti itu? Ini kan rumahku, jadi

DMCA.com Protection Status