"Apa yang terjadi? Kamu tidak apa kan?" tanya Aditya lembut sambil memeluk bahu Salwa. Salwa menggeleng. "Dia …." "Ho, jadi kamu juga merayu dia?!" ejek Jamilah."Merayu? Dia istriku," sahut Aditya. "Sebenarnya ada apa dengan anakmu? Dengarkan, kami tidak pernah bertemu lagi dengan dia. Kenapa menyalahkan kami? Morotin? Dia istriku, aku mempunyai dua kafe, bagaimana mungkin dia tertarik dengan tokomu yang memang sudah hampir kolaps.""KAU!" tunjuk Jamilah, tetapi bibirnya kelu. "Kamu jatuh miskin, Mil?" tanya seorang temannya yang lain. "Kalau memang miskin, ya miskin, kenapa nyalahin orang? Bikin keributan lagi. Heh … malu-maluin. Yuk, kita bubar aja, Guys! Rusak moodku." "Eh, tapi bukan begitu. Aku masih bisa traktir kalian, kok." Jamilah mencegah salah seorang temannya. "Sudahlah, jangan belagu! Yuk, kita pulang, Guys.""Eh, tapi …." Sayangnya, tak ada seorangpun yang menolehnya. "Silakan Anda tinggalkan tempat ini. Jangan mengganggu ketenangan pelanggan lain," pinta salah s
Last Updated : 2022-10-26 Read more