Salwa memperlihatkan layar ponselnya. “Curiga?”Aditya terkekeh. Ia memeluk Salwa dari belakang. “Cuma bercanda. Sedikitpun tidak ada curiga padamu.”“Malah kamu yang seharusnya dicurigai,” cibir Salwa. “Ya Allah, Wa. Kenapa jadi pendendam banget. Sudah aku bilang, aku sendiri heran dengan perasaanku yang tiba-tiba. Dilogikan pun sangat aneh, kenapa aku menyukai Danum, jelas-jelas kamu tipeku.”“Ya, bisa aja. Kucing kalau disuguhi ikan. Ikan apa saja, pasti mau. Apalagi kalau lagi lapar.”“Kau samakan aku dengan kucing?!” protes Aditya. “Iya, kucing garong,” sahut Salwa dengan wajah merengut. Susah payah ia menahan geli yang menggelitik di perutnya. “Oke, kucing garong. Lihat saja, bagaimana kucing garong beraksi.”Seketika tawa Salwa pecah. Aditya menghujaninya dengan ciuman. Salwa terbaring. Tawanya terhenti ketika melihat Aditya yang menghentikan aksinya. Aditya menatapnya lembut sambil mengelus rambutnya. “Kenapa?”“Tidak apa. Senang melihatmu tertawa. Kebahagiaanmu, kebahagia
Last Updated : 2022-11-03 Read more