Evita tercengang mendengar pengakuan Yonik. Suara jangkrik fiktif, menjadi penengah di antara mereka selama beberapa detik usai Yonik menyelesaikan kalimatnya. Jujur saja, Evita syok mendengar apa yang lelaki itu ucapkan.“Ha ha.” Evita tertawa hambar. “Jangan ngaco deh, Nik,” sergahnya sambil menarik tangan dari Yonik lalu mengibaskannya di depan wajah.“Aku serius, Ev,” kata Yonik dengan ekspresi wajah yang masih terlihat sama seperti sebelumnya.Akhirnya, Evita memaksakan diri untuk tertawa. Entah terdengar natural atau justru asal, Evita hanya ingin menghindari kecanggungan akibat ucapan Yonik.“Kenapa kamu tertawa?” tanya Yonik dengan wajah serius.Tawa kosong Evita pun perlahan berhenti, bersamaan dengan atensinya yang terpusat pada Yonik. Entahlah, Evita merasa bersalah ketika melihat Yonik yang tampak sangat serius di hadapannya. Namun, saat ingat dengan apa yang membuat keadaan di antara mereka jadi secanggung ini, Evita berusaha terlihat biasa saja.“Habisnya kamu itu lucu,”
Baca selengkapnya