Home / Romansa / Mantan Simpanan Ayah Mertua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mantan Simpanan Ayah Mertua: Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

Bab 61. Meragu

Gaun yang akan Evita kenakan sudah terbeli. Pada saat hari itu tiba, Grady sengaja meminta Evita untuk pergi ke salon guna merias diri. Lagi-lagi dengan alasan Grady ingin istrinya tampil sempurna di hadapan para kolega.“Ini nggak berlebihan, Grad? Aku bisa kok dandan sendiri,” kata Evita.“Nggak usah membantah. Lagian, salahnya di mana kalau aku ingin istriku terlihat cantik?” Grady menjawab dengan sorot mata lelah, karena sejak tadi Evita banyak menawar.Evita diam saja. Wanita itu menundukkan kepala sambil meremas paperbag berisi gaun yang mereka beli kemarin malam. Memang tidak salah jika seorang suami ingin melihat istrinya tampil cantik. Hanya saja, Evita merasa seperti dirinya akan dipamerkan pada rekan-rekan Grady.Menepis segala pikiran buruk itu, Evita menurut apa kata suaminya. Wanita itu pergi ke salon untuk merias wajah dan menata rambut. Grady bilang bahwa lelaki itu akan menjemputnya lagi setelah semua selesai.Begitu semua beres, Evita segera menghubungi Grady untuk m
Read more

Bab 62. Kejutan Istimewa

Evita meneguk ludah. Tatapan Grady sangat mengintimidasi, hingga wanita itu hanya bisa berdiri kaku tanpa sepatah kata yang terucap ketika Grady menggenggam tangannya.“Aku ingin membuat pengakuan sama kamu,” ucap lelaki itu tanpa melepas tatapan matanya.Bibir Evita tampak bergerak-gerak. Wanita itu seperti ingin mengatakan sesuatu, namun lidahnya terasa kelu.“Jadi, sebenarnya undangan makan malam itu nggak pernah ada. Aku bohong sama kamu,” aku Grady.Mata wanita itu membola. Spontan dia menahan napas saat mendengar pengakuan suaminya. Seketika itu, ketakutan memenuhi rongga dada. Berbagai pikiran buruk pun berbondong-bondong menyerang kepala. Evita menarik tangan dari genggaman, namun Grady tak mau melepaskannya.“Hei, jangan takut!” kata Grady seraya menggenggam semakin kuat kedua tangan istrinya. “Aku belum selesai bicara,” lanjut lelaki itu.Terukir sebuah senyum di sudut bibir Grady. Lelaki itu menarik tangan Evita mendekat lalu kembali berkata, “Undangan makan malam itu meman
Read more

Bab 63. Pakai Istriku Sepuas Kalian

“Wah wah wah, sepertinya ada yang memulai pesta lebih dulu, nih,” seloroh salah satunya.“Hanya pemanasan,” balas Grady seraya menyalami ketiga lelaki itu.“Pemanasan yang benar-benar panas sepertinya,” ujar salah satu lelaki sambil memandang nakal ke arah Evita.Grady menoleh sekilas, mengikuti arah pandang lelaki itu dan berkata, “Sangat panas.”Basa-basi itu berakhir ketika Grady mengajak ketiga temannya ke sofa untuk diperkenalkan pada Evita.“Sayang, kenalin. Ini Gusti, Rendi, dan Adam.” Grady menunjuk satu persatu lelaki itu sambil tersenyum lebar. “Dan … ini istriku, Evita,” lanjut lelaki itu.Evita menahan napas. Dia bukannya tidak kenal dengan teman-teman Grady ini, bahkan dia sangat mengenal mereka. Ketiga lelaki itu adalah mantan pelanggan Evita. Bahkan tidak hanya sekali dua kali mereka menggunakan jasa wanita itu. Merupakan kebohongan besar jika sampai Evita mengaku tidak mengenal mereka.Ketiga lelaki itu memandang Evita dengan tatapan lapar. Sangat berbeda dengan saat m
Read more

Bab 64. Rencana Gila

Katakanlah Grady memang sudah gila. Lelaki itu tidak mabuk. Dia masih dalam keadaan sadar ketika melempar istrinya ke arah tiga temannya yang sudah dikuasai hawa nafsu.“Grady!” panggil Evita dengan sisa akal sehat, meminta pertolongan ketika tangan-tangan nakal teman Grady mulai menjamah tubuhnya dengan nakal.Sama sekali tak ada niat membantu sang istri. Grady justru melipat tangan di depan dada lalu mengempaskan pantat di sofa, menikmati ketakutan Evita dengan senyum puas.Ketiga lelaki itu begitu beringas menggerayangi tubuh Evita. Mereka berada di depan, dan sisi kanan-kiri Evita sambil menahan wanita itu agar tidak memberontak.Terdengar siulan dari mulut Adam saat melihat Evita yang tak berdaya di hadapannya.“Sudah lama sekali, Sayang. Aku kangen sama tubuh indahmu,” bisik Adam di telinga Evita yang membuat wanita itu berpaling. Sayangnya di sisi yang lain, Gusti justru menyambut bibirnya dengan ciuman ganas.“Dulu aku harus membayar mahal untuk menikmati tubuhmu, jadi aku ngg
Read more

Bab 65. Tiga Pelanggan

Evita terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Wanita itu meraung keras di kamar mandi, di bawah guyuran air dari shower. Dia merasa begitu bodoh dengan percaya begitu saja bahwa Grady benar-benar sudah memaafkan dirinya. Namun, kenyataan berkat sebaliknya. Grady hanya berpura-pura dan justru merencanakan hal yang sangat mengerikan.Tak pernah terbesit dalam pikiran Evita bahwa Grady akan melemparnya pada tiga lelaki cabul sekaligus. Bahkan lelaki itu dengan begitu angkuh menyaksikan dirinya digerayangi oleh lelaki lain. Seluruh jiwa dan raga Evita terasa hancur, remuk tak berbentuk.Tubuh Evita luruh. Gaun mahal yang kini sudah tak berbentuk itu masih melekat di badan, tak peduli air yang terus menghujani dirinya. Duduk memeluk lutut sambil menyandarkan kepala pada dinding, Evita lantas meraung keras.“Kamu kejam, Grad …,” lirihnya pilu.Entah sudah berapa lama Evita meratapi hidupnya yang begitu menyedihkan. Grady yang menunggu sambil duduk di tepi ranjang, hanya bisa memiji
Read more

Bab 66. Tidak Punya Hati

Jawaban Grady membuat sang kakak melotot tidak percaya. Bibir tipis wanita itu pun membuka, dengan desah keras yang terdengar menyertai.“Apa kamu bilang?” tanya Gracy, memastikan bahwa dia tidak salah mendengar.Grady berdecak sambil memalingkan muka sejenak.“Aku ajak dia makan malam dan bersenang-senang, lalu setelah itu aku undang tiga lelaki yang pernah jadi pelangganya. Terus … aku cekoki dia sampe mabuk, kemudian aku kasih dia pada tiga orang itu buat dinikmati sepuasnya,” jelas Grady seolah tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Padahal, di dalam hatinya timbul gemuruh hebat saat mengingat desahan Evita karena cumbuan lelaki lain.“Hah?!” Gracy memekik dengan spontan. “Gila kamu, Grad!” hardiknya keras.Sang adik mengerutkan wajah sambil menarik leher ke belakang, tampak heran dengan reaksi sang kakak.“Nggak usah sok kaget begitu lah. Kan, aku sudah pernah bilang kalau aku akan memberikan hukuman yang setimpal untuk dia,” kata Grady.Gracy menarik napas sambil menyugar rambutny
Read more

Bab 67. Hati yang Mati

Selama beberapa hari terakhir, Evita membungkam mulut rapat-rapat. Wanita itu hanya akan menjawab seperlunya saja setiap pertanyaan Grady. Selebihnya, dia hanya akan diam dan menikmati setiap rasa sakit atas hinaan dan sikap kasar dari sang suami.“Eh, sudah sembuh?” seloroh Grady sambil tersenyum sinis ketika melihat Evita duduk di dekat jendela, memandang rintik gerimis yang jatuh di rerumputan.Wanita itu tak berpaling, tidak juga menjawab ucapan Grady. Hatinya seolah sudah benar-benar mati, setelah apa yang terakhir kali lelaki itu lakukan terhadapnya. Jangankan untuk menyahut, melihat wajah sang suami saja Evita merasa enggan. Karena wajah yang menunjukkan senyum sinis itu hanya akan menambah dalam luka di hatinya.“Jadi bisu sekarang? Diem aja diajak ngomong,” ujar Grady tanpa rasa bersalah sedikit pun. Bahkan dia terkesan begitu menikmati keterdiaman Evita, karena menganggap hal itu sebagai pukulan telak untuk batin si wanita.Memang benar adanya. Batin Evita benar-benar terkoy
Read more

Bab 68. Bersiap Kehilangan

Apa baru saja Arman menyarankannya untuk kabur dari rumah? Evita merasa tidak yakin dengan apa yang didengarnya dari sang ayah mertua. Ucapan lelaki paruh baya itu terdengar multi tafsir, sehingga Evita tidak yakin harus menanggapinya seperti apa. Diam dan menunggu Arman melanjutkan ucapannya, adalah keputusan yang wanita itu ambil.“Sebuah pernikahan tidak semestinya diisi dengan rasa sakit. Selalu ada pilihan yang dapat kamu ambil, Nak. Bertahan dan menunggu hati Grady tersentuh sambil terus menahan sakit yang perlahan-lahan akan membunuhmu. Atau terbang dan menemukan kebahagiaanmu di tempat yang lain. Kamu memiliki hak untuk menentukan ke mana arah hidupmu,” papar Arman.Sejenak, Evita berusaha mencerna maksud dari kata-kata ayah mertuanya. Hingga dia dapat mengambil kesimpulan bahwa Arman memang menyarankan sebuah perceraian antara dirinya dan Grady.“Apa Papa menginginkan kami bercerai?” tanya Evita, masih dengan ekspresi yang terlihat datar.Arman menggeleng kepala yang membuat
Read more

Bab 69. Villain Tak Berhati Nurani

Kembali ke rumah menjelang tengah malam, Grady melihat lampu-lampu utama sudah dipadamkan. Tersisa beberapa lampu sudut dan lampu hias yang menciptakan nuansa temaram pada setiap ruang yang dilewatinya. Seluruh penghuni rumah sudah terlelap dalam peraduan, menyisakan suara detak jarum jam yang memecah kesunyian.Saat hendak membuka pintu kamar, gerakan lelaki itu terhenti beberapa detik. Dilihatnya pintu itu membentuk celah sempit, pertanda tak tertutup dengan sempurna. Rasa curiga langsung menyergap benak si lelaki. Menduga bahwa sang istri keluar dari kamar tanpa seizinnya.“Awas saja kalau sampai dia melanggar aturan yang aku buat,” gumam lelaki itu dengan suara menggeram tertahan.Tangan yang menggantung di udara, lanjut menggenggam knop lalu mendorongnya dengan perlahan. Padahal, Grady tidak bermaksud menyelinap, tetapi yang dilakukannya persis seperti seseorang yang sedang mengendap-endap untuk masuk ke kamar.Ruangan itu dalam keadaan gelap. Hanya cahaya dari luar yang menyelin
Read more

Bab 70. Diam-diam Terus Memperhatikan

Semenjak kejadian waktu itu, Grady merasa ada sesuatu di dalam hatinya yang bergejolak. Hati kecilnya merasa kasihan pada Evita yang terlihat semakin menyedihkan. Namun, lisan lelaki itu selalu menyangkal dan membuat pembenaran atas apa yang dilakukannya.Selepas tugas di luar kota, Grady jadi sering memperhatikan Evita secara diam-diam. Lelaki itu mengamati dengan seksama, apa saja yang dilakukan oleh sang istri dan berharap akan menemukan celah untuknya membuat masalah. Akan tetapi, sungguh sayang bahwa tidak ada hal berarti yang Evita lakukan selain menuruti semua perintahnya tanpa membangkang sama sekali.Hingga pada satu waktu, Grady berniat untuk menguji seberapa patuh Evita terhadap apa yang diperintahkan atau diinginkannya. Satu malam ketika dia kembali ke rumah, Grady sempat mampir ke salah satu kelab dan menghabiskan beberapa gelas minuman keras. Tidak sampai membuatnya mabuk, tetapi saat tiba di rumah, Grady berlagak seperti orang yang teler.“Evita!” panggil Grady seraya m
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status