Semua perhatian terpusat pada Grady. Lelaki itu tak beranjak dari tempat, hingga beberapa saat. Bahkan, ketika Ranti dan Dewi menyapanya, Grady hanya merespons dengan anggukan kecil. Untuk itu, Evita segera mengambil tindakan, agar kedua temannya tidak melihat murka sang suami."Mh ..., Ran, Wi. Makasih, ya, martabaknya. Makasih juga sudah mau menjengukku," ucap Evita dengan raut sungkan pada kedua temannya."Oh, iya." Ranti segera menutup kotak martabak lalu meletakkannya di samping keranjang buah. "Kalau gitu, kami pamit dulu, ya.” Tanggap dengan maksud Evita, Ranti lantas berpamitan. Wanita itu menyenggol lengan Dewi, memberi kode pada sang teman untuk segera berpamitan juga."He em, Ev. Kami pulang dulu. Jangan lupa martabaknya dimakan," kata Dewi sambil menunjuk kotak di atas nakas.Evita mengangguk sambil tersenyum kecil."Makasih, ya," ucapnya lagi.Sepeninggal kedua teman Evita, Grady baru melangkah masuk ke ruang perawatan. Ekapresi lelaki itu terlihat dingin, dengan tatapan
Read more