Home / Rumah Tangga / TUKAR RANJANG / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TUKAR RANJANG: Chapter 21 - Chapter 30

55 Chapters

Bab. 21

“Sadam ... cukur nggak sekarang! Atau, mau Mama gundulin semuanya sekalian?” Suara itu terdengar menggelegar mengisi ruang kamar setibanya lelaki dengan rambut gondrong tersebut di rumah. Dia baru saja menyelesaikan studi S1 di Universitas Waterlangga dan kembali ke ibukota, tepatnya perumahan elit Cililitan yang terletak di Jakarta Timur. Itu pun setelah mendapat ancaman dari sang mama perihal pencabutan hak waris. “Nggak. Jenggot sama rambut gondrong itu lagi nge- trend sekarang, Ma,” sanggahnya sembari mengempaskan bokong di ranjang. “Nge-trend gundulmu! Masih aja ngeyel kalau dibilangin, ya. Besok itu pertemuan penting sama keluarga Adiguna, klien Papa yang udah lama jalin kerjasama sama. Selain Nana, katanya putri sulung Pak Hamdan juga bakal turut hadir. Emangnya nggak penasaran gitu kamu? Dia cakep, loh.” Bu Nisa tampak mengedipkan matanya berulang. “Nggak tertarik,” ucap Adam tak acuh. “Adeknya aja manja banget, pasti nggak jauh beda sama kakaknya.” “Iissh ... si Sada
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab. 22

“Hey, kamu cewek galak di kosan Surabaya itu, ‘kan? Nggak ingat saya?” Adam mencekal tangan Karin yang baru saja hendak masuk lift setelah jamuan makan selesai dan berpencar.“Maaf, Mas siapa, ya?” Karin menoleh, lalu menyahut ketus sembari menepis kasar tangan Adam. “Wih, sombong banget ternyata.” Jujur, hatinya sangat terluka. Perempuan ini sama sekali tak mengenalinya. Padahal Adam cuma potong rambut dan bercukur, bukan operasi plastik. “Maaf, Mas. Saya nggak kenal situ.” Karin berbalik, lalu masuk begitu saja ke dalam lift. Adam tertegun. Dia mengusap wajah, lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding. Lelaki itu tersenyum getir. “Konyol. Apa, sih, yang lo harepin, Dam?” *** Nadila Arsinta dengan Ibrahim Danuarta. Nama yang tersemat dalam selembar kertas undangan itu kembali membuat hatinya nyeri. Sekali lagi dia tatap tumpukan kertas berjumlah seribu lima ratus buah yang baru saja datang pagi ini dari percetakan. Seminggu lagi tepatnya, dia akan melangsungkan resepsi bila saj
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab. 23

Plak! Tubuh Karin terhuyung saat tamparan keras itu mendarat di pipinya. “Dasar anak nggak berguna! Jadi, ini alasanmu ingin sekolah jauh-jauh ke luar kota, hah? Agar bisa bergaul seenaknya dan menggoda para lelaki agar menidurimu. Apa gunanya tudung di kepala itu, hah? Kau bahkan lebih hina dibandingkan pelacur!” “Udah, Mas. Tolong ...!” Risma berlutut di kaki Hamdan, menahan lelaki itu agar tak kembali melayangkan tamparan di wajah Karin. Sudut bibir perempuan itu bahkan sudah mengeluarkan darah, tapi dia hanya bergeming. Tak ada tangis atau ratapan minta ampun. Dia seolah sudah kehilangan emosi untuk merasakan sesuatu. “Buka mulutmu, Karina! Siapa ayah dari janin yang kau kandung. Aku akan membunuhnya!” Lolongan amarah itu membuncah kala bibir Karin hanya terbungkam menanggapinya. “JAWAB!” Tangan Hamdan sudah kembali melayang di udara. Risma semakin histeris di kakinya. Sementara Karin hanya bergeming di tempatnya. “Mas Adam, Ayah!” Belum sempat melayangkan tamparan
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Bab. 24

Hari ini telah ditetapkan sebagai pernikahan Karin dan Adam, begitu juga dengan Baim dan Nana.Seminggu setelah caci-maki yang dilontarkan, Hamdan tak ingin menunda- nunda lagi.Sejak hari itu, sosok Karin yang dulu seolah tak pernah lagi ada. Digantikan perempuan yang nyaris tanpa ekspresi, sedikit bicara, dan tak mau lagi mendengar apa kata orang.“Gimana penampilan Nana, Mbak?” Perempuan itu berdiri di hadapan Karin, sesekali memutar tubuh semampainya yang terbalut kebaya berwarna putih gading dengan aksen payet sederhana, tapi terlihat elegan. Rambutnya disanggul modern, menyisakan anak-anak rambut yang terjuntai di kedua sisi wajah oval yang beberapa waktu belakangan sedikit berisi.Karin menatap pantulan dirinya dalam cermin di kamar luas bernuansa gold ini, lalu menyunggingkan senyum kecil.“Cantik, cantik banget, Na!”Jelas, rona bahagia itu begitu kentara terpancar dari mata perempuan yang baru menginjak tujuh belas tahun tersebut, berbanding terbalik dengan perasaannya. Ane
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more

Bab. 25

“Nggak mau buka mulut, hah?” Adam berteriak tepat di depan wajah Karin.“Reputasimu sudah buruk, Mas. Bergonta-ganti wanita, lalu mabuk- mabukan. Belum lagi skandal dengan salah satu selebriti tanah air. Bukankah dengan menikahiku, akhirnya kamu bisa menampik semua itu?”Deg!Ingin sekali rasanya Adam meneriaki di depan wajahnya bahwa semua itu tak benar. Semua yang Karin lihat dan dengar, tak seperti kenyataannya. Dia memang mudah bergaul, tapi tak mudah menjatuhkan hati seperti orang bodoh.Baru pertama kali dia rasakan perasaan pada seorang perempuan, yaitu Karin ... yang ada di hadapannya.Menatap mata perempuan ini lama-lama hanya meninggalkan debaran tak karuan dalam dada, akhirnya Adam pun berpaling. Mengempaskan tangannya dari wajah Karin hingga tubuh perempuan itu terhuyung dibuatnya, kemudian berlalu begitu saja.Dia sudah memutuskan. Sebelum Karin buka mulut tentang apa yang terjadi, pernikahan ini hanya akan berjalan sesuai dengan caranya.Sembari menatap punggung lebar A
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more

Bab. 26

“Udah dulu pacarannya, kita sholat Isya berjamaah sebelum barbeque-an di balkon.” Bu Nisa tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka, mengalihkan perhatian kedua insan yang sama terhanyut dengan kedalaman mata masing-masing. “Ya, Adam ambil wudhu dulu.” Adam yang lebih dulu bangkit. Lelaki itu tampak menatap lurus melewati mamanya begitu saja. “Idih ... dasar ngambekkan! Kebiasaan, deh, si Sadam dari zaman diplorotin celananya sampe bisa melorotin celana orang, tetep aja baperan!” gerutu Nisa sembari berpangku tangan menatap kepergian putranya. “Sama kamu nggak gitu, pan, Rin? Dia itu kalau udah ngambekkan gitu. Baeknya didiemin, ntar juga adem sendiri,” cetus Nisa beralih pada Karin. Perempuan itu hanya bisa menyunggingkan senyum tipis. Benar apa yang dikatakan mertuanya, bila emosi Adam tengah naik, lebih baik didiamkan. Lama kelamaan, dia juga akan kembali melunak. Tanpa Karin sadari, sedikit demi sedikit dia mulai memahami suaminya. “Oh, iya. Ara Mama titip ke Tuti, baby si
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab. 27

“Adam walaupun kelihatannya begajulan gitu, dulu dia juara MTQ sekecamatan waktu SMP, loh, Rin,” ujar Hawa saat mereka tengah membantu para pelayan mempersiapkan barbeque di atas atap yang memang di desain untuk acara- acara perkumpulan keluarga seperti ini. “Hah?” Seolah tak percaya hanya kata itu yang terlontar dari mulut Rina. “Iya, bener,” seru wanita berkerudung itu. “Sebenarnya, Adam itu udah merhatiin kamu dari dulu, loh, Rin. Dia cerita banyak tentang kamu sama Mbak. Sejak pertemuan investor empat tahun lalu. Dia kaget, ternyata kamu cewek yang dia temuin nggak sengaja di Surabaya!” “Hah, gimana maksudnya, Mbak?” Dahi Karin berkerut. Apakah kali ini potongan puzzel yang berantakan itu mulai tersusun? Fakta kenapa Adam cukup banyak tahu tentang masa lalunya tersebut, mulai terungkap? Lalu, kenapa tiba-tiba dadanya bergemuruh? “Dulu kamu kuliah di Surabaya, ‘kan? Universitas Waterlangga. Nah, kalian sekampus tuh!” Seketika mata Karin terbelalak kaget. “Sekampus? Gimana
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab. 28

Besoknya, Adam pamit pulang lebih dulu, meninggalkan Karin dan Tiara di rumah orang tuanya. Sementara, laki-laki itu melakukan aktivitas syuting seperti biasa. “Jadi, kapan calon artis besar yang bakal lo orbitkan di rumah produksi itu dateng? Hari ini dia syuting iklan, ‘kan?” tanya Danu saat Adam tengah mengecek kamera di ruangan yang masih terlihat sepi. Lelaki itu menoleh, lalu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. “Sebentar lagi. Dia udah WA bakal dateng, kok. Kalau nggak juga, nggak apa-apa, sih. Tinggal cari yang lain,” timpal Adam datar. “Lah, kok gitu? Bukannya waktu itu lo cerita, udah ngincer dia dari lama buat project sinetron stripping yang bakal tayang pertengahan bulan ini, ya?” “Ya, emang.” “Ya, terus? Lo kebentur apa, sih, ni hari?” Danu tampak mulai kesal. “Tampilan luarnya, sih, emang sempurna. Dia bisa jadi artis besar dengan bakat akting dan visual kayak gitu, tapi sayang ... dalemnya busuk.” Senyum miring tersungging di bibirnya saat mengin
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Bab. 29

Adam memang bukan lelaki sempurna, tapi entah kenapa selalu berharap bisa diandalkan oleh pasangannya. Sebrengsek-brengseknya ia hubungan sebelum pernikahan adalah hal yang paling ia hindari saat itu. “Uhuk!” Danu tersedak ludah sendiri. “Oh, God ... gue butuh napas bua—” “Selamat pagi.” Danu melebarkan mata, saat melihat seorang wanita tiba-tiba muncul di hadapannya. Adam menoleh, tertegun sejenak saat melihat seorang wanita berpakaian ketat di balik tubuh Danu, lalu dia menyunggingkan senyum tipis yang terlihat begitu samar. “Eh, udah dateng, Na.” “Dia ... jadi, cewek itu maksudnya Nana?”“Bisa tinggalin kita berdua, Dan,” ujar Adam datar. “Oke.” Sadar posisi, Danu pergi setelah menutup pintu. “Mas kira setelah apa yang terjadi, kamu nggak bakal dateng.” Adam kembali membuka percakapan dengan Nana.Perempuan itu tampak terdiam sejenak.“Dateng, dong. Urusan pekerjaan harus profesional, ‘kan?” Nana tersenyum lebar. “Iya, sih. Ngomong-ngomong, sidang perceraian kamu gimana?”
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more

Bab. 30

Adam mengerjapkan matanya. Detik berikutnya lelaki itu menghela napas panjang dan mencengkeram pergelangan tangan Nana. “Ya udah, ayo!”“Ke mana?” lirih dia berujar. “KUA?” Secercah harapan tampak kentara dari binar mata Nana. Apa kali ini Adam akan berpihak padanya? Sudi mendekapnya di saat semua orang justru mendorongnya menjauh? “Bukan, tapi rumah sakit jiwa!” ucap Adam datar. Seketika Nana menepis tangan lelaki itu, dia berjalan mundur hingga hampir menabrak dudukkan kamera dan lampu sorot di belakang. Adam tertegun saat melihat Nana berakhir dengan duduk di sudut ruangan, menenggelamkan wajahnya dan memeluk lutut. Detik berikutnya, suara isakan tangis terdengar. “Hey, Nana ... jangan nangis di sini. Kamu tahu ini tempat umum, hah?” Adam berjalan menghampirinya. Untuk sesaat tatapannya menyisir ke sekitar, kemudian berjongkok, menyejajarkan tubuh dengan Nana.Pelan dia berbisik. Beruntung ruangan studio masih tampak sepi, para crew baru datang setengah jam lagi. Dia meman
last updateLast Updated : 2022-10-16
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status