Karin memegangi kepala yang tiba-tiba terasa pening. Kilas-kilas bayangan tiba-tiba berputar di kepala bagai kaset rusak. Kalimat demi kalimat yang tertangkap oleh indra pendengar seperti besi berkarat yang tumbuh di daging, lalu dicabut paksa.“Karin ... maaf.” Tiba-tiba Haris menyela. Dia beralih dari kursi, lalu bersimpuh di hadapan Karin.Perempuan itu hanya bisa membekap mulut. Dia tatap Haris dengan nanar, berusaha menerima semua kenyataan yang ada.Seorang ayah adalah cinta pertama putrinya, lelaki pertama yang mengajarkan bagaimana menyayangi ... tapi pada Karin, lelaki berkaca mata ini justru tanamkan rasa membenci.Haris berusaha meraih tangan perempuan itu yang terkepal di kedua paha, tapi buru-buru ditepisnya.Sejak Risma membawanya ke rumah ini, nasib seolah sudah menempatkan dia pada posisi tertindas, tak dihargai, tameng, juga pelampiasan amarah. Tak diberi kesempatan untuk melawan, membela diri, bahkan hanya untuk sekadar menyampaikan pendapat akan perilaku menyimpa
Last Updated : 2022-10-09 Read more