Semua Bab Di Balik Topeng si Pria Miskin : Bab 371 - Bab 380

605 Bab

Bab 372

“Cinta Abadi sebanyak 102 suara ...."Suara Cody bergema di tempat pameran tersebut, semua orang yang yang beada di sana mendengarkan dengan penuh semangat.Lebih dari sepuluh menit telah berlalu, tempat pameran itu seketika menjadi sangat hening.Hasil dari pemungutan suara itu sudah keluar, tapi semua orang seperti sangat kesulitan untuk berbicara.Yasmine menoleh ke arah Tuan Kevin Shen, rasa tidak percaya sangat sulit disembunyikan dari kedua bola mata milik perempuan itu. “Tuan Shen ...,” lirih Yasmine dari samping.Kerutan wajah Tuan Kevin Shen pelan-pelan melentur, pria tua itu menarik napas dalam-dalam.Hampir semua orang yang hadir di sana tidak ada yang dapat menebak bahwa hasil akhirnya akan seperti ini.“Nggak mungkin! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Godric tertegun sejenak sebelum akhirnya menoleh ke arah Cody, “Curang! Apa kalian tahu tindakan kalian ini disebut apa? Kalian pasti sengaja untuk menjebak kami! Kalian ... kalian ….”“Nggak mungkin! Akulah pemenang Juara
Baca selengkapnya

Bab 373

“Apa?”“Bagaimana mungkin bukan Master Ludwig yang mengukirnya?”“ini ....““Omong kosong! Kamu nggak mengerti apa-apa, bagaimana kamu bisa bilang bukan aku yang mengukir ini?” Master Ludwig langsung naik hingga ke ubun-ubun, pria itu menunjuk Nicholas sambil mengumpat, “Bocah tengik dari mana ini? Punya hak apa kamu mencurigai aku di sini?”Nicholas mendengus dengan dingin. “Aku memang nggak tahu apa-apa, tapi seenggaknya aku tahu perbedaan teknik ukiran batu giok dari Utara dan Selatan! Pembuatan Daun Langit ini berfokus pada teknik Zen tapi sangat memberatkan konsep artistik! Meskipun karya ini terlihat elegan, teknik Zen bukanlah sesuatu yang dapat diukir oleh pengukir batu giok dari Utara!"Begitu Nicholas selesai berbicara, aula tempat pameran itu seketika menjadi riuh.Apa yang dikatakan oleh Nicholas tepat sekali!Tiba-tiba semua orang yang berada di sana seperti mendapatkan suatu pencerahan. Mereka awalnya hanya terpukau oleh hasil karya Daun Langit itu, tidak ada satupun yang
Baca selengkapnya

Bab 374

“Lepaskan! Lepaskan aku!” raung Master Ludwig.Nicholas berjalan maju selangkah demi selangkah ke arahnya, menarik pergelangan tangan Ludwig, lalu mengambil Daun Langit dari pelukannya. Pria itu meraba hasil karya tersebut sambil merasakan dengan hati-hati melalui telapak tangannya, dalam hati berkata bahwa ini memang benar sesuai dugaannya..Daun Langit ini ternyata memang potongan dari Giok Energi.Menurut Master Howard, Giok Energi dibuat oleh beberapa orang jaman dahulu melalui suatu teknik khusus. Apalagi Giok Energi terbentuk dalam kurun waktu yang sangat lama, paling sedikit memakan waktu puluhan tahun.Sekalipun Master Ludwig memang memiliki bakat, tetap tidak akan mampu mengukir Giok Energi, jadi Nicholas sejak awal sangat yakin bahwa benda ini bukanlah Master Ludwig yang mengukirnya. Paling pria itu mendapatkannya ketika sedang mengukir, lalu memolesnya sedikit dan membawanya ke pertandingan.“Lepaskan aku! Lepaskan aku! Kembalikan barang-barang aku!” raung Master Ludwig.Nic
Baca selengkapnya

Bab 375

“Nicholas ...!” Godric langsung membalikkan badan dan berteriak. Nicholas menendang perut Godric sambil berkata, “Aku bilang keluar dari sini dengan berlutut!”“Kamu ....” Godric mengertakkan gigi dan mengencangkan kepalan tinjunya , tubuhnya sedikit gemetar.“Sampah!” Nicholas menginjak wajah pria itu lalu berbalik dan berjalan keluar pintu.Di dalam gedung Ventura Capital Finance, seorang sekretaris perempuan berjalan masuk ke ruangan direksi, “Pak Sadewa, baru saja Pak Godric menelepon, katanya penanggung jawab dari Toko Perhiasaan Wangsa menghina Tuan ….”“Menghinaku?" Wajah Sadewa terlihat sangat dingin, “Apa yang dikatakannya?”“Kata-katanya sangat kurang pantas untuk dikatakan, selain menghina Pak Sadewa, juga mengatakan kalau Tuan adalah anjing!” ucap sekretaris perempuan itu.Sadewa menggertakkan gigi, tangannya mengepal erat hingga pulpen yang dipegangnya patah terbelah dua.“Pak Sadewa, nanti malam seharusnya penandatanganan kontrak dengan Pak Rolland, apa sebaiknya kita tu
Baca selengkapnya

Bab 376

“Bagaimana?” Nicholas keluar dari kamar pasien.“Kurang lebih sudah selesai!” jawab Peter. “Hampir semua penduduk di desa itu terlibat dalam produksi narkoba, jadi semua yang seharusnya ditangkap juga sudah ditangkap! Hadiman sekeluarga masuk rumah sakit, tapi masih harus menerima hukuman! Selain itu, Lukman dan Samuel adalah tersangka utama dalam pembuatan narkobanya. Semua bukti mengarah pada mereka. Gadis-gadis yang hilang itu juga ulang mereka. Jenis kriminalitas yang telah mereka lakukan akan segera diumumkan!”Nicholas mengangguk. Dia paham.“Tapi, meskipun begitu, kamu sudah membunuh Samuel, takutnya orang bisa menggunakan ini sebagai kelemahanmu,” ujar Peter sambil menatap Nicholas dengan cemas, lalu berkata, “Kamu nggak bisa meninggalkan Kota Mano untuk beberapa waktu, juga nggak boleh melakukan apa-apa lagi!”“Iya, aku mengerti! Bagaimana dengan orang-orang kita? Apakah semuanya sudah dirawat dengan baik?” tanya Nicholas.“Sudah semua! Beberapa yang terluka parah sudah disela
Baca selengkapnya

Bab 377

Sekilas ada rasa benci muncul di mata Fendiana. Tubuhnya tanpa sadar bersandar pada pegangan besi di dalam lift.Dia harus membalas rasa sakit yang Yasmine berikan padanya waktu itu. Dia sudah tidak punya muka lagi di Kota Mano sekarang, jadi lebih baik sekaligus saja tidak tahu malu. Dia sudah memikirkannya dengan baik waktu itu. Apa yang dikatakan Roland di kamar mandi waktu itu membuatnya merasa sangat terancam. Kalau waktu itu dia tidak melakukan seperti yang disuruh Roland, dia tidak bisa menjamin dia bisa keluar dari tempat itu.Sebenarnya, Fendiana juga setuju dengan Roland dalam hati. Bagaimanapun juga, pria yang kelihatannya sangat tampan dan menawan itu memiliki harta yang sangat banyak. Entah berapa kali lebih baik daripada Sani Lobu.Satu-satunya hal yang membuat Fendiana merasa terhina adalah Roland ini benar-benar hormat pada Nicholas.Hal ini membuat Fendiana tidak terima. Dia tidak bisa menerima dirinya harus tunduk pada Yasmine. Dia juga tidak bisa menerima pasangannya
Baca selengkapnya

Bab 378

Setelah meninggalkan kamar pasien N2, Nicholas mengantar Karen kembali ke kamar pasiennya. Dia duduk sendirian di depan tempat tidur Karen dan melihat Karen tertidur.Zzzz. Zzzz. Ponselnya bergetar dan sebuah pesan teks masuk.“Sadewa sudah menandatangani kontrak kedua dengan Roland, dan dananya akan ditransfer dalam tiga hari.”Nicholas mengangguk, menarik napas dalam-dalam, dan menghubungi nomor Peter.“Bersiaplah, konstruksi akan segera dimulai!” ujar Nicholas dengan sangat tenang, “Apa kamu yakin bisa mengakuisisi Ventura Capital Finance?”“Tentu! Tenaga kerjanya sudah siap, tinggal menunggu waktu untuk beraksi” kata Peter.“Bagus!” ujar Nicholas, lalu berkata dengan serius, “Peter, kamu masih punya satu kesempatan untuk memilih. Masih ada waktu kalau kamu mau mundur sekarang! Begitu aku dan Sadewa perang, maka nggak akan berhenti sampai ada yang kalah!”“Aku nggak menyesal!” jawab Peter.“Oke!” Nicholas menutup telepon, lalu meletakkan tangannya di belakang kepala.Perang dimulai
Baca selengkapnya

Bab 379

Raut muka Nicholas sangat serius, tapi dia tidak ingin marah di depan begitu banyak anak. “Ini memang kelalaian kami. Kami datang ke sini untuk menjemput seseorang, dan kami akan segera pergi begitu menjemputnya!”“Menjemput orang? Siapa yang kalian jemput? Yang mana yang anak kalian?” Shania melipat kedua tangan di dada dan menatap Nicholas dengan arogan, “Kurasa kamu mau menculik anak-anak, ‘kan? Berpura-pura membagi buah di sini. Kalau kalian masih nggak mau pergi, aku akan melapor polisi!”Setelah mendengar Shania berkata seperti itu, banyak anak di sekitar yang ketakutan dan bergegas menjauh. Bahkan Lily pun menjadi gugup dan terus melangkah mundur.“Maaf, kami bukan mau menculik anak.” Karen buru-buru menjelaskan, wajah mungilnya sedikit memerah karena malu.“Kalau bukan ingin menculik anak, apa yang kalian lakukan? Apa kalian nggak tahu barang-barang yang kalian bawa harus diperiksa terlebih dahulu oleh sekolah, baru boleh dibagikan ke anak-anak?” Shania menatap tajam ke arah Ka
Baca selengkapnya

Bab 380

Setelah membagi buah-buah itu, Shania melihat ke luar dan tiba-tiba menjadi marah.Sebenarnya, waktu Shania baru masuk ke kantor, Nicholas dan Karen pergi mencari tempat duduk dan duduk di sana. Lily yang terus menatap Karen dan Nicholas dengan mata lebar.Nicholas memiringkan kepalanya, tersenyum pada anak itu dan ingin mengulurkan tangan untuk menyapanya. Namun, dia teringat akan perkataan Shania barusan dan tidak melakukan apa-apa.“Kalian ….”Nicholas dan Karen tidak bergerak, tetapi Lily melangkah maju untuk mendekati mereka dan berkata dengan air mata berlinang, “Apa kalian benar-benar teman kakakku?”Nicholas kaget. Dia memaksakan senyum dan berkata, “Iya, kami temannya Hendri. Kami datang untuk menjemputmu pulang ke rumah hari ini!”“Menjemput aku?” Lily mengerjapkan matanya yang besar dan berkata, “Bagaimana dengan kakakku? Apa kakakku ada di rumah?”“Kakakmu ....” Nicholas tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.Air mata Karen langsung mengalir turun. Dia memegang pergelangan
Baca selengkapnya

Bab 381

Nicholas sangat marah melihat hal itu.“Apa yang kamu lakukan?” Nicholas sudah berdiri.“Menurutmu, apa yang kulakukan? Aku sedang mengajari anak ini. Apa kamu nggak melihatnya?” bentak Shania dengan tajam.“Kamu mengajari anak-anak dengan cara seperti itu? Memukul kepala mereka?” kata Nicholas marah.“Bagaimana aku mengajari anak-anak ini adalah urusanku. Kamu yang mau apa di sini? Aku curiga kamu mau menculik anak. Aku punya hak untuk mengusirmu keluar sekarang!” ujar Shania sambil menunjuk pintu sekolah TK tersebut.Ekspresi di wajah Nicholas sangat dingin. Dia menggendong Lily. Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, dia melihat Lily terlihat kesakitan.“Apa yang mau kamu lakukan? Turunkan anak itu!” teriak Shania.Nicholas mengabaikan Shania, tetap membuka pakaian Lily dan melihat banyak kulit yang memar keungu-unguan, serta beberapa bekas cambukan. Dia merasa sangat sedih melihatnya.“Aku menyuruhmu untuk menurunkan anak itu. Apa kamu mendengarnya?” Shania melangkah maju dan menari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3637383940
...
61
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status