“Hehe … Nggak lah, Tam! Kamu tahu ‘kan, Pak Firman orangnya kayak gimana? Dosen killer seperti beliau, mana mau kasih nilai karena alasan labil seperti itu.”“Iya juga, sih! … Setelah ini kamu mau ke mana? Kita jalan yuk! Aku pengen jalan-jalan sebelum besok menghadapi soal ujian lagi.”Aku tertawa kecil mendengar keinginan Utami yang aneh ini. Mana bisa jalan-jalan saat besok mau ujian. Yang harusnya kita lakukan itu belajar, bukan pergi jalan. Aku ingin dapat nilai yang bagus di ujian semester ini, mana sempat berpikiran untuk jalan-jalan.“Ada ada saja kamu ini, Tam! Kalau punya keinginan itu, jangan yang aneh-aneh,” ujarku menertawai Utami.“Apanya yang aneh, Mentari Delisia! Kita juga butuh refresing, supaya otak tidak buntu. Lama-lama bisa gila loo, kalau otak sudah penuh.” Utami sesekali membesarkan matanya saat berkata.Aku gemas sekali melihat sahabatku ini. Kami berdua masih berjalan di lorong jujuran. Aku menoleh melihatnya. Utami menunduk, mungkin karena aku tidak lagi men
Last Updated : 2022-12-02 Read more