“Amanda lucu banget ya, Mas, lihat deh dia senyum,” ujar Naima.“Iya. Makanya buruan nikah gih, biar bisa gendong bayi sendiri," sahut lelaki itu.“Hahaha, sendirinya aja belum nikah lagi.”“Aku kan dah pernah nikah, kamu aja duluan. Biar gak jadi perawan tua. Haha.”“Yee, usil banget kamu, Mas. Aku tuh emang pemilih, cari calon yang bener-bener baik biar gak salah pilih. Kan sakit kalau dikhianati seperti Wulan itu. Naudzubillah suaminya jahat banget.”“Gak semua laki-laki seperti itu, Nai. Masih ada pria yang baik.”“Iya, aku tahu.”“Lah terus yang kemarin dijodohkan sama kamu gimana?”“Ogah, Mas. Dah ilfil duluan, masa pas perkenalan aja dia bawa ceweknya ke rumah.”“Untung ketahuan sebelum resmi ya, Nai.”“Iya, Mas. Makanya aku minta ayah dan ibu biar gak mendesakku menikah terus menerus. Tapi entahlah, aku juga gak tahu. Ayah dan Ibu tampaknya tak setuju dengan pendapatku."Sepintas aku mendengar obrolan dua saudara sepupu itu. Aku pun datang menghampiri mereka. “Kayaknya lagi se
Baca selengkapnya