Part 22Duh Wulan, kamu pergi kemana? Kenapa justru membuatku khawatir begini?Dadaku bergemuruh kencang, antara cemas, takut juga marah. Bisa-bisanya Wulan pergi tanpa izin dariku. Kembali kucoba telepon nomornya, tetap sama, tidak aktif juga tak ada balasan pesan apapun darinya.Terpaksa aku beranjak, menuju rumah Nino. Ya, istriku dan istri Niko memang berteman karena anak-anak kami sekolah bersama, juga karena kami bertetangga."Assalamu'alaikum, Mbak Rasti." Aku mengucapkan salam meski ragu Wulan ada di sini karena rumah tampak sepi."Waalaikum salam. Oh Mas Damar, ada apa ya, Mas?" tanya wanita bertubuh sedikit gendut itu. Entah lah memandang Mbak Rasti kayaknya jadi ilfil karena banyak lemak, apalagi di bagian perut. Entah kenapa Niko bisa nyaman mempunyai istri seperti dia."Mbak Rasti tahu gak Wulan pergi kemana?" tanyaku."Gak tahu, Mas. Memangnya Mbak Wulan gak ada di rumah?" Wanita itu justru balik bertanya."Gak ada, Mbak, makanya saya tanya, kali aja mereka main kesini.
Read more