Mata Zeira yang tadinya terpejam tiba-tiba terbuka sempurna saat mendengar Anjas berbisik di telinganya, "aku menikahi kamu bukan untuk memuaskan nafsumu, tetapi aku menikahi kamu karena permintaan putraku Azka"Zeira mematung, kata-kata itu sangatlah menyakitkan seperti kris menancap di dada hingga menembus jantung, yang membuat Zeira lemah dan tak berdaya. Bahkan Anjas sudah 10 menit pergi ke luar dari kamar, tetapi wanita cantik itu masih tetap berbaring di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun.Suara gemuruh dari luar menyadarkan Zeira dari lamunannya, ia bangkit dari tempat tidur melangkah menuju lemari dan meraih piyama untuk ia pakai malam ini."Ya Tuhan, aku ikhlas menerima semua cobaan yang engkau berikan padaku. Tetapi aku mohon kepadamu, berilah aku kekuatan untuk menjalaninya" ucap Zeira dengan nada lembut dan nyaris tidak terdengar.Ia mengusap air mata dari kedua pipi, lalu bergegas meninggalkan kamarnya dan masuk ke kamar Anjas. Sebenarnya Zeira kembali ke kamarnya hanya
Baca selengkapnya