"Putramu?" Sahut Anjas dengan tersenyum sinis. "Dia bukan putramu Zeira, tetapi putraku." Lanjutnya. "Dia adalah putraku, aku mohon jangan bawa Azka." Bantah Zeira sambil memohon agar Anjas tidak membawa Azka. "Azka mau kan, ikut papah ke Jakarta? nanti papah belikan mainan yang banyak buat Azka, terus papah buat kamar Azka gambar Spiderman." Bujuk Anjas. "Bukan Spiderman papah, tapi tayo." Protes Azka dengan gaya bicara khas anak-anak. "Oh iya, Toya." Timpal Anjas sambil tersenyum bahagia. "Kita pergi ya?" Tanya Anjas dengan nada membujuk kepada Azka. Tentu anak yang tidak tahu apa-apa itu mengangguk, karena bahagia akan dibelikan mainan kesukaannya. Dia berpikir kalau Jakarta itu adalah pasar di mana tempat membeli mainan, setelah itu mereka kembali ke rumah. Zeira berlari mengikuti Anjas yang sedang melangkah menuju pintu sambil menggendong Azka. "Tolong jangan bawa anakku, aku tidak sanggup berpisah darinya." Tangis Zeira sambil berlutut memohon di hadapan Anjas. "Anakmu?
Read more