Nizam menyambut di ambang pintu begitu aku tiba dari persidangan, tangan kecil itu meraih tanganku dan menuntunku menuju kamar. "Kenapa, ni, Ma?" tanyaku pada Mama yang mengikuti di belakang kami."Suruh ngobatin mamanya mungkin.""Masih demam Anyelirnya?" tanyaku cemas."Kalau efek obatnya habis masih demam lagi. Kamu ikut aja, Mama siapin makanan untuk papamu dulu."Sampai di lantai dua, Nizam mendorong pintu yang tidak tertutup rapat itu. "Daddy ... Mama," ucapnya menunjuk tas kerja yang ada di atas nakas. Aku meraihnya kemudian membawa tas menuju tempat tidur di mana Anyelir terlihat berbaring di sana."Mama, kan bobok, nanti aja, ya periksanya?" bisikku setelah kulihat Anyelir terlihat masih tidur. Nizam menggeleng tanda tidak setuju."Kasihan mamanya kalau dibangunin, Nak," bujukku lagi masih dengan suara sangat pelan.Mama membuka pintu, pelan. Aku dan dan Nizam menoleh ke arah pintu. "Nizam makan sama Opa. Opa bawa es krim coklat."Mata bening itu melebar setelah mendengar k
Last Updated : 2022-12-19 Read more