Home / Pernikahan / Nikah Kontrak Berbuah Cinta / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Nikah Kontrak Berbuah Cinta: Chapter 11 - Chapter 20

96 Chapters

Sebelas

Sampai di rumah, Emili hendak membuka pintu mobil tapi buru-buru dicegah oleh Danil, sementara itu Danil keluar lebih dulu dan membukakan pintu mobil itu untuknya, Danil lali meraih tangannya dengan manis dan menggandengnya saat keluar dari dalam mobil, Emili patuh karena ia langsung paham kalau akting sedang dimula, tapi hal ini sungguh membuatnya merasa agak canggung. Mereka sudah pernah bergandengan untuk pertama kalinya di aula pernikahan dan ternyata adegan itu terulang lagi sekarang, kali ini Danil dapat menilai kalau Emili tidaklah buruk sebagai istrinya, dari segi penampilan, Emili cukup oke, badannya yang tinggi masih terlihat serasi dengan tubuh Danil yang juga tinggi dan tegap, wajahnya pun lumayan meski tanpa polesan make up tebal.Ketika mereka memasuki rumah, Danil masih menggandeng tangan Emili, mereka dalam posisi itu sambil mendekati Nenek Marita, Danil baru melepas Emili saat tangan akan meraih tangan Nenek Marita, menyalami tangan tua itu dan menciumnya dengan hormat
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

DuaBelas

Mereka tiba di pantai yang di tentukan oleh Nenek Marita, Mia yang merupakan asisten Nenek Marita telah menyelesaikan pembayaran dan sebagainya secara online sebelum mereka berangkat, jadi mereka langsung masuk ke area terbaik di pantai itu dan tentu saja ada VIP room lengkap dengan restoran mewah dan fasilitas lainnya. Emili sempat terkagum-kagum dengan semua kemewahan di pantai itu, wajahnya sumringah begitu melihat pantai dengan gazebo-gazebo aesthetic yang berjejer di atas hamparan pasir berwarna putih."Yey...! Pantai Wellcome." Seru Emili tidak dapat mengendalikan rasa senangnya begitu memijakkan kakinya di atas pasir pantai. Ia tak lupa mengagumi keindahan hamparan laut yang membentang luas dengan segala keindahannya, ia melepas sepatunya sambil berlari-larian menendang-nendang butiran pasir yang terasa hangat di kulitnya, ia lalu mendekati riak ombak yang datang silih berganti, ia bahkan tidak peduli sengatan matahari yang membakar kulitnya."Emili...! Pakai sunblock, kulitmu
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Tiga belas

Emili dan Danil kembali bergabung dengan Nenek Marita, setelah mereka merasa lelah menikmati keindahan suasana pantai dan hangatnya air laut. Sebenarnya Danil tidak benar-benar menikmati pantau, ia hanya mengikuti Emili, itupun dengan berat hati, meski begitu ia tetap mengimbangi suasana hati Emili yang sepertinya sangat merindukan moment berada di pantai. Ia harus menyempurnakan aktingnya sebagai seorang suami yang baik, agar tampak lebih sempurna di mata neneknya."Ah, seru sekali hari ini!" Ucap Emili dengan air muka yang sangat ceria. Wajahnya yang putih tampak kemerahan akibat diterpa sinar matahari yang memancar begitu kuat."Bagusalah kalau kamu menikmatinya, jangan lupa berterima kasih pada Nenek" ucap Danil hanya mengingatkan. Ia terdengar sangat bijaksana."Oh iya, terima kasih yang tidak terhingga, Nek" seru Emili dengan ekspresi yang dibuat setulus mungkin."Iya sayang, kamu puas 'kan?" Kata Nenek Marita seraya tersenyum, disambut anggukan antusias oleh Emili."Iya Nek, san
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

Empat Belas

Keesokan paginya, di pagi yang bahkan masih gelap Emili terbangun, mungkin efek karena tidur terlalu sore, ia mencari sosok Danil tapi tidak mendapatinya di manapun, ia pun buru-buru bangun dan segera memeriksa pakaiannya di loteng tapi ia tidak menemukan apa-apa di tempat itu. Ia masuk lagi dan menemukan pakaiannya ada di nakas terlihat sudah rapih dan wangi. Ternyata Danil sempat menghubungi pelayan hotel semalam dan memintanya mengurus pakaian Emili, Emili pastikan akan memakainya dengan senang hati."Nenek mau melihat Sunrise," ucap Danil saat masuk ke kamar itu dan melihat Emili, Emili agak kaget dan berhenti sejenak dari aktifitasnya demi merutuki Danil dalam hati karena tiba-tiba masuk, untungnya ia sudah tidak memakai baju haram itu lagi."Iya, aku selesai sebentar lagi," jawabnya dengan ketus sambil mengoles liptint ke bibirnya, Danil memperhatikan itu. Untuk seorang wanita, Emili tipe wanita yang tidak terlalu peduli dengan penampilan wajahnya, meskipun begitu ia tidak sembro
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

Lima Belas

Danil memutar tubuh Emili yang masih tidak berani memandangnya dan ia pun melihat dengan jelas betapa cantiknya istrinya itu ketika dilihat dari jarak sedekat ini, namun ia tidak terpengaruh karena di hatinya Alea masih lebih cantik dari siapapun."Ayolah, kamu tatap aku biar semua ini segera selesai" kali ini Danil yang meminta dengan sedikit tekanan. Emili pun menatapnya dengan malu-malu dan wajah di hadapannya itu berhasil menghipnotisnya, bagaimana bisa ada wajah yang terlihat sangat tampan dan mempesona, ia pasti tahan berlama-lama untuk menatap wajah Danil dan berani berharap neneknya bisa membuat mereka lebih lama di posisi ini. Jiwanya sebagai anak kuliah muncul lagi, ia selalu mengagumi pria tampan di manapun dan kapanpun meskipun pria yang di hadapannya kini adalah suaminya sendiri."Oke! excellent!!!" Seru Nenek Marita tampak puas sambil mengagumi hasil jepretannya sendiri."Kau kenapa? nenek sudah selesai," tegur Danil karena ternyata Emili masih setia menatapnya."Oh, suda
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Enam Belas

Laki-laki itu meyapa Emili. "Hei, kanapa istri sultan berjalan kaki?" itu suara Evan, ia menepikan motornya di sebelah Emili yang sedang kaget karenanya. "Oh, itu, supir saya buru-buru jadi saya minta turun di sini saja." Kata Emili berbohong, membuat kening Evan berkerut. "_Oh, jadi hari ini di antar sopir" untungnya Evan tidak terlalu peduli dan tetap menghargai alasannya. sebelumnya Ia sempat memperhatikan Emili turun dari mobil mewah. "Ya sudah ayo bareng, lumayan menghemat tenaga masih ada sekitar tujuh meter loh ini." Sudah pasti Emili menolak tawaran itu, barus saja ia mencegah mala petaka dari Danil, masa ia mau menerima petaka dari Evan juga, secara Evan adalah cowok paling terkenal di kampusnya, mereka bisa saling kenal karena ikut organisasi yang sama di seni bela diri, dulu bersama Dion juga, Evan satu tingkat denga Dion di perkuliahan, dua-duanya adalah senior Emili, tapi Evan pernah cuti satu tahun sehingga ia malah satu tingkat dengan Emili saat ini. Karena peraw
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Tujuh Belas

Sepertinya Danil sudah diam, kali ini Emili yang ingin mengomelinya."Apa-apaan sih Kamu?" Emili bahkan sudah tidak sopan sekarang, ia sudah lupa tentang Danil adalah bosnya, sejak kemarin ia bingung memanggilnya apa antaara anda atau kamu, lagipula Danil juga tidak mempermasalahkannya"Kenapa?" Singkat. Padahal dalam hati ia juga tidak tau kenapa dia mau melakukan hal konyol seperti itu."Tau sendiri kan tadi pagi aku rela jalan kaki agar tidak terjadi seperti barusan lagi?" Emili masih mengomel."Ga senang? Nikmati sajalah di antar jemput sultan, cuma sampai Nenek kembali ke Aust ko. Cuma akting." Danil beralasan, tapi ko rasanya bukan itu ya, masa bagitu Nenek pergi menjadi orang asing lagi padahal baru merasakan sedikit keakraban."Akting kan cuma depan Nenek aja. Ga perlu sampai kampus segala, aku...." Masih mengomel, tapi dering ponsel Danil membuatnya diam, Danil tanpa pikir panjang langsung menyambut panggilan itu karena itu dari kekasihnya Alea."Hai Sayang." Suara dari speak
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Delapan Belas

Emili yang paling bersemangat, ia prepare sambil berdendang menyanyikan lagu dari film animasi Upin dan ipin."Balek kampung hooo....Balek kampung hoo.." di ulang berkali-kali."Ga ada lirik lain apa?" Tegur Danil tapi tidak di gubris oleh Emili, ia tetap asyik berdendang ria.Danil pun menghampirinya "Kau punya kuping?" bisik Danil tepat di belakang telinganya membuat bulu kuduk Emili merinding dan terjengkang hingga menubruk hidung Danil cukup keras, Danil meringis kesakitan di buatnya dan tidak ketinggalan darah segar keluar dari hidungnya."Aduh, aku minta maaf. Kamu bikin aku kaget sih." Sesal Emili sambil berusaha menyentuh hidung Danil dan mengelap darah yang keluar tapi Danil mengelak. Ia mundur dan tidak sengaja menjatuhkan sebuah bingkai kecil yang posisinya terbalik di atas nakas, sebelumnya bingkai itu tidak ada, mungkin Danil membawanya dari ruang pribadinya. tampak kilat kemarahan di wajah Danil yang dingin."sori... sori aku ga lihat" Emili berjongkok hendak membersihk
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Sembilan Belas

"Akhirnya kalian menginap juga, sudah lama sekali ibu menantikan ini, bahkan ibu setiap hari membersihkan kamar ini barangkali kalian tiba-tiba datang" kata Bu Tiara sambil memperhatikan setiap sudut yang memang terlihat mengkilap, walaupun sederhana tapi kamar itu nyaman, ibu Tiara tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya."Iya Bu, Emili juga menantikan ini tapi suami Emili selalu sibuk" Emili beralasan sambil merangkul ibunya penuh suka cita."Ya sudah ibu keluar dulu, takut menantu ibu mau istirahat" ucap ibu seraya bergerak menuju pintu, di saat yang sama Danil memasuki kamar."Maaf ya Nak Danil kami hanya bisa menyiapkan seperti ini""tidak masalah Bu, jangan merasa bersalah""kalau begitu ibu keluar dulu, silahkan beristirahat." "iya Bu," Danil mengangguk sopan.Setelah ibu keluar, Emili bingung harus bagaimana sekarang di tambah berdua di kamar yang sempit membuatnya gugup secara bersamaan ia juga merasa bersalah pada Danil karena menyeretnya ikut menginap, ia melirik Danil ya
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

Duapuluh

Emili sadar tentang tempat tidur."Aku tidur dimana?" Keluh Emili."Tidur di sini saja." Kata Danil menepuk bagian kasur yang masih tersisa."Ga, kamu tidur di bawah saja." "Masa tamu suruh tidur di bawah? Kamu saja" Protes Danil."Ga mau, kamu saja." Emili menghampiri Danil dan menariknya agar bangun. Entah mendapat keberanian dari mana ia bisa senekad itu dan kata "Kamu" masih saja menjadi panggilan untuk Danil entah kemana kesopanannya sebagai mantan bawahan."Apa sih?" Danil menepis tangan Emili hingga terpental."Maaf, tapi ini kamarku dan laki-laki harus mengalah sama perempuan." Emili melemah, hatinya agak sedih setelah tangannya di dorong oleh Danil. Danil menyadari itu dan merasa agak bersalah."Ga ada yang harus mengalah ko, begini juga bisa." Danil menarik Emili bermaksud membuatnya tidur di sampingnya, menurutnya tidur di sampingnya tidak terlalu bahaya, tapi Danil salah target dan membuat Emili berada di atasnya.Emili diam seribu bahasa takut bergerak, kalau bergerak p
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status