Home / Pernikahan / Nikah Kontrak Berbuah Cinta / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Nikah Kontrak Berbuah Cinta: Chapter 41 - Chapter 50

96 Chapters

empat puluh satu

Derap langkah kaki mengganggu tidur Emili di pagi hari, terdengar dari iramanya, pemiliknya pasti seorang wanita yang anggun, suara itu semakin mendekat ke arah pintu kamar, lalu berhenti kemudian suara itu berganti dengan suara ketukan di pintu. Sebelum Emili bertindak sendiri, ia mengecek Danil terlebih dahulu yang ternyata orangnya masih terlelap, ia pun berinisiatif sendiri untuk membuka pintu kamarnya, karena sadar tubuhnya masih polos, ia pun mengambil secara asal, sebuah baju yang tergeletak di lantai sekitar tempat tidur, karena malas bergerak, ia hanya mengambil pakaian yang paling terdekat dengannya, dan itu merupakan kemeja milik Danil, setelah merasa tubuh yang tadinya polos sudah jauh lebih aman, ia baru bergegas membuka pintu."Kejutannnn...!" Seru Alea membuat Emili kaget, mata Emili melebar tak berkedip. Alea juga tidak kalah kaget, ia melotot sambil memindai penampilan Emili."Berisik sekali sih!" Seru Danil terdengar mengantuk, tapi tidak ada yang menggubrisnya. ia me
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

empat puluh dua

Beberapa jam kemudian..."Lo kenapa? lagi berantem ya?" Cecar Maya mengekor sahabatnya memasuki rumah Evan, ternyata Emili sudah memberitahu Evan sedikit tentang masalahnya dan untuk sementara minggat ke rumah Evan, karena hanya Evan yang paling tahu keadaannya,setelah Evan tau Emili mau minggat ia menawarkan pada Emili untuk ke rumahnya saja kebetulan keluarganya sedang bepergian. Benar saja sepulang kuliah Emili menyeret Maya dan Hana ikut ke rumah Evan. Ia masih punya harga diri untuk tidak pergi sendirian."Iya, gue berantem" Jawab Emili seadanya."Tapi di lihat dari sisi manapun ini salah tau, lo bisa ke rumah gue atau rumah Maya bukannya rumah Evan, bisa makin rumit kalau suami lo tahu kamu pergi ke rumah cowok lain"Hana memberi nasehat sebijak mungkin."Lo tau kan dari dulu cuma Evan yang selalu menampung gue dan Dion setiap kami ada masalah. Sampai sekarang gue masih terbiasa dengan itu, lagian kan ada kalian juga seperti dulu ga ada bedanya hanya saja sekarang udah ga ada Dio
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

empat puluh tiga

Emili dan kedua temannya juga Evan berangkat ke kampus bersama, Emili belum juga menyerah dengan acara minggatnya, ia justru menikmatinya.walaupun mereka adalah mahasiswa tingkat akhir, mereka masih harus bolak balik ke kampus demi merampungkan tetek bengek perkuliahan yang tersisa, adapun Evan walaupun ia mahasiswa senior ia pernah ketinggalan satu semester karena cuti saat adegan naas yang menimpa Dion. Di sinilah mereka menjejakkan kaki tepatnya di kampus yang sebentar lagi menjadi kenangan. Emili dan Evan keluar dari mobil sambil cekikikan karena ulah Hana, namun berhenti saat keduanya di kagetkan oleh sosok tinggi, tampan dan berkharisma."Kamu ngapain disini?" Emili langsung ngegas begitu menyadari kehadiran Danil."Kenapa kamu datang bersamanya?" Danil balik bertanya."Ada kami juga ko Pak..." Seru Hana dan Maya bersamaan sambil buru-buru turun dari mobil, mereka seolah mengerti keadaan, di pikirnya akan mengurangi kesalah pahaman Danil kalau mereka muncul."Jadi kamu di rum
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

empat puluh empat

Hari berikutnya Emili belum juga berniat kembali ke rumah Danil, tapi ada hal yang harus di ambilnya, iapun memberanikan diri ke rumah itu dengan mengendap-ngendap. Ia memasuki rumah Danil dengan hati-hati, ia sangat berharap orang itu sedang pergi."Pak Danil ada ga?" Tanya Emili pada tukang kebun yang bekerja di rumah itu."Sepertinya ga ada Bu, tadi saya lihat sednag keluar sama Nona Alea." Jawab tukang kebun. Tukang kebun itu bingung, bukankah istri dari pak Danil harusnya marah kenapa malah terlihat lega? Tapi ia tidak berani mengutarakan pikirannya."Oh syukurlah" gumam Emili, akhirnya ia bisa melenggang tanpa bebanemasuki kamar Danil, hal yang ingin di ambilnya adalah pakaian dan perlengkapan pribadi, mengingat kemarin tidak membawa apa-apa dan Danil sepertinya hanya berbohong tentang berbaik hati membawakannya pakaian ganti untuknya.Ia memasukkan semua keperluannya ke dalam koper yang berukuran sedang, saat mau melangkah keluar suara-suara terdengar mendekat entah itu langkah
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

empat puluh lima

Beberapa hari kemudian..."Pulang..." Danil mengirim pesan untuk Emili, Sebenarnya kalau bukan karena suatu alasan ia tidak akan menyuruh perempuan itu pulang, bukan karena ia tidak mau tapi masih ada rasa gengsi yang mendominasi, jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa kesepian setiap kali ia pulang kerumah tapi tidak ada Emili, syukurnya orangtuanya berkunjung ke rumahnya jadi ia bisa meminta Emili pulang dengan alasan itu."Ngechat pagi-pagi cuma mau kasih tau ini? kirain sudah ga peduli" gumam Emili kesal setelah membaca pesan dari Danil."Sory, aku sudah nyaman disini" Emili membalas."Aku tidak peduli, kamu harus pulang ada mamah dan papah di sini""bukannya ada Alea?""Alea sudah pergi dari dua hari yang lalu""Oh" Di seberang sana, Danil memandangi layar ponsel dengan gemas."hanya Oh? apa di otaknya kekurangan huruf abjad sampai balas chat orang selalu pake dua huruf saja" gerutu Danil. Ia ingat Emili pernah membalas pesannya dengan IY saja."mau pulang atau tidak?""nanti saj
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

empatpuluh enam

"Eh menantuku sudah datang..." Seru Bu Rita terlihat bahagia, begitu melihat Danil dan Emili."Mah apa kabar?" Balas Emili sambil menyalami Mamah mertuanya tak lupa memberi pelukan hangat, ada perasaan bersalah yang menyusup ke dalam hatinya karena membohongi wanita paruh baya itu. "Mamah baik, kamu gimana sayang?" "Emili juga baik Mah" seraya melepas Mamah mertuanya."Ada kabar baik apa nih?" Celetuk Pak Denis yang baru saja bergabung. Yang di tanya cuma membalas dengan senyum."Pah, apa kabar?" Sapa Emili sambil menghampiri papah mertua palsunya dan menyalaminya."Papah baik Nak, gimana? Papah bakalan punya cucu apa belum ni?" Canda pak Denis, walaupun bercanda beliau terlihat benar-benar berharap.Mendengar itu Emili melirik Danil."Belum Pah, doakan saja" jawab Danil, seraya menghampiri Emili."Sayang kamu mandi dulu sana" kata Danil, sebagai alasan untuk menghindari pembahasan masalah anak."Oh iya, Emili ke atas dulu Pah, Mah badan Emili bau, belum mandi" Emili mengikuti perma
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

Empat puluh Tujuh

Tidak berapa lama Emili keluar dari kamar mandi dan mendapati Danil di tepi kasur seperti menunggunya, ia tidak peduli dan berlalu ke lemari dan mengambil pakaiannya. Setelah selesai membalut tubuhnya ia hendak merapikan kancing baju saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya."Emili...." Ucap Danil terdengar serius."Kenapa lagi? Aku sudah memberikan hakmu" Kata Emili sambil memandangi pantulan diri mereka di dalam cermin."Kalau aku mengatakan aku menyukaimu apa kamu percaya?" Danil terdengar meyakinkan. Emili mendelik membuang mukanya."Mana mungkin" Emili tertawa getir."Iya kan, aku juga berpikir begitu.." Danil melepas Emili, sebenarnya ia cuma menguji perasaannya apa ia benar-benar menyukai Emili atau tidak? nyatanya ia tidak merasakan getaran saat memeluk Emili. Ia lupa tentang emosinya saat Emili dekat dengan Evan."Maksudnya apa sih?" Emili mengerut tidak mengerti tapi ia juga tidak menggubrisnya."Cepatlah, Mamah Papah sudah menunggu, kita harus mulai akting lagi kan?" Emi
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

Empatpuluh Delapan

Beberapa hari telah berlalu...Emili melalui harinya tanpa Danil, walaupun rindu sedikit menyusup ia tidak mau peduli dan menarik diri untuk fokus mempersiapkan wisuda Sarjananya. tapi kadang-kadang ia mengirim pesan pada Danil saat benar-benar merasa bosan, walaupun hanya menanyakan kabar atau sedang melakukan apa?, tapi tidak sekalipun di balas oleh laki-laki itu. Ia kesal tapi tidak terlalu berharap lalu menghibur dirinya dengan "mungkin dia sibuk"Saat ini Emili sedang latihan untuk acara wisudanya yang tinggal 3 hari lagi.Saat ini ia sedang berada di aula tempat mereka akan wisuda nanti, seluruh calon sarjana juga hadir, semua tampak antusias mendengar arahan dari calon pemandu acara wisuda nanti, wajah-wajah penuh harap akan datangnya hari bahagia itu terpancar dari semuanya tidak terkecuali Emili. Tentu saja ia bahagia, tidak sedikit pengorbanan yang di lalui demi menyambut datangnya hari bahagia ini salah satunya menikahi laki-laki kaya seperti Danil meskipun tanpa cinta dem
last updateLast Updated : 2022-11-08
Read more

Empat puluh Sembilan

Sembari menunggu Danil, Emili ikut bergabung dan mendokumentasikan moment dengan teman-temannya."Ah sedihnya, ini hari terakhir kita menginjakkan kaki di kampus" seloroh Hana terkesan lebai."Kalau Lo ngerasa kangen ya datang ajalah Han" Timpal Maya."Ngapain kayak ga ada kerjaan aja gue" mereka pun cekikikan."Emili..." Emili segera berbalik mendengar suara itu, Danil sudah berdiri tidak jauh di belakangnya dengan 1 buket bunga berbagai warna yang terlihat mewah di tangannya. Emili mematung sambil memandangnya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak senyum, senyuman yang paling tulus dari dalam hatinya dan yang paling indah terukir di bibirnya, bahkan Danil tidak pernah melihat itu sebelumnya."Cantik sekali." Gumam Danil menghampirinya."iya benar, dia cantik" timpal Alex ikut terpesona tapi ia diam di tempat dan membiarkan Danil menemui permaisurinya itu."Selamat ya sayang" Ucap Danil, sambil menyerahkan buket bunga untuk Emili. Namun Emili tidak menerima buket itu dan langsung
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more

Lima puluh

Dikamar.Emili bolak balik di depan pintu kamar sambil memikirkan cara menghadapi Danil, ia berdoa dalam hati semoga Danil menghindari kamarnya. Benar saja ia menunggu sejam lalu dua jam dan seterusnya hingga malam datang Danil tidak juga muncul. Memang itu yang ia harapkan tapi hatinya berkata lain. Ia merasa bersalah."Apakah dia marah?" Gumam Emili. Akhirnya ia memberanikan diri menemui Danil di kamarnya yang lain, entah untuk minta maaf atau untuk menyerahkan dirinya.Di sinilah dia berdiri di depan pintu hendak mengetuknya dengan ragu."Ada apa?" Danil membuka pintu sebelum ia melakukan rencananya, di sambut cengiran ringan oleh Emili."Aku mau minta maaf" hanya kata itu yang lolos dari bibirnya, ia berada di mode canggung level high saat ini."Untuk?" Ucap Danil dingin. "Yang masalah tadi di mobil, yang aku pergi begitu saja, aku minta maaf" ucapnya ragu."Oh lalu..?" Masih mode dingin. Di tanya seperti itu Emili jadi bungkam dan malu, ia tidak mungkin menawarkan dirinya kan unt
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status